Tiga Kabupaten di Bali Penyumbang Tertinggi Kasus DBD Nasional

Kamis, 03 Desember 2020 - 11:31 WIB
Tiga kabupaten di Bali masuk lima besar penyumbang tertinggi kasus DBD secara nasional. Foto/kemenkes
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) telah tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 Provinsi. Sampai pekan ke-49 kasus DBD ditemukan sebanyak 95.893 secara nasional dengan jumlah sebanyak 661 orang di 219 kabupaten/kota.

Per tanggal 30 November 2020 ada 51 penambahan kasus DBD dan 1 penambahan kematian akibat DBD. Dengan presentasi sebanyak 73,35% atau 377 kabupaten/kota sudah mencapai Incident Rate (IR) kurang dari 49 per 100.000 penduduk.

Saat ini terdapat lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi, tiga di antaranya berada di Bali, yakni Buleleng 3.313 orang, Badung 2.547 orang, serta Gianyar 1.717. Dua daerah lain yaitu Kota Bandung (Jawa Barat) 2.363 kasus dan Sikka (NTT) dengan 1.786 kasus.

(Baca: Dikabarkan Positif Covid-19, Surya Paloh Ternyata Kena DBD)

Adapun proporsi kasus kematian DBD per golongan umur antara lain kurang dari 1 tahun sebanyak 10,32 %. Pada umur 1 sampai 4 tahun 28,57%. Pada umur 5 sampai 14 tahun 34,13%. Pada umur 15 sampai 44 tahun sebesar 15,87%. Dan pada umur lebih 44 tahun 11,11%.



Sementara itu, Kemenkes mencatat proporsi kasus DBD per golongan umur antara lain kurang dari 1 tahun sebanyak 3,13%. Pada umur 1 sampai 4 tahun sebanyak 14,88%. Pada umur 5 sampai 14 tahun 33,97%. Pada umur 15 sampai 44 tahun 37,45%. Dan pada umur lebih dari 44 tahun sebanyak 11,57 %.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan Didi Budijanto mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. M pertama adalah Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.

(Baca: Kemenkes Siapkan Program Lawan HIV AIDS)

Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. “Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan,” ungkap Didi dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Kamis (3/12/2020).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More