Ada Pilkada Serentak, Epidemiolog Meyakini Kasus Covid-19 Melonjak
Kamis, 03 Desember 2020 - 09:48 WIB
JAKARTA - Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memprediksi kasus harian Covid-19 masih akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya pada bulan Desember ini akan ada perhelatan Pilkada Serentak 2020 dan belum masifnya tes dan tracing.
“Sudah sangat jelas akan melonjak. Permasalahannya jangankan pasca pilkada, saat ini saja pun kita belum berhasil mendeteksi peningkatan kasus karena minimnya testing dan tracing,” ungkap Dicky, Kamis (3/12/2020).
(Baca: Pilkada 2020, Warga Suku Anak Dalam Diberikan Edukasi Protokol Kesehatan)
Dicky menambahkan, indikator memburuknya pandemi Covid-19 di Indonesia mulai terlihat. Seperti halnya tingkat hunian rumah sakit yang mulai penuh dan adanya angka kematian. “Artinya kita kebobolan selama ini dalam mendeteksi dini kasus dan menemukan kasus,”ucapnya.
Indonesia hingga saat ini dinili belum melewati gelombang pertama pandemi secara baik. “Indonesia bersama beberapa negara berpenduduk besar seperti Brazil, India, Meksiko masih mengalami gelombang pertama, yang artinya belum berhasil melandaikan kurvanya (mengendalikan pandeminya),” tukasnya.
(Baca: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Setelah Pilkada dan Libur Akhir Tahun)
Dia mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah memangkas libur akhir tahun, tetapi hal itu dianggapnya belum cukup. “Mengurangi sudah bagus, tapi juga harus membatasi pergerakan manusianya,” ujar Dicky.
Meskipun libur panjang telah dipangkas, Dicky mengingatkan agar pemerintah dapat melakukan mitigasi dampak dari Pilkada Serentak pada tanggal 9 Desember besok. “Termasuk juga memastikan mitigasi dampak Pilkada,” kata dia. (Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
“Sudah sangat jelas akan melonjak. Permasalahannya jangankan pasca pilkada, saat ini saja pun kita belum berhasil mendeteksi peningkatan kasus karena minimnya testing dan tracing,” ungkap Dicky, Kamis (3/12/2020).
(Baca: Pilkada 2020, Warga Suku Anak Dalam Diberikan Edukasi Protokol Kesehatan)
Dicky menambahkan, indikator memburuknya pandemi Covid-19 di Indonesia mulai terlihat. Seperti halnya tingkat hunian rumah sakit yang mulai penuh dan adanya angka kematian. “Artinya kita kebobolan selama ini dalam mendeteksi dini kasus dan menemukan kasus,”ucapnya.
Indonesia hingga saat ini dinili belum melewati gelombang pertama pandemi secara baik. “Indonesia bersama beberapa negara berpenduduk besar seperti Brazil, India, Meksiko masih mengalami gelombang pertama, yang artinya belum berhasil melandaikan kurvanya (mengendalikan pandeminya),” tukasnya.
(Baca: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Setelah Pilkada dan Libur Akhir Tahun)
Dia mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah memangkas libur akhir tahun, tetapi hal itu dianggapnya belum cukup. “Mengurangi sudah bagus, tapi juga harus membatasi pergerakan manusianya,” ujar Dicky.
Meskipun libur panjang telah dipangkas, Dicky mengingatkan agar pemerintah dapat melakukan mitigasi dampak dari Pilkada Serentak pada tanggal 9 Desember besok. “Termasuk juga memastikan mitigasi dampak Pilkada,” kata dia. (Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
(muh)
tulis komentar anda