Revolusi Akhlak Habib Rizieq, Buya Yahya: Hendaknya Kita Berprasangka Baik
Rabu, 02 Desember 2020 - 17:14 WIB
JAKARTA - Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya, meminta semua pihak berprasangka baik dengan Revolusi Akhlak yang digaungkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Menurut dia, Revolusi Akhlak bertujuan baik. Bila kebaikan sudah hadir maka manfaatnya akan terasa untuk khalayak. Karena itulah, Buya Yahya mengajak seluruh pihak membiasakan diri berprasangka baik terhadap upaya-upaya baik. "Maka biasakan berprasangka baik, ini hal yang terpenting dalam hidup kita," ucap pemuka agama dengan nama lengkap Yahya Zainul Ma'arif itu pada acara Dialog Nasional 212 secara virtual, Rabu (1/12/2020). (Baca juga: Habib Rizieq Tegaskan Revolusi Akhlak Bukan untuk Cari Kekuasaan)
Buya Yahya mengibaratkan negara dengan sebuah pohon. Kemudian di pohon itu ada benalu yang harus dipangkas. Lalu ada orang yang secara sukarela ingin memangkas benalu tersebut. Karena itulah, niat baik dari seseorang yang ingin memangkas benalu itu tidak boleh dicurigai atau diprasangkai buruk. Hal ini untuk menggambarkan revolusi jihad yang diusung Habib Rizieq. "Hendaknya kita semangat mendukungnya karena kita rindu kebaikan, karena kebaikan kalau dihadirkan akan bermanfat untuk siapa pun," jelas Buya Yahya. (Baca juga: Habib Rizieq: Revolusi Akhlak Bukan Upaya Menggulingkan Pemerintahan Sah)
Buya Yahya meyakini jika akhlak yang baik diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, maka akan tercipta kedamaian. Akhlak yang baik ini amat dirindukan oleh semua makhluk. "Siapa yang tidak senang dengan akhlak yang baik? Kalau akhlak baik ini diterapkan maka tidak ada penindasan di antara kita. Ini dirindukan semua makhluk," ucapnya. (Baca juga: Bicara Revolusi Akhlak, Habib Rizieq: Ingat, Indonesia Negara Hukum, Bukan Negara Kekuasaan)
Sebelumnya diberitakan, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab menegaskan Revolusi Akhlak bukanlah upaya pemberontakan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Menurut dia, para habaib di Indonesia dididik dengan akidah Ahlusunnah wal Jama'ah yang melarang pemberontakan. Karena itu Habib Rizieq mengimbau semua pihak tidak khawatir atas revolusi akhlak ini. "Jangan ada yang berpikir revolusi akhlak itu revolusi bersenjata, atau pemberontakan, enggak betul, kami ini para habaib di Indonesia akidah Ahlusunnah wal Jama'ah, kami dididik oleh guru kami tidak boleh melakukan pemebrontakan terhadap pemerintahan yang sah," jelas Habib Rizieq dalam Dialog Nasional 212 secara virtual.
Menurut dia, Revolusi Akhlak bertujuan baik. Bila kebaikan sudah hadir maka manfaatnya akan terasa untuk khalayak. Karena itulah, Buya Yahya mengajak seluruh pihak membiasakan diri berprasangka baik terhadap upaya-upaya baik. "Maka biasakan berprasangka baik, ini hal yang terpenting dalam hidup kita," ucap pemuka agama dengan nama lengkap Yahya Zainul Ma'arif itu pada acara Dialog Nasional 212 secara virtual, Rabu (1/12/2020). (Baca juga: Habib Rizieq Tegaskan Revolusi Akhlak Bukan untuk Cari Kekuasaan)
Buya Yahya mengibaratkan negara dengan sebuah pohon. Kemudian di pohon itu ada benalu yang harus dipangkas. Lalu ada orang yang secara sukarela ingin memangkas benalu tersebut. Karena itulah, niat baik dari seseorang yang ingin memangkas benalu itu tidak boleh dicurigai atau diprasangkai buruk. Hal ini untuk menggambarkan revolusi jihad yang diusung Habib Rizieq. "Hendaknya kita semangat mendukungnya karena kita rindu kebaikan, karena kebaikan kalau dihadirkan akan bermanfat untuk siapa pun," jelas Buya Yahya. (Baca juga: Habib Rizieq: Revolusi Akhlak Bukan Upaya Menggulingkan Pemerintahan Sah)
Buya Yahya meyakini jika akhlak yang baik diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, maka akan tercipta kedamaian. Akhlak yang baik ini amat dirindukan oleh semua makhluk. "Siapa yang tidak senang dengan akhlak yang baik? Kalau akhlak baik ini diterapkan maka tidak ada penindasan di antara kita. Ini dirindukan semua makhluk," ucapnya. (Baca juga: Bicara Revolusi Akhlak, Habib Rizieq: Ingat, Indonesia Negara Hukum, Bukan Negara Kekuasaan)
Sebelumnya diberitakan, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab menegaskan Revolusi Akhlak bukanlah upaya pemberontakan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Menurut dia, para habaib di Indonesia dididik dengan akidah Ahlusunnah wal Jama'ah yang melarang pemberontakan. Karena itu Habib Rizieq mengimbau semua pihak tidak khawatir atas revolusi akhlak ini. "Jangan ada yang berpikir revolusi akhlak itu revolusi bersenjata, atau pemberontakan, enggak betul, kami ini para habaib di Indonesia akidah Ahlusunnah wal Jama'ah, kami dididik oleh guru kami tidak boleh melakukan pemebrontakan terhadap pemerintahan yang sah," jelas Habib Rizieq dalam Dialog Nasional 212 secara virtual.
(cip)
tulis komentar anda