Ajakan Jihad lewat Azan, Pemuda Muhammadiyah Singgung Neo-Khawarij
Selasa, 01 Desember 2020 - 07:42 WIB
JAKARTA - Masyarakat Indonesia digemparkan dengan video viral sejumlah orang yang memelesetkan azan menjadi seruan jihad . Video yang tersebar di masyarakat itu pun mengundang keprihatinan publik karena dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan keberagaman.
"Bangsa ini sedang berhadapan dengan problem ideologis keagamaan yakni adanya gerakan radikalisme Islam yang disebut sebagai gerakan neo-khawarij," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah , Razikin saat dihubungi SINDOnews, Selasa (1/12/2020).
"Kelompok neo-khawarij ini perwajahannya dapat diidentifikasi seperti ISIS dan gerakan radikalis lainnya. Di Indonesia kelompok ini sudah lama ada, meskipun gerakannya sangat kecil sekali tetapi sewaktu-waktu sangat mengganggu kedamaian kehidupan keagamaan Indonesia," kata Razikin. ( )
Dia juga menilai, munculnya fenomena ini disebut sebagai isu proxy war. Isu ini juga erat kaitannya gerakan Jihadis neo-khawarij dan pertentangan gerakan Salafi-Wahabi yang beraliran keras dengan Sy'iah. Ia melihat konflik politik-idelogis sengaja diimpor ke Negara ini.
"Kelompok-kelompok itu berkepentingan menjadikan wilayah NKRI sebagai tempat peperangan dan pertumpahan darah," ujarnya.
Di sisi lain, Razikin mengatakan, mereka sekarang berani menampakkan diri dengan cara 'memplesetkan' azan dengan panggilan jihad itu sebagai bukti otentik yang harus segera direspons, tidak saja direspons dengan pendekatan penegak hukum yakni Polri, tapi juga harus dipandang sebagai ancaman ketahanan negara, dengan demikian pelibatan TNI menjadi penting. (
)
"Kita tidak boleh lengah, mata dan telinga negara seperti Badan Intelijen Negara (BIN) serta Badan Intelijen Strategis (BAIS) harus lebih cermat membaca berbagai gejala yang ada," kata Ketua bidang Hukum dan HAM Pemuda Muhammadiyah ini.
Dalam konteks itu, Razikin meminta kepada Pemerintah bersama dengan kekuatan Islam moderat seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta ormas keagamaan yang lain, yang sejak awal mendedikasikan seluruh pikiran dan tenaganya menjaga keberlangsungan Bangsa ini.
"Harus tampil secara determinatif untuk menjaga pemahaman keagamaan umat Islam agar tidak mudah terjebak dalam doktrin keagamaan yang salah kaprah," katanya.
"Bangsa ini sedang berhadapan dengan problem ideologis keagamaan yakni adanya gerakan radikalisme Islam yang disebut sebagai gerakan neo-khawarij," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah , Razikin saat dihubungi SINDOnews, Selasa (1/12/2020).
"Kelompok neo-khawarij ini perwajahannya dapat diidentifikasi seperti ISIS dan gerakan radikalis lainnya. Di Indonesia kelompok ini sudah lama ada, meskipun gerakannya sangat kecil sekali tetapi sewaktu-waktu sangat mengganggu kedamaian kehidupan keagamaan Indonesia," kata Razikin. ( )
Dia juga menilai, munculnya fenomena ini disebut sebagai isu proxy war. Isu ini juga erat kaitannya gerakan Jihadis neo-khawarij dan pertentangan gerakan Salafi-Wahabi yang beraliran keras dengan Sy'iah. Ia melihat konflik politik-idelogis sengaja diimpor ke Negara ini.
"Kelompok-kelompok itu berkepentingan menjadikan wilayah NKRI sebagai tempat peperangan dan pertumpahan darah," ujarnya.
Di sisi lain, Razikin mengatakan, mereka sekarang berani menampakkan diri dengan cara 'memplesetkan' azan dengan panggilan jihad itu sebagai bukti otentik yang harus segera direspons, tidak saja direspons dengan pendekatan penegak hukum yakni Polri, tapi juga harus dipandang sebagai ancaman ketahanan negara, dengan demikian pelibatan TNI menjadi penting. (
Baca Juga
"Kita tidak boleh lengah, mata dan telinga negara seperti Badan Intelijen Negara (BIN) serta Badan Intelijen Strategis (BAIS) harus lebih cermat membaca berbagai gejala yang ada," kata Ketua bidang Hukum dan HAM Pemuda Muhammadiyah ini.
Dalam konteks itu, Razikin meminta kepada Pemerintah bersama dengan kekuatan Islam moderat seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta ormas keagamaan yang lain, yang sejak awal mendedikasikan seluruh pikiran dan tenaganya menjaga keberlangsungan Bangsa ini.
"Harus tampil secara determinatif untuk menjaga pemahaman keagamaan umat Islam agar tidak mudah terjebak dalam doktrin keagamaan yang salah kaprah," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda