Pilkada 2020, Ini Sejumlah Harapan Milenial kepada Calon Pemimpin Daerah
Kamis, 26 November 2020 - 22:11 WIB
Menurut mayoritas anak muda, lima masalah kebencanaan yang paling penting untuk diselesaikanadalah Pandemi Covid-19 dan wabah penyakit menular lainnya (24%), pencemaran air dan udara (21%),banjir dan longsor (15%).3 Karakteristik utama pemimpin daerah pilihan anak muda.
Mayoritas responden mengaku jika mereka memiliki kesempatan untuk jadi pemimpin daerah, merekaakan menjadi pemimpin yang memiliki visi pembangunan berkelanjutan yang seimbang antara ekonomi,sosial dan lingkungan (21%), responsif dan komunikatif terhadap suara masyarakat (21%), dan antikorupsi (16%).
"Anak muda dari setiap daerah menginginkan daerah mereka bersih dari praktik korupsi dan menjalankanhukum dan HAM dengan baik, serta dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraanwarganya, dan mempunyai fasilitas umum yang baik dan nyaman,” papar Ahmad Aziz dari Campaign.com.
Lebih jauh, 4 dari 5 responden berpendapat penting bagi anak muda untuk ikut memilihdan mengawal pemerintahan setelah pilkada, termasuk mengawasi kepala daerah terpilih agarmemenuhi janji-janji kampanyenya.
"Salah satu hal menarik dari survei ini adalah 16% dari responden mengaku ingin bergabung denganpartai politik dan 26% mengaku ingin bergabung dengan organisasi kepemudaan, tetapi tidak tahucaranya. Hal ini menunjukkan adanya minat dan partisipasi politik yang cukup tinggi pada generasi mudatapi belum terfasilitasi dengan baik, Temuan ini memperkuat studi yang dilakukan oleh Perludemsebelumnya, bahwa rendahnya partisipasi anak muda dalam politik lebih disebabkan oleh kurangnyaakses dan informasi politik, dan bukan karena apatisme," kata Maharddhika dari Perludem.
Adapun terkait penyelenggaraan pilkada 2020 pendapat responden terbagi menjadi dua kubu denganmayoritas dari mereka menganggap Pilkada harus lanjut dengan protokol kesehatan yang ketat (41%)dan sebagian lagi menunda Pilkada karena masih pandemi Covid-19 untuk mengurangi potensi terinfeksiCovid-19 (37%).
Bila Pilkada masih dilakukan, mayoritas responden berharap untuk dapatmenghasilkan pemimpin yang dapat membawa perubahan positif di daerah.
"Sebagai tindak lanjut dari survei ini, kami mengajak Kemendagri, Kemenpora dan KPU untukmendengarkan, mengakomodir dan memfasilitasi aspirasi generasi muda dalam penyelenggaraanpilkada dan perencanaan pembangunan daerah. Kami juga berharap temuan-temuan dalam surveiini dapat digunakan calon kepala daerah untuk melibatkan anak muda dalam membangundaerahnya," tambah Dhika.
Mayoritas responden mengaku jika mereka memiliki kesempatan untuk jadi pemimpin daerah, merekaakan menjadi pemimpin yang memiliki visi pembangunan berkelanjutan yang seimbang antara ekonomi,sosial dan lingkungan (21%), responsif dan komunikatif terhadap suara masyarakat (21%), dan antikorupsi (16%).
"Anak muda dari setiap daerah menginginkan daerah mereka bersih dari praktik korupsi dan menjalankanhukum dan HAM dengan baik, serta dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraanwarganya, dan mempunyai fasilitas umum yang baik dan nyaman,” papar Ahmad Aziz dari Campaign.com.
Lebih jauh, 4 dari 5 responden berpendapat penting bagi anak muda untuk ikut memilihdan mengawal pemerintahan setelah pilkada, termasuk mengawasi kepala daerah terpilih agarmemenuhi janji-janji kampanyenya.
"Salah satu hal menarik dari survei ini adalah 16% dari responden mengaku ingin bergabung denganpartai politik dan 26% mengaku ingin bergabung dengan organisasi kepemudaan, tetapi tidak tahucaranya. Hal ini menunjukkan adanya minat dan partisipasi politik yang cukup tinggi pada generasi mudatapi belum terfasilitasi dengan baik, Temuan ini memperkuat studi yang dilakukan oleh Perludemsebelumnya, bahwa rendahnya partisipasi anak muda dalam politik lebih disebabkan oleh kurangnyaakses dan informasi politik, dan bukan karena apatisme," kata Maharddhika dari Perludem.
Adapun terkait penyelenggaraan pilkada 2020 pendapat responden terbagi menjadi dua kubu denganmayoritas dari mereka menganggap Pilkada harus lanjut dengan protokol kesehatan yang ketat (41%)dan sebagian lagi menunda Pilkada karena masih pandemi Covid-19 untuk mengurangi potensi terinfeksiCovid-19 (37%).
Bila Pilkada masih dilakukan, mayoritas responden berharap untuk dapatmenghasilkan pemimpin yang dapat membawa perubahan positif di daerah.
"Sebagai tindak lanjut dari survei ini, kami mengajak Kemendagri, Kemenpora dan KPU untukmendengarkan, mengakomodir dan memfasilitasi aspirasi generasi muda dalam penyelenggaraanpilkada dan perencanaan pembangunan daerah. Kami juga berharap temuan-temuan dalam surveiini dapat digunakan calon kepala daerah untuk melibatkan anak muda dalam membangundaerahnya," tambah Dhika.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda