Pilkada 2020, Ini Sejumlah Harapan Milenial kepada Calon Pemimpin Daerah

Kamis, 26 November 2020 - 22:11 WIB
"Tingginya partisipasi responden usia muda dalam menyuarakan kepeduliannya terkait pemilihan kepaladaerah pada survei ini menjadi sebuah indikasi positif partisipasi politik mereka, namun tentunya aspirasitersebut perlu didengar dan ditindaklanjuti oleh para pemegang kebijakan di daerahnya," ucap DesmaMurni, Direktur Kerja sama Change.org Indonesia.

Menurut Desma, calon kepala daerah yang ikut Pilkada semestinya dapat merangkul anak muda, bukan cuma sebagai konstituen atau targetpengumpulan suara tiap lima tahun sekali, tapi juga mendengarkan suara dan melibatkan merekasebagai mitra untuk membangun daerahnya.

Persoalan-persoalan utama di daerah menurut anak mudaSurvei ini menemukan bahwa mayoritas responden menganggap persoalan terbesar di daerah merekaadalah ekonomi dan kesejahteraan (42%), yang mencakup kurangnya lapangan pekerjaan, tingginyatingkat pengangguran dan bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.

Lalu disusul dengan masalahinfrastruktur (13%), penegakan hukum (11%), lingkungan (10%) dan pendidikan 9%. Meski mayoritas responden menganggap persoalan terbesar di daerah mereka adalah ekonomi dankesejahteraan. Akan tetapi untuk responden dari luar pulau Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, NTT,masalah infrastruktur juga banyak muncul.

Lebih lanjut kata Desma, responden dari daerah yang relatif terpencilseperti di NTT dan Papua juga menganggap pendidikan sebagai masalah utama. "Sedangkan untuk daerah metropolitan seperti Jakarta, selain masalah ekonomi dan kesejahteraan, mereka juga mengakumemiliki masalah terkait dengan penegakan hukum yang kurang baik," ujarnya.

Masalah terkait lingkungan juga banyak disuarakan oleh responden survei ini. Menurut Koordinator Golongan Hutan, Edo Rakhman, terkait persoalan lingkungan, anak muda dalam survei ini memandangmasalah yang paling penting dicarikan solusinya oleh pemimpin kepala daerah adalah terkait buruknya pengelolaan sampah dan limbah, pencemaran/polusi, pertanian dan perkebunan monokultur yang tidakberkelanjutan, kerusakan hutan serta ekosistem laut.

"Seluruh responden di semua provinsi mengakui bahwa buruknya pengelolaan sampah/limbah adalah

persoalan lingkungan yang paling krusial. Daerah-daerah dengan populasi yang cukup besar seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur juga merasakan polusi sebagai masalah. Adapunresponden di Kalimantan mengkhawatirkan persoalan lingkungan terkait kebakaran hutan. Sedangkan responden di Papua, selain soal limbah, mereka juga mengkhawatirkan masalah perburuan danperdagangan satwa dilindungi," jelas Edo.

Lebih lanjut untuk wilayah provinsi kepulauan yang mayoritas ekosistem perairan, seperti Maluku Utara,Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung, responden memiliki kekhawatiran juga terhadap kerusakanekosistem perairan laut. Sedangkan bagi responden di daerah Sumatera Barat, Jambi, NTT, NTB, danSulawesi, mereka mengakui, pertanian dan perkebunan monokultur yang tidak berkelanjutanmenjadi persoalan lingkungan yang penting diselesaikan.

Terkait masalah kebencanaan, 85% responden menganggap program tangguh bencana penting atausangat penting untuk diadopsi dalam visi misi program kandidat, termasuk strategi-strategi mitigasikebencanaan khususnya untuk wilayah/daerah yang masuk dalam kategori rawan bencana.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More