Fadli Zon Nilai 'Perang' Melawan Baliho Sebuah Ironi
Selasa, 24 November 2020 - 17:33 WIB
JAKARTA - Pernyataan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman terkait pembubaran Front Pembela Islam (FPI) mendapat dukungan dari masyarakat. Hal itu berawal dari aksi Dudung menugaskan prajuritnya mencopoti spanduk dan baliho Habib Rizieq .
Warga Jakarta beramai-ramai mengirimkan karangan bunga di Markas Kodam Jaya, di Cililitan, Jakarta Timur mulai Senin (23/11/2020). Terlihat karangan bunga bertuliskan berbagai kalimat dukungan kepada TNI, seperti ‘TNI Dahsyat, Bravo TNI, Kami Putra Putrimu Selalu Mendukung Komando, Terima Kasih Kodam Jaya Telah Memihak Kebenaran’ dan lainnya.(
)
Fenomena mengirim karangan bunga ke Pangdam Jaya dikritik Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon yang sebelumnya menilai tindakan penurunan baliho oleh TNI bukan bagian dari fungsi operasi militer selain perang (OMSP).
Dia menanggapi seraya menyindir karangan bunga di Markas Kodam Jaya yang dianggap mewakili ekspresi dan pikiran rakyat. Hal itu tampak seperti dukungan saat menghadapi peperangan, ironisnya, kata Fadli Zon, lawannya kali ini adalah baliho.
“Salah satu kunci kemenangan perang adalah memenangkan hati n pikiran rakyat (winning heart n mind of the people). Nah mungkin barisan karangan bunga itu dianggap ekspresi mewakili hati dan pikiran rakyat. Ironisnya, peperangan ini melawan baliho. (The Baliho War 2020),” ujar Fadli Zon dalam akun twitter pribadinya @fadlizon pada Senin (23/11/2020).( )
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen Dudung menegaskan semua pihak selama masih berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus taat hukum.( Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024 )
Penegasan itu menyusul kegaduhan soal pencopotan baliho Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Menurut dia, pemasangan baliho harus mematuhi aturan yang berlaku. Dia menilai tindakan FPI mengabaikan regulasi dan susah diatur, bahkan dia menyebut kalau perlu FPI dibubarkan saja jika tidak taat hukum.
Warga Jakarta beramai-ramai mengirimkan karangan bunga di Markas Kodam Jaya, di Cililitan, Jakarta Timur mulai Senin (23/11/2020). Terlihat karangan bunga bertuliskan berbagai kalimat dukungan kepada TNI, seperti ‘TNI Dahsyat, Bravo TNI, Kami Putra Putrimu Selalu Mendukung Komando, Terima Kasih Kodam Jaya Telah Memihak Kebenaran’ dan lainnya.(
Baca Juga
Fenomena mengirim karangan bunga ke Pangdam Jaya dikritik Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon yang sebelumnya menilai tindakan penurunan baliho oleh TNI bukan bagian dari fungsi operasi militer selain perang (OMSP).
Dia menanggapi seraya menyindir karangan bunga di Markas Kodam Jaya yang dianggap mewakili ekspresi dan pikiran rakyat. Hal itu tampak seperti dukungan saat menghadapi peperangan, ironisnya, kata Fadli Zon, lawannya kali ini adalah baliho.
“Salah satu kunci kemenangan perang adalah memenangkan hati n pikiran rakyat (winning heart n mind of the people). Nah mungkin barisan karangan bunga itu dianggap ekspresi mewakili hati dan pikiran rakyat. Ironisnya, peperangan ini melawan baliho. (The Baliho War 2020),” ujar Fadli Zon dalam akun twitter pribadinya @fadlizon pada Senin (23/11/2020).( )
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen Dudung menegaskan semua pihak selama masih berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus taat hukum.( Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024 )
Penegasan itu menyusul kegaduhan soal pencopotan baliho Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Menurut dia, pemasangan baliho harus mematuhi aturan yang berlaku. Dia menilai tindakan FPI mengabaikan regulasi dan susah diatur, bahkan dia menyebut kalau perlu FPI dibubarkan saja jika tidak taat hukum.
(dam)
tulis komentar anda