BPOM: Beberapa Produsen Vaksin COVID-19 Berencana Uji Klinis di Indonesia
Kamis, 19 November 2020 - 16:34 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) Penny K Lukito mengungkapkan ada beberapa produsen vaksin COVID-19 dari luar negeri yang berencana melakukan uji klinis di Indonesia.
"Saya kira sudah ada beberapa vaksin yang sudah mulai berkomunikasi dengan Badan POM untuk membicarakan dikaitkan, akan melakukan uji klinik di Indonesia juga ada beberapa ya, vaksin," kata Penny dalam Konferensi Pers Pengawalan Badan POM terhadap Vaksin COVID-19 secara virtual, Kamis (19/11/2020).
Selain itu, kata Penny, ada beberapa kandidat vaksin COVID-19 buatan luar negeri yang berencana mendapatkan izin penggunaan di Indonesia. "Kemudian juga beberapa vaksin yang akan diimpor oleh Indonesia. Artinya kalau harus diimpor harus mendapatkan izin pakai ya, izin penggunaannya. Bukan izin edar ya, masih belum izin edar. Kecuali nanti suatu saat nanti, datanya sudah lengkap nanti akan menjadi izin edar. Untuk izin mendapatkan penggunaan. Jadi sudah ada beberapa," ungkapnya. ( io Farma Sebut Program Vaksinasi COVID-19 Bisa Gratis )
Di antaranya yang telah berkomunikasi dengan BPOM yakni vaksin Pfizer, Astrazeneca, juga Sputnik. Sementara itu, kata Penny, Moderna belum. “Moderna belum ya. Pfizer, Astrazeneca, Sputnik juga sudah," katanya.
Penny mengatakan para produsen vaksin COVID-19 di berbagai negara juga ada kemungkinan akan mencari mitra industri farmasi di Indonesia. "Dan saya kira nanti mereka akan mencari mitra industri farmasinya yang ada di sini". (Baca juga:
"Jadi selain daripada Bio Farma sebagai industri farmasi, sebetulnya kapasitas dari industri farmasi di Indonesia untuk vaksin, untuk produksi atau impor ya, untuk impor atau produksi vaksin manusia itu cukup ada. Umumnya adalah masih dalam rangka memproduksi vaksin hewan ya," kata Penny. (
)
Namun sekarang, kata Penny, sudah banyak industri farmasi yang mendapat pendampingan dari BPOM. "Nanti siap-siap juga untuk bisa memproduksi vaksin manusia. Saya kira pandemi ini semakin membuka peluang semakin besarnya industri farmasi di Indonesia berkembang, tidak hanya BUMN saja yang kita banggakan".
"Dan kita tidak pernah tahu ke depan akan ada apa lagi, itu membuat kita juga harus siap untuk mandiri dikaitkan dengan vaksin. Saya kira untuk Badan POM kesempatan ini adalah sangat baik kami siap nanti untuk mendampingi tentang penelitian hilirisasi dikaitkan dengan vaksin, obat atau vaksin," kata Penny.
"Saya kira sudah ada beberapa vaksin yang sudah mulai berkomunikasi dengan Badan POM untuk membicarakan dikaitkan, akan melakukan uji klinik di Indonesia juga ada beberapa ya, vaksin," kata Penny dalam Konferensi Pers Pengawalan Badan POM terhadap Vaksin COVID-19 secara virtual, Kamis (19/11/2020).
Selain itu, kata Penny, ada beberapa kandidat vaksin COVID-19 buatan luar negeri yang berencana mendapatkan izin penggunaan di Indonesia. "Kemudian juga beberapa vaksin yang akan diimpor oleh Indonesia. Artinya kalau harus diimpor harus mendapatkan izin pakai ya, izin penggunaannya. Bukan izin edar ya, masih belum izin edar. Kecuali nanti suatu saat nanti, datanya sudah lengkap nanti akan menjadi izin edar. Untuk izin mendapatkan penggunaan. Jadi sudah ada beberapa," ungkapnya. ( io Farma Sebut Program Vaksinasi COVID-19 Bisa Gratis )
Di antaranya yang telah berkomunikasi dengan BPOM yakni vaksin Pfizer, Astrazeneca, juga Sputnik. Sementara itu, kata Penny, Moderna belum. “Moderna belum ya. Pfizer, Astrazeneca, Sputnik juga sudah," katanya.
Penny mengatakan para produsen vaksin COVID-19 di berbagai negara juga ada kemungkinan akan mencari mitra industri farmasi di Indonesia. "Dan saya kira nanti mereka akan mencari mitra industri farmasinya yang ada di sini". (Baca juga:
"Jadi selain daripada Bio Farma sebagai industri farmasi, sebetulnya kapasitas dari industri farmasi di Indonesia untuk vaksin, untuk produksi atau impor ya, untuk impor atau produksi vaksin manusia itu cukup ada. Umumnya adalah masih dalam rangka memproduksi vaksin hewan ya," kata Penny. (
Baca Juga
Namun sekarang, kata Penny, sudah banyak industri farmasi yang mendapat pendampingan dari BPOM. "Nanti siap-siap juga untuk bisa memproduksi vaksin manusia. Saya kira pandemi ini semakin membuka peluang semakin besarnya industri farmasi di Indonesia berkembang, tidak hanya BUMN saja yang kita banggakan".
"Dan kita tidak pernah tahu ke depan akan ada apa lagi, itu membuat kita juga harus siap untuk mandiri dikaitkan dengan vaksin. Saya kira untuk Badan POM kesempatan ini adalah sangat baik kami siap nanti untuk mendampingi tentang penelitian hilirisasi dikaitkan dengan vaksin, obat atau vaksin," kata Penny.
(abd)
tulis komentar anda