Respons Pemerintah Bantu PMI Kalah Cepat dengan LSM Taiwan Dikritik
Sabtu, 09 Mei 2020 - 14:51 WIB
JAKARTA - Respons Pemerintah Indonesia dalam menangani persoalan yang dihadapi para pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan dikritik. Program Manager Union Migrant (UNIMIG) Indonesia di Taiwan, Yuherina Gusman menilai respons Pemerintah Indonesia lambat dibandingkan dengan Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Taiwan.
Yuherina Gusman mengatakan, UNIMIG bekerja sama dengan banyak pihak di Taiwan. Di antaranya dengan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipei sebagai perwakilan resmi pemerintah Indonesia di Taiwan, Depnaker Taiwan serta LSM lokal.
"Nah dari pengalaman kami sejauh ini yang responsnya cepat dan yang banyak memberikan bantuan itu kalau enggak dari Depnaker Taiwan, dari LSM Taiwan, nah jadi dari pemerintah sendiri kami merasakan responsnya kurang cepat, walaupun pada akhirnya direspons, tetapi biasanya lebih ke hal-hal yang sifatnya birokratik," ujar Yuherina Gusman dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Perlindungan Pekerja Migran di tengah pandemi, Sabtu (9/5/2020).
Dia pun memberikan contoh pihaknya bersama LSM lokal pernah menyelamatkan anak buah kapal (ABK) di suatu daerah di Taiwan. "Yang langsung turun ke lapangan itu justru LSM lokal karena mereka lebih paham situasi di lapangan seperti apa," katanya.
Sebab, pihaknya mengakui terkendala pada bahasa. "Karena di Taiwan menggunakan bahasa Mandarin dan tidak semua kami bahkan ABK pun banyak yang tidak bisa berbahasa Mandarin," pungkasnya.
Yuherina Gusman mengatakan, UNIMIG bekerja sama dengan banyak pihak di Taiwan. Di antaranya dengan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taipei sebagai perwakilan resmi pemerintah Indonesia di Taiwan, Depnaker Taiwan serta LSM lokal.
"Nah dari pengalaman kami sejauh ini yang responsnya cepat dan yang banyak memberikan bantuan itu kalau enggak dari Depnaker Taiwan, dari LSM Taiwan, nah jadi dari pemerintah sendiri kami merasakan responsnya kurang cepat, walaupun pada akhirnya direspons, tetapi biasanya lebih ke hal-hal yang sifatnya birokratik," ujar Yuherina Gusman dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Perlindungan Pekerja Migran di tengah pandemi, Sabtu (9/5/2020).
Dia pun memberikan contoh pihaknya bersama LSM lokal pernah menyelamatkan anak buah kapal (ABK) di suatu daerah di Taiwan. "Yang langsung turun ke lapangan itu justru LSM lokal karena mereka lebih paham situasi di lapangan seperti apa," katanya.
Sebab, pihaknya mengakui terkendala pada bahasa. "Karena di Taiwan menggunakan bahasa Mandarin dan tidak semua kami bahkan ABK pun banyak yang tidak bisa berbahasa Mandarin," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda