Komnas HAM Duga Pembunuh Pendeta Yeremia Anggota TNI
Senin, 02 November 2020 - 14:41 WIB
JAKARTA - Sedikit demi sedikit tabir penyebab kematian Pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua mulai terkuak. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) menduga pelaku penyiksaan yang menyebabkan kematiannya merupakan anggota TNI .
"Diduga pelaku adalah Alpius (Hasim Madi) Wakil Danramil Hitadipa. Itu berdasarkan pengakuan langsung korban sebelum meninggal dunia kepada dua orang saksi," kata Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam dalam konferensi pers daring, Senin (1/11/2020).
Selain itu, keterangan saksi lain yang melihat Alpius bersama 3-4 orang rekannya berada di sekitar kandang babi milik Pendeta Yeremia. Anam menyebutkan dalam kasus ini ada pelaku langsung dan tidak. ( )
Pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia diduga terjadi saat anggota TNI menyisir wilayah Hitadipa untuk mencari senjata yang dirampas oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Pemberi perintah ini patut diduga merupakan pelaku tidak langsung," ucapnya.
Para pelaku pembunuhan diduga berusaha mengaburkan fakta-fakta peristiwa. Di lokasi kejadian, ada sekitar 19 bekas tembakan, baik di dalam kandang, atap, maupun pohon.
"Arah tembakan yang tidak beraturan dibuktikan dengan banyak lubang tembakan dengan diameter beragam. Komnas HAM meyakini bahwa tembakan itu dilakukan dalam jarak 9-10 meter dari luar kandang," tutur Anam. ( )
Lulusan Universitas Brawijaya itu menjelaskan ada upaya agar korban segera dikuburkan. Korban dibawa dari kandang babi ke rumah sekitar pukul 07.00 WIB dan dikuburkan pukul 12.00 WIB. Padahal, saat itu hari Minggu, di mana warga setempat biasa beribadah. Korban juga merupakan tokoh masyarakat, tetapi proses pemakamannya tidak ada penghormatan.
"Sebagai upaya tidak dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah untuk menemukan penyebab kematiannya," katanya.
"Diduga pelaku adalah Alpius (Hasim Madi) Wakil Danramil Hitadipa. Itu berdasarkan pengakuan langsung korban sebelum meninggal dunia kepada dua orang saksi," kata Komisioner Komnas HAM M Choirul Anam dalam konferensi pers daring, Senin (1/11/2020).
Selain itu, keterangan saksi lain yang melihat Alpius bersama 3-4 orang rekannya berada di sekitar kandang babi milik Pendeta Yeremia. Anam menyebutkan dalam kasus ini ada pelaku langsung dan tidak. ( )
Pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia diduga terjadi saat anggota TNI menyisir wilayah Hitadipa untuk mencari senjata yang dirampas oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Pemberi perintah ini patut diduga merupakan pelaku tidak langsung," ucapnya.
Para pelaku pembunuhan diduga berusaha mengaburkan fakta-fakta peristiwa. Di lokasi kejadian, ada sekitar 19 bekas tembakan, baik di dalam kandang, atap, maupun pohon.
"Arah tembakan yang tidak beraturan dibuktikan dengan banyak lubang tembakan dengan diameter beragam. Komnas HAM meyakini bahwa tembakan itu dilakukan dalam jarak 9-10 meter dari luar kandang," tutur Anam. ( )
Lulusan Universitas Brawijaya itu menjelaskan ada upaya agar korban segera dikuburkan. Korban dibawa dari kandang babi ke rumah sekitar pukul 07.00 WIB dan dikuburkan pukul 12.00 WIB. Padahal, saat itu hari Minggu, di mana warga setempat biasa beribadah. Korban juga merupakan tokoh masyarakat, tetapi proses pemakamannya tidak ada penghormatan.
"Sebagai upaya tidak dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah untuk menemukan penyebab kematiannya," katanya.
(abd)
tulis komentar anda