Banyak Telan Korban, BNPB Minta Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi
Senin, 02 November 2020 - 07:16 WIB
JAKARTA - Musim hujan telah tiba. Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) meminta Masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi .
Kepala BNPB, Doni Monardo mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga, terutama yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 derajat atau rawan longsor. Masyarakat harus berhati-hati jika terjadi hujan besar dalam waktu lama. (Baca juga: Indonesia Dilanda Ribuan Bencana, 320 Orang Meninggal dan 25 Hilang)
Masyarakat juga harus menghindari pohon-pohon yang mudah tumbang. “Serta waspadai tiang listrik yang korsleting dan roboh tertimpa pohon,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (1/11/2020).
Dia meminta masyarakat untuk terus mengikuti informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Awal September lalu, BNPB telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi.
BNPB berharap masyarakat aktif memberikan kondisi terkini wilayahnya kepada otoritas setempatnya. Berdasarkan data BNPB hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi sepanjang tahun ini.
Total bencana hingga kini sebanyak 2.401 peristiwa. Bencana banjir menjadi yang paling sering terjadi dengan jumlah 865. Bencana lainnya, puting beliung sebanyak 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321, gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5 dan letusan gunung api sebanyak 5 peristiwa. (Baca juga: Jepang Kembangkan Drone Tahan Angin Ribut untuk Petakan Bencana)
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan jumlah korban meninggal akibat bencana hidrometeorologi sebanyak 319 orang. “Dengan rincian banjir 205 orang, tanah longsor 101, puting beliung 13. Ada 25 orang dinyatakan hilang,” pungkasnya.
Kepala BNPB, Doni Monardo mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga, terutama yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 derajat atau rawan longsor. Masyarakat harus berhati-hati jika terjadi hujan besar dalam waktu lama. (Baca juga: Indonesia Dilanda Ribuan Bencana, 320 Orang Meninggal dan 25 Hilang)
Masyarakat juga harus menghindari pohon-pohon yang mudah tumbang. “Serta waspadai tiang listrik yang korsleting dan roboh tertimpa pohon,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (1/11/2020).
Dia meminta masyarakat untuk terus mengikuti informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Awal September lalu, BNPB telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi.
BNPB berharap masyarakat aktif memberikan kondisi terkini wilayahnya kepada otoritas setempatnya. Berdasarkan data BNPB hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi sepanjang tahun ini.
Total bencana hingga kini sebanyak 2.401 peristiwa. Bencana banjir menjadi yang paling sering terjadi dengan jumlah 865. Bencana lainnya, puting beliung sebanyak 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321, gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5 dan letusan gunung api sebanyak 5 peristiwa. (Baca juga: Jepang Kembangkan Drone Tahan Angin Ribut untuk Petakan Bencana)
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan jumlah korban meninggal akibat bencana hidrometeorologi sebanyak 319 orang. “Dengan rincian banjir 205 orang, tanah longsor 101, puting beliung 13. Ada 25 orang dinyatakan hilang,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda