Indonesia Akan Produksi Vaksin Covid-19 Sebanyak 1 Miliar Dosis per Tahun
Rabu, 28 Oktober 2020 - 07:01 WIB
JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemeristek) menggandeng tiga perusahaan swasta yang siap berinvestasi dengan kombinasi kapasitas produksi dosis vaksin Covid-19 mencapai 1 miliar per tahun.
Dengan begitu, ke depan Indonesia seharusnya bisa menjadi salah satu produsen vaksin utama di dunia dan regional. “Dari tiga perusahaan swasta tersebut, kami hitung berapa kapasitas produksi yang mereka sanggup untuk berinvestasi ternyata mereka sanggup 1 miliar dosis per tahun,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta kemarin.
Bambang menuturkan, tiga perusahaan swasta tersebut sudah mulai mengurus izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk cara pembuatan obat yang baik (good manufacturing practices). Namun, dia tidak menyebutkan secara spesifik nama dari tiga perusahaan swasta tersebut. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)
Namun, sejumlah perusahaan swasta dalam potensi kerja sama dengan industri farmasi swasta di bawah koordinasi PT Bio Farma adalah PT Kalbe Farma, PT Sanbe Farma, PT Daewoong Infion, PT Biotis Prima Agrisindo, dan PT Tempo Scan Pacific.
Peran perusahaan swasta tersebut penting untuk mendukung kemandirian produksi vaksin, terutama vaksin Merah Putih dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin nasional. “Kami bisa pastikan nanti vaksin Merah Putih 100% bisa diproduksi dalam negeri dan nantinya menyediakan kebutuhan vaksin Covid-19 tidak hanya tahun ini, tapi juga tahun-tahun berikutnya,” tutur Bambang.
Menurutnya, ada kemungkinan daya tahan tubuh yang ditimbulkan pada vaksinasi pertama tidak akan bertahan seumur hidup sehingga perlu ada “booster” atau vaksinasi ulang untuk mencegah infeksi Covid-19 di masa mendatang. Untuk itu, vaksin akan dibutuhkan di waktu-waktu mendatang sehingga kapasitas produksi harus siap sedia. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)
“Kalau kita bicara kesehatan masyarakat, harusnya Indonesia dengan penduduk demikian besar itu sudah harus mengarah kepada kesehatan yang preventif, jadi mencegah seseorang itu terkena penyakit dan salah satu instrumen untuk preventif adalah vaksin,” ungkapnya.
Produksi vaksin tidak bisa hanya mengandalkan kapasitas badan usaha milik negara PT Bio Farma sebab vaksin akan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan 270 juta penduduk Indonesia, apalagi jika diperlukan revaksinasi pada masa akan datang.
Dengan begitu, ke depan Indonesia seharusnya bisa menjadi salah satu produsen vaksin utama di dunia dan regional. “Dari tiga perusahaan swasta tersebut, kami hitung berapa kapasitas produksi yang mereka sanggup untuk berinvestasi ternyata mereka sanggup 1 miliar dosis per tahun,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta kemarin.
Bambang menuturkan, tiga perusahaan swasta tersebut sudah mulai mengurus izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk cara pembuatan obat yang baik (good manufacturing practices). Namun, dia tidak menyebutkan secara spesifik nama dari tiga perusahaan swasta tersebut. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)
Namun, sejumlah perusahaan swasta dalam potensi kerja sama dengan industri farmasi swasta di bawah koordinasi PT Bio Farma adalah PT Kalbe Farma, PT Sanbe Farma, PT Daewoong Infion, PT Biotis Prima Agrisindo, dan PT Tempo Scan Pacific.
Peran perusahaan swasta tersebut penting untuk mendukung kemandirian produksi vaksin, terutama vaksin Merah Putih dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin nasional. “Kami bisa pastikan nanti vaksin Merah Putih 100% bisa diproduksi dalam negeri dan nantinya menyediakan kebutuhan vaksin Covid-19 tidak hanya tahun ini, tapi juga tahun-tahun berikutnya,” tutur Bambang.
Menurutnya, ada kemungkinan daya tahan tubuh yang ditimbulkan pada vaksinasi pertama tidak akan bertahan seumur hidup sehingga perlu ada “booster” atau vaksinasi ulang untuk mencegah infeksi Covid-19 di masa mendatang. Untuk itu, vaksin akan dibutuhkan di waktu-waktu mendatang sehingga kapasitas produksi harus siap sedia. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)
“Kalau kita bicara kesehatan masyarakat, harusnya Indonesia dengan penduduk demikian besar itu sudah harus mengarah kepada kesehatan yang preventif, jadi mencegah seseorang itu terkena penyakit dan salah satu instrumen untuk preventif adalah vaksin,” ungkapnya.
Produksi vaksin tidak bisa hanya mengandalkan kapasitas badan usaha milik negara PT Bio Farma sebab vaksin akan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan 270 juta penduduk Indonesia, apalagi jika diperlukan revaksinasi pada masa akan datang.
tulis komentar anda