Demo UU Cipta Kerja, Pengamat: Dahulukan Dialog daripada Anarkisme

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 01:46 WIB
Direktur Eksekutif P3S, Jerry Massie, memberikan catatan kritis terhadap rangkaian demonstrasi besar-besaran menolak pengesahan UU Cipta Kerja. Foto/SINDOnews/Dok
JAKARTA - Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, memberikan catatan kritis terhadap rangkaian demonstrasi besar-besaran menolak pengesahan Undang Undang (UU) Cipta Kerja di berbagai kota di penjuru Tanah Air.

(Baca juga: UU Cipta Kerja Bukan Untungkan Pengusaha Menurut Penegasan Kadin)

Jerry mengatakan, demonstrasi yang dilakukan murni untuk menyuarakan keresahan masyarakat adalah hal yang wajar. Namun ia menyayangkan sejumlah demonstrasi menolak UU Cipta Kerja yang terjadi belakangan ini berakhir rusuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.

(Baca juga: Indonesia Termasuk 35 Negara dengan Risiko Bencana Tertinggi di Dunia)

Jerry menilai ada kelompok dengan niat terselubung dalam demo yang berakhir rusuh itu. Pemerintah dan aparat kepolisian diminta mewaspadai provokator yang mencoreng substansi unjuk rasa.



"Yang bahaya ada penunggang gelap," kata Jerry, Kamis (14/10/2020). (Baca juga: Pengaruh Covid-19 pada Psikologi dan Kesehatan Jiwa di Masyarakat)

Jerry mengatakan, demonstrasi menolak UU Cipta Kerja bisa saja dimanfaatkan pihak yang ingin memperjuangkan kepentingan sempit pribadi atau kelompoknya. Golongan ini bisa jadi sengaja menyulut emosi atau sengaja membuat demo untuk kepentingan politis.

"Kalau sudah menjurus ke anarkisme maka itu tidak diperkenankan," ucap dia.

Jerry pun mengusulkan, penolakan UU Ciptaker tidak disampaikan melalui demonstrasi. Pihak yang kontra terhadap regulasi sapu jagat ini bisa menggelar dialog dengan pemerintah dan DPR.

"Bisa dengan gelar dialog. Itu lebih santun dan terhormat," ungkapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More