Tuan Rumah World Habitat Day, Bukti Surabaya Kian Mendunia
Senin, 12 Oktober 2020 - 12:22 WIB
Menurutnya, sepanjang tahun ini, hampir semua negara teruji dengan merebaknya pandemi Covid-19. Salah satu dampak pandemi ini adalah berpengaruhnya daya beli masyarakat untuk memperoleh hunian yang layak. Sedangkan Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia yang memiliki tantangan sama dengan kota-kota besar lainnya di dunia. Khususnya dalam menangani wabah Covid-19. "Sebelum pandemi, Surabaya menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat di atas angka provinsi dan nasional. Namun, kami juga mengalami penurunan sepanjang tahun ini akibat Covid-19. Sekarang, Alhamdulillah kami sudah bisa mengendalikan pandemi ini dan perekonomian mulai berangsur pulih," terangnya.
Setelah pembukaan, keesokan harinya acara internasional itu digelar diskusi panel via virtual. Saat itu, ada tiga topik pembahasan, mulai dari Peluncuran Platform Urban Agenda, Menanggapi Pemulihan Ekonomi yang Tangguh, Inklusif di Pemukiman Informal, dan yang terakhir membahas tentang Pemukiman di Tengah Pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan permukiman di perkampungan menjadi salah satu kunci penyelesaian penanganan Covid-19 di Kota Surabaya. Dengan tidak mengubah budaya perkampungan di tengah kota, masyarakat lebih bisa bertanggung jawab untuk penanganan Covid-19 di lingkungan terdekatnya masing-masing. “Kami merealisasikan ini dengan program yang namanya Kampung Tangguh. Jadi, bagaimana permukiman bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana penanganan Covid-19,” ujarnya.
Direktur Eksekutif UN Habitat, Maimunah Mohd Sharif berterima kasih kepada semua negara dan kota yang tergabung dalam forum World Habitat Day ini, terutama Kota Surabaya yang telah menjadi tuan rumah yang baik. Kini, sudah banyak kota, pemerintah daerah, kelompok akar rumput serta berbagai sektor yang ingin bekerja dalam kemitraan. “Ini penting untuk mempercepat implementasi agenda perkotaan baru dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG),” kata dia.
Meskipun acara internasional itu sudah selesai, tapi beberapa delegasi masih bertahan di Surabaya. Pemkot pun terus memanjakan mereka dengan mengajak ke berbagai tempat wisata dan sejumlah kampung di Kota Pahlawan. Mereka pun senang dan nyaman berada di Surabaya. (ADV)
Setelah pembukaan, keesokan harinya acara internasional itu digelar diskusi panel via virtual. Saat itu, ada tiga topik pembahasan, mulai dari Peluncuran Platform Urban Agenda, Menanggapi Pemulihan Ekonomi yang Tangguh, Inklusif di Pemukiman Informal, dan yang terakhir membahas tentang Pemukiman di Tengah Pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan permukiman di perkampungan menjadi salah satu kunci penyelesaian penanganan Covid-19 di Kota Surabaya. Dengan tidak mengubah budaya perkampungan di tengah kota, masyarakat lebih bisa bertanggung jawab untuk penanganan Covid-19 di lingkungan terdekatnya masing-masing. “Kami merealisasikan ini dengan program yang namanya Kampung Tangguh. Jadi, bagaimana permukiman bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana penanganan Covid-19,” ujarnya.
Direktur Eksekutif UN Habitat, Maimunah Mohd Sharif berterima kasih kepada semua negara dan kota yang tergabung dalam forum World Habitat Day ini, terutama Kota Surabaya yang telah menjadi tuan rumah yang baik. Kini, sudah banyak kota, pemerintah daerah, kelompok akar rumput serta berbagai sektor yang ingin bekerja dalam kemitraan. “Ini penting untuk mempercepat implementasi agenda perkotaan baru dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG),” kata dia.
Meskipun acara internasional itu sudah selesai, tapi beberapa delegasi masih bertahan di Surabaya. Pemkot pun terus memanjakan mereka dengan mengajak ke berbagai tempat wisata dan sejumlah kampung di Kota Pahlawan. Mereka pun senang dan nyaman berada di Surabaya. (ADV)
(alf)
tulis komentar anda