PB IDI Sarankan Intervensi Penanganan Corona Harus Agresif
Rabu, 06 Mei 2020 - 11:35 WIB
JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan belum ada penurunan penyebaran Sars Cov-II. Meskipun seminggu terakhir jumlah orang positif yang diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menurun. (Baca juga; Soal Penanganan COVID-19, Sandiaga Uno: Problemnya Data)
Ketua PB IDI Daeng M Faqih mengatakan memang di DKI Jakarta sempat terjadi penurunan orang yang positif. Turunnya hanya 30%. “Secara nasional, pertambahan kasus baru masih 250-400 per hari. Artinya pertambahannya masih stabil,” katanya di Jakarta, Rabu (6/5/2020). (Baca juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Muncul Gelombang Kedua Covid-19)
Pada Selasa, 5 Mei 2020, angka kenaikan orang positif mencapai 484 sehingga totalnya menjadi 12.071 orang. Faqih menyebutkan ada yang harus ditangani cepat, yakni orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 239.226 dan pasien dalam pengawasan (PDP) 26.408.
Dia mengatakan ODP dan PDP ini mungkin sudah terjangkit COVID-19 dan berpotensi menularkan. Sumber penularan lain adalah dugaan adanya 40% orang tanpa gejala (OTG) dari seluruh yang terinfeksi Corona.
Faqih menuturkan seberapa cepat penyebaran ini melambat itu tergantung intervensi yang dilakukan oleh pemerintah. “Kalau upayanya biasa-biasa dan tidak agresif, itu akan panjang. Kalau intervensinya agresif, kasusnya akan langsung ditemukan banyak dan segera melambat,” terangnya.
Metode yang sampai saat ini dianggap paling ampuh adalah melakukan deteksi cepat terhadap orang-orang yang diduga terpapar Corona. Setelah ditemukan, lakukan isolasi dan tangani oleh tenaga medis. Intinya, orang yang sudah sakit tidak boleh menularkan.
“Dihambat dan dihentikan penularannya. Itu harus agresif. Kami khawatir kurva penularannya makin tinggi. Juga harus agresif menjaga yang sehat agar tidak tertular. Langkahnya sederhana, enggak boleh berhubungan yang sakit, stay at home, dan terapkan phsycal distancing,” tuturnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberitahu PB IDI bahwa telah mendatangkan lebih dari 500.000 reagen polymerase chain reaction (PCR). Alat tersebut sangat membantu dalam pelacakan dan penanganan orang yang terpapar Corona.
“Kalau ini dilakukan, Mei dan Juni (turun). Orang yang berpotensi menularkan dapat ter-cover, ditemukan, isolasi, dan tangani sehingga infeksi bisa dikendalikan. IDI mendukung Gugus Tugas yang akan melakukan ini,” katanya.
Ketua PB IDI Daeng M Faqih mengatakan memang di DKI Jakarta sempat terjadi penurunan orang yang positif. Turunnya hanya 30%. “Secara nasional, pertambahan kasus baru masih 250-400 per hari. Artinya pertambahannya masih stabil,” katanya di Jakarta, Rabu (6/5/2020). (Baca juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Muncul Gelombang Kedua Covid-19)
Pada Selasa, 5 Mei 2020, angka kenaikan orang positif mencapai 484 sehingga totalnya menjadi 12.071 orang. Faqih menyebutkan ada yang harus ditangani cepat, yakni orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 239.226 dan pasien dalam pengawasan (PDP) 26.408.
Dia mengatakan ODP dan PDP ini mungkin sudah terjangkit COVID-19 dan berpotensi menularkan. Sumber penularan lain adalah dugaan adanya 40% orang tanpa gejala (OTG) dari seluruh yang terinfeksi Corona.
Faqih menuturkan seberapa cepat penyebaran ini melambat itu tergantung intervensi yang dilakukan oleh pemerintah. “Kalau upayanya biasa-biasa dan tidak agresif, itu akan panjang. Kalau intervensinya agresif, kasusnya akan langsung ditemukan banyak dan segera melambat,” terangnya.
Metode yang sampai saat ini dianggap paling ampuh adalah melakukan deteksi cepat terhadap orang-orang yang diduga terpapar Corona. Setelah ditemukan, lakukan isolasi dan tangani oleh tenaga medis. Intinya, orang yang sudah sakit tidak boleh menularkan.
“Dihambat dan dihentikan penularannya. Itu harus agresif. Kami khawatir kurva penularannya makin tinggi. Juga harus agresif menjaga yang sehat agar tidak tertular. Langkahnya sederhana, enggak boleh berhubungan yang sakit, stay at home, dan terapkan phsycal distancing,” tuturnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberitahu PB IDI bahwa telah mendatangkan lebih dari 500.000 reagen polymerase chain reaction (PCR). Alat tersebut sangat membantu dalam pelacakan dan penanganan orang yang terpapar Corona.
“Kalau ini dilakukan, Mei dan Juni (turun). Orang yang berpotensi menularkan dapat ter-cover, ditemukan, isolasi, dan tangani sehingga infeksi bisa dikendalikan. IDI mendukung Gugus Tugas yang akan melakukan ini,” katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda