Pemerintah Terus Dorong Semua Pesantren untuk Bentuk Satgas Covid-19

Rabu, 07 Oktober 2020 - 07:01 WIB
Dia mengungkapkan, saat ini masih bermunculan kluster penyebaran Covid-19 di pesantren. Kluster tersebut muncul di berbagai daerah. Pihaknya pun mengimbau agar pesantren terus waspada dan menggalakkan upaya 3 M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (Baca juga: Bentengi Tubuh dari Covid-19 dengan Olahraga)

“Ada dua hal lagi yang menurut Pak Doni Monardo (ketua Satgas Penanganan Covid-19), kita menganut lima sempurna. Kalau tiga itu sudah baik, tapi kita sempurnakan dengan dua hal yang lain, yaitu tentang pengaturan waktu belajar, waktu bekerja, waktu olahraga, maupun pengendalian stres. Dan, yang kelima adalah bagaimana kita makanan gizi yang seimbang, protein, lemak, karbohidrat sehingga akan meningkatkan imunitas tubuh kita. Ini akan menjadi penting oleh karena kita menghadapi situasi di mana draft of choice belum ada, kemudian vaksin belum ditemukan begitu sehingga imunitas kita menjadi penting,” tambah Rizki.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghofur memastikan seluruh pesantren di Tanah Air harus membentuk gugus tugas atau saat ini Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Hal itu sesuai dengan SKB 4 Menteri di mana setiap pesantren harus mematuhinya jika ingin menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar.

“Dalam SKB itu memang disebutkan secara jelas bahwa pesantren itu harus membentuk gugus tugas. Dan, ini mohon memastikan betul ada enggak pesantren-pesantren yang tidak punya gugus tugas,” ucapnya.

Dia mengatakan, sebagian besar pesantren di wilayah Jawa, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat telah melaksanakan protokol kesehatan yang ketat serta melakukan pembatasan yang ketat kepada tamu yang akan berkunjung ke pesantren untuk mencegah penularan baru Covid-19. (Baca juga: Canggih, Kecerdasan Buatan Mampu Prediksi Bakal Penyakit)

“Tapi, minimal dari pesantren yang saya kunjungi, dari mulai Jawa Timur, Jawa Tengah, sampai kemudian Jawa Barat tentu sebagian itu yang saya tahu lumayan ketat untuk masuk pesantren ya. Jadi, tamu-tamu tidak sembarangan bisa masuk ke pesantren,” kata Waryono.

Selain itu, Waryono memastikan pesantren-pesantren juga harus memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan satu di antaranya yakni sanitasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah membantu pembangunan sanitasi di pesantren-pesantren.

“Yang kedua, pesantren harus memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan. Salah satunya adalah sanitasi, yang insya Allah empat tahun ke depan meskipun belum semuanya PUPR sudah membantu untuk sanitasi per tahun 100 pesantren,” ungkapnya.

Waryono juga memastikan bahwa lingkungan pesantren harus aman Covid-19 dengan dibuktikan surat keterangan sehat yang diterbitkan oleh dinas kesehatan setempat. Saat menerima santri baru pun mereka harus membawa surat keterangan sehat dari daerah masing-masing dan menjaga protokol kesehatan. (Baca juga: RUU Cipta Kerja Sah Jadi UU, Ini Deretan Dampak Buruknya bagi Rakyat)

Menurut Waryono, para kiai di pesantren-pesantren bahkan melakukan pembatasan dengan tidak menerima tamu untuk sementara waktu dalam rangka mencegah penularan Covid-19. “Dan, terakhir, ada kiai-kiai memang sangat ketat tidak menerima tamu sama sekali. Jadi beliau mengisolasi diri di rumah hanya jamaah terbatas dengan keluarga, bahkan anak-anak cucunya yang beda rumah itu belum menerima, belum menerima anak cucunya untuk ketemu. Ini menunjukkan bahwa menurut saya kiai sudah sangat taat dengan aturan,” kata Waryono.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More