Meski Bipolar Disorder Afina Banyak Prestasi
Selasa, 06 Oktober 2020 - 09:14 WIB
Afina memang menyadari bahwa tidak ada prestasi yang menonjol dalam dirinya. Apalagi prestasi akademik. Bahkan cenderung selalu paling belakang. “Tapi aku ingin muhim, aku tetap ingin diperhitungkan,” begitu kata-katanya pada saya.
Ternyata kesukaannya pada bidang komunikasi dan seni dia tumbuhkan sendiri. Kesenangannya pada foto dan video membuatnya punya keterampilan sendiri yang melebihi teman-teman sebayanya.
Pada kelas 2 SMA, Afina bisa memproduksi film pendek yang dia buat sendiri. Mulai menyusun skenario, mencari talen, mengarahkan talen, ambil gambar, isi suara, mengisi ilustrasi musik dan mengeditnya sampai mengubah kelas menjadi bioskop yang berbayar. Semuanya dia lakukan secara otodidak.
Ketika saya tanya belajar dari mana semua itu? Otodidak. Belajar dari YouTube. Dan yang saya tahu, waktu itu hanya Afina dari 8 kelas yang ada yang piawai mengedit video dengan baik.
Dari situlah kemudian Afina tumbuh dan merasa bahwa siapapun bisa bangkit untuk bisa mencapai impiannya. Oleh karena itu pada saat kelas 2 SMA, Afina minta pertimbangan saya untuk fokus belajar sendiri pada jurusan IPS. Di sekolah Afina tidak ada jurusan IPS, semuanya jurusan IPA. Afina menyadari bahwa dia lebih tertarik pada IPS.
Kemudian dia membuat program sendiri belajar IPS. Buat jadwal, mengatur kebutuhan buku-buku, latihan termasuk menyiasati bagaimana agar nilai-nilai ulangan IPA-nya tidak terlalu mencolok tertinggal jauh. “Aku ingin lolos masuk seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Aku masuk Unpad,” tekad Afina.
Upayanya itu dibarengi dengan penjadwalan yang ketat dan ibadah yang makin rajin. Alhamdulillah akhirnya berhasil diterima di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad Angkatan tahun 2017.
Dari 4 kelas siswa putri ternyata hanya 2 orang yang lolos masuk seleksi tertulis PTN waktu itu. Sahabatnya yang diterima itu memang mengikuti pola belajar bareng Afina.
Semua orang kaget. Mana mungkin Afina yang langganan ranking terakhir sejak kelas 1 SD bisa diterima di ujian masuk seleksi tertulis PTN. ”Abah, usaha tidak akan pernah membohongi hasil," sambil tersenyum Afina berbisik pada saya.
Afina Bangkit, Jadi Duta Kesehatan Mental
Ternyata kesukaannya pada bidang komunikasi dan seni dia tumbuhkan sendiri. Kesenangannya pada foto dan video membuatnya punya keterampilan sendiri yang melebihi teman-teman sebayanya.
Pada kelas 2 SMA, Afina bisa memproduksi film pendek yang dia buat sendiri. Mulai menyusun skenario, mencari talen, mengarahkan talen, ambil gambar, isi suara, mengisi ilustrasi musik dan mengeditnya sampai mengubah kelas menjadi bioskop yang berbayar. Semuanya dia lakukan secara otodidak.
Ketika saya tanya belajar dari mana semua itu? Otodidak. Belajar dari YouTube. Dan yang saya tahu, waktu itu hanya Afina dari 8 kelas yang ada yang piawai mengedit video dengan baik.
Dari situlah kemudian Afina tumbuh dan merasa bahwa siapapun bisa bangkit untuk bisa mencapai impiannya. Oleh karena itu pada saat kelas 2 SMA, Afina minta pertimbangan saya untuk fokus belajar sendiri pada jurusan IPS. Di sekolah Afina tidak ada jurusan IPS, semuanya jurusan IPA. Afina menyadari bahwa dia lebih tertarik pada IPS.
Kemudian dia membuat program sendiri belajar IPS. Buat jadwal, mengatur kebutuhan buku-buku, latihan termasuk menyiasati bagaimana agar nilai-nilai ulangan IPA-nya tidak terlalu mencolok tertinggal jauh. “Aku ingin lolos masuk seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Aku masuk Unpad,” tekad Afina.
Upayanya itu dibarengi dengan penjadwalan yang ketat dan ibadah yang makin rajin. Alhamdulillah akhirnya berhasil diterima di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad Angkatan tahun 2017.
Dari 4 kelas siswa putri ternyata hanya 2 orang yang lolos masuk seleksi tertulis PTN waktu itu. Sahabatnya yang diterima itu memang mengikuti pola belajar bareng Afina.
Semua orang kaget. Mana mungkin Afina yang langganan ranking terakhir sejak kelas 1 SD bisa diterima di ujian masuk seleksi tertulis PTN. ”Abah, usaha tidak akan pernah membohongi hasil," sambil tersenyum Afina berbisik pada saya.
Afina Bangkit, Jadi Duta Kesehatan Mental
tulis komentar anda