Gatot Nurmantyo dan Moeldoko Dinilai Sama-Sama Kebelet Nyapres
Minggu, 04 Oktober 2020 - 14:21 WIB
JAKARTA - Dua mantan Panglima TNI yang kini berada di kubu berbeda, Gatot Nurmantyo dan Moeldoko , dinilai sama-sama kebelet nyapres di Pilpres 2024 . Penilaian tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, menyikapi pemberitaan yang berkembang terkait kedua orang tersebut.
"Itu (nyapres) sah-sah saja dan menjadi hak mereka. Untuk bisa menjadi capres atau cawapres, maka keduanya harus mendapat dukungan rakyat dan partai politik," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Minggu (4/10/2020).
Menurut Ujang, peluang Gatot dan Moeldoko bisa ditandai dengan popularitas dan elektabilitas yang tinggi. Jika ke depan keduanya memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, peluang nyapres akan terbuka.
"Begitu juga sebaliknya, jika popularitas dan elektabilitasnya rendah, maka mereka akan layu sebelum berkembang. Dan hanya akan bertarung di tingkat wacana," pungkas dia.
(
).
Diketahui, nama Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo belakangan makin sering muncul di publik. Gatot menggaungkan isu kebangkitan PKI. Gatot juga kerap diadang sekelompok orang saat beraktivitas di sejumlah daerah.
Di sisi lain, Moeldoko yang saat ini menjadi Kepala Staf Kepresidenan melihat isu kebangkitan PKI saat ini ditujukan untuk membuat kehebohan semata. "Kita ini mantan-mantan prajurit, memiliki DNA yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. DNA intelijen, DNA kewaspadaan, DNA antisipasi, dan seterusnya. Saya tidak ingin menyebut nama, tetapi kan tujuannya membangun kewaspadaan. Kewaspadaan kita bangun untuk menenteramkan keadaan. Bukan malah untuk menakutkan. Bedanya di situ," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis dari Staf Komunikasi Politik KSP, Kamis (1/10/2020).( ).
"Itu (nyapres) sah-sah saja dan menjadi hak mereka. Untuk bisa menjadi capres atau cawapres, maka keduanya harus mendapat dukungan rakyat dan partai politik," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Minggu (4/10/2020).
Menurut Ujang, peluang Gatot dan Moeldoko bisa ditandai dengan popularitas dan elektabilitas yang tinggi. Jika ke depan keduanya memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, peluang nyapres akan terbuka.
"Begitu juga sebaliknya, jika popularitas dan elektabilitasnya rendah, maka mereka akan layu sebelum berkembang. Dan hanya akan bertarung di tingkat wacana," pungkas dia.
(
Baca Juga
Diketahui, nama Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo belakangan makin sering muncul di publik. Gatot menggaungkan isu kebangkitan PKI. Gatot juga kerap diadang sekelompok orang saat beraktivitas di sejumlah daerah.
Di sisi lain, Moeldoko yang saat ini menjadi Kepala Staf Kepresidenan melihat isu kebangkitan PKI saat ini ditujukan untuk membuat kehebohan semata. "Kita ini mantan-mantan prajurit, memiliki DNA yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang. DNA intelijen, DNA kewaspadaan, DNA antisipasi, dan seterusnya. Saya tidak ingin menyebut nama, tetapi kan tujuannya membangun kewaspadaan. Kewaspadaan kita bangun untuk menenteramkan keadaan. Bukan malah untuk menakutkan. Bedanya di situ," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis dari Staf Komunikasi Politik KSP, Kamis (1/10/2020).( ).
(zik)
tulis komentar anda