Nih Sekelumit Sejarah Komunisme hingga Masuk ke Indonesia
Rabu, 30 September 2020 - 10:49 WIB
JAKARTA - Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai, saat ini 'goreng-menggoreng' isu PKI atau komunisme sangat kental terjadi. Menurutnya, isu ini kerap dijadikan komoditas politik oleh figur atau kelompok tertentu setiap bulan September-Oktober .
(Baca juga: Fahri Hamzah Dorong Fadli Zon Ungkap Sejarah Komunis dan PKI)
"Terkait sejarah lahirnya paham komunisme yakni pada tahun 1843 saat Karl Marx melarikan diri dari Prussia yang kita kenal sekarang Jerman. Dia melarikan diri ke Prancis yang saat ini sangat kental dengan paham sosialisme," tutur Jerry kepada SINDOnews, Rabu (30/9/2020).
"Pada tahun 1848 di Prancis dia mendirikan revolusi komunisme bersama Weitling dan Proudhon," imbuh dia. (Baca juga: Pilkada Tetap Dilanjutkan, Komnas HAM Ingatkan Ratusan KPPS Meninggal di 2019)
Menurut Jerry, paham komunis lebih condong ke kaum buruh dan seruan mereka agar seruan manusia yang tertindas bangkit. Bahkan Theimer mengatakan, gagasan bahwa kekayaan ini merupakan milik semua pemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi
"Barangkali kalau tak di lihat dalam kacamata dogmatis maka berbahaya. Memang ajaran Marx ini populer, tapi pada era 90-an di mana Jerman Timur awalnya komunis bergabung dengan Jerman Barat," ujarnya.
Lebih lanjut Jerry menjelaskan, begitu pula, Glasnot dan Perestroika di Uni Soviet pada 1991 terpecah sampai ke Yugoslavia. Menurutnya, di China menjadi kekuatan dan barometer komunis.
"Dicatat pada 2017 jumlah keanggotaan paham ini hampir 89,45 juta sedangkan partai komunis di parlemen berjumlah 2.982," bebernya.
Di Indonesia Jerry menilai, sejarah kelam pembantaian yang dilakukan PKI jangan dilupakan, di mana para pahlawan revolusi tewas dalam aksi ini. "Tapi saat ini kita hidup di masa present bukan past (lampau), biarlah kita berpikir future (masa akan datang) bangsa ini," ucapnya.
(Baca juga: Fahri Hamzah Dorong Fadli Zon Ungkap Sejarah Komunis dan PKI)
"Terkait sejarah lahirnya paham komunisme yakni pada tahun 1843 saat Karl Marx melarikan diri dari Prussia yang kita kenal sekarang Jerman. Dia melarikan diri ke Prancis yang saat ini sangat kental dengan paham sosialisme," tutur Jerry kepada SINDOnews, Rabu (30/9/2020).
"Pada tahun 1848 di Prancis dia mendirikan revolusi komunisme bersama Weitling dan Proudhon," imbuh dia. (Baca juga: Pilkada Tetap Dilanjutkan, Komnas HAM Ingatkan Ratusan KPPS Meninggal di 2019)
Menurut Jerry, paham komunis lebih condong ke kaum buruh dan seruan mereka agar seruan manusia yang tertindas bangkit. Bahkan Theimer mengatakan, gagasan bahwa kekayaan ini merupakan milik semua pemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi
"Barangkali kalau tak di lihat dalam kacamata dogmatis maka berbahaya. Memang ajaran Marx ini populer, tapi pada era 90-an di mana Jerman Timur awalnya komunis bergabung dengan Jerman Barat," ujarnya.
Lebih lanjut Jerry menjelaskan, begitu pula, Glasnot dan Perestroika di Uni Soviet pada 1991 terpecah sampai ke Yugoslavia. Menurutnya, di China menjadi kekuatan dan barometer komunis.
"Dicatat pada 2017 jumlah keanggotaan paham ini hampir 89,45 juta sedangkan partai komunis di parlemen berjumlah 2.982," bebernya.
Di Indonesia Jerry menilai, sejarah kelam pembantaian yang dilakukan PKI jangan dilupakan, di mana para pahlawan revolusi tewas dalam aksi ini. "Tapi saat ini kita hidup di masa present bukan past (lampau), biarlah kita berpikir future (masa akan datang) bangsa ini," ucapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda