Gatot Nurmantyo Ungkap PKI Gaya Baru, PDIP Sebut Fitnatu Asyaddu Minal Qotli
Kamis, 24 September 2020 - 10:08 WIB
(Baca: Arteria Dahlan Bantah Kakeknya Tokoh Pendiri PKI di Sumbar)
"Para calon kepala daerah yang bukan PDIP pun dilatih, tanya saja mereka, terhadap seluruh materi yang diajarkan. Semua untuk hadirnya pemimpin negarawan yang menyatukan bangsa.Saya jadi membandingkan, bagaimana Panglima Besar Jenderal Sudirman selalu mengobarkan nasionalisme, persatuan nasional, dan juga juga kehebatan sejarah masa lalu yang hebat," tukas Wanto.
Wanto mengaku, pihaknya lebih meneladani Jenderal Sudirman, daripada Jenderal Gatot yang selalu hadirkan ketakutan, ancaman, dan juga hal-hal negatif tentang Pak Jokowi. "Pak Gatot mohon maaf, bukankah Bapak masih terikat pada Sumpah Sapta Marga? Alangkah baiknya jika Bapak meneladani kepemimpinan Panglima Besar Sudirman daripada membuat pernyataan yang bernada menghasut," jelasnya.
Wanto Sugito mengingatkan bahwa apa yang telah diutarakan Gatot soal kebangkitan PKI belakangan ini hanya membuat gaduh dan fitnah. "Wal fitnatu asyaddu minal qotli. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," kataaktivis 98 lulusan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini.
"Para calon kepala daerah yang bukan PDIP pun dilatih, tanya saja mereka, terhadap seluruh materi yang diajarkan. Semua untuk hadirnya pemimpin negarawan yang menyatukan bangsa.Saya jadi membandingkan, bagaimana Panglima Besar Jenderal Sudirman selalu mengobarkan nasionalisme, persatuan nasional, dan juga juga kehebatan sejarah masa lalu yang hebat," tukas Wanto.
Wanto mengaku, pihaknya lebih meneladani Jenderal Sudirman, daripada Jenderal Gatot yang selalu hadirkan ketakutan, ancaman, dan juga hal-hal negatif tentang Pak Jokowi. "Pak Gatot mohon maaf, bukankah Bapak masih terikat pada Sumpah Sapta Marga? Alangkah baiknya jika Bapak meneladani kepemimpinan Panglima Besar Sudirman daripada membuat pernyataan yang bernada menghasut," jelasnya.
Wanto Sugito mengingatkan bahwa apa yang telah diutarakan Gatot soal kebangkitan PKI belakangan ini hanya membuat gaduh dan fitnah. "Wal fitnatu asyaddu minal qotli. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," kataaktivis 98 lulusan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda