Pembangunan Embung Ditjen PSP Turut Dukung Pertanian Banyuwangi
Kamis, 17 September 2020 - 13:04 WIB
BANYUWANGI - Sektor pertanian di Banyuwangi terus menggeliat. Pembangunan infrastruktur pertanian pun terus dilakukan. Apa lagi infrastruktur pertanian termasuk prioritas utama pembangunan di Banyuwangi pada 2020 ini. Sektor pertanian ini semakin menggeliat dengan dibangunnya embung oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat pembangunan pertanian di Banguwangi sejalan dengan pembangunan pembangunan pertanian oleh Kementerian Pertanian.
“Kementerian Pertanian juga fokus ada pengembangan pertanian. Baik untuk untuk meningkatkan produksi, maupun untuk membenahi sarana dan prasarana pertanian, termasuk konservasi air melalui pembangunan embung,” tutur Mentan SYL, Kamis (17/9/2020).
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan pembangunan infrastruktur sumberdaya air yang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi berupa embung di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.
“Pembangunan embung ini kita lakukan untuk mendukung pertanian dari hulu sampai hilir. Kita juga ingin meningkatkan indeks pertanaman sehingga hasil produksi yang bisa dicapai menjadi lebih maksimal,” tuturnya.
Sarwo Edhy menjelaskan, pembangunan embung bukan hanya untuk memastikan ketersediaan air untuk pertanian. “Tetapi kita juga berharap luas tanah yang bisa terairi bisa meningkat. Sehingga hasil pertanian juga bertambah,” katanya.
Sektor pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian masyarakat Banyuwangi. Selain teknis pertaniannya misalnya dengan inovasi budidaya maupun pasca-panen, Banyuwangi juga membangun infrastrukturnya, terutama untuk sumberdaya air. Aliran air ke lahan harus dipastikan tidak macet dan dalam jumlah yang cukup.
Di Banyuwangi, jaringan irigasi primer mencapai 3.718 kilometer, irigasi sekunder 2.204 kilometer, dan irigasi tersier 797 kilometer. Jaringan tersebut mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Selain itu, ada kawasan perkebunan sekitar 82.000 hektar yang juga membutuhkan sumberdaya air dalam skala tertentu.
“Embung bisa menjadi andalan petani untuk mendapatkan sumber pengairan disaat rendahnya curah hujan dan berkurangnya pasokan air dari sistem irigasi teknis,” tutur Sarwo Edhy lagi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat pembangunan pertanian di Banguwangi sejalan dengan pembangunan pembangunan pertanian oleh Kementerian Pertanian.
“Kementerian Pertanian juga fokus ada pengembangan pertanian. Baik untuk untuk meningkatkan produksi, maupun untuk membenahi sarana dan prasarana pertanian, termasuk konservasi air melalui pembangunan embung,” tutur Mentan SYL, Kamis (17/9/2020).
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan pembangunan infrastruktur sumberdaya air yang dilakukan di Kabupaten Banyuwangi berupa embung di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo.
“Pembangunan embung ini kita lakukan untuk mendukung pertanian dari hulu sampai hilir. Kita juga ingin meningkatkan indeks pertanaman sehingga hasil produksi yang bisa dicapai menjadi lebih maksimal,” tuturnya.
Sarwo Edhy menjelaskan, pembangunan embung bukan hanya untuk memastikan ketersediaan air untuk pertanian. “Tetapi kita juga berharap luas tanah yang bisa terairi bisa meningkat. Sehingga hasil pertanian juga bertambah,” katanya.
Sektor pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian masyarakat Banyuwangi. Selain teknis pertaniannya misalnya dengan inovasi budidaya maupun pasca-panen, Banyuwangi juga membangun infrastrukturnya, terutama untuk sumberdaya air. Aliran air ke lahan harus dipastikan tidak macet dan dalam jumlah yang cukup.
Di Banyuwangi, jaringan irigasi primer mencapai 3.718 kilometer, irigasi sekunder 2.204 kilometer, dan irigasi tersier 797 kilometer. Jaringan tersebut mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Selain itu, ada kawasan perkebunan sekitar 82.000 hektar yang juga membutuhkan sumberdaya air dalam skala tertentu.
“Embung bisa menjadi andalan petani untuk mendapatkan sumber pengairan disaat rendahnya curah hujan dan berkurangnya pasokan air dari sistem irigasi teknis,” tutur Sarwo Edhy lagi.
tulis komentar anda