Tito Karnavian Sebut Rentan Terjadi Aktivitas Ilegal di Perbatasan
Kamis, 17 September 2020 - 12:26 WIB
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan Indonesia memiliki luas wilayah yang luas, dengan garis pantai terpanjang di dunia. Hal ini membuat tidak mudah bagi Indonesia untuk menjaga perbatasannya.
"Ini tidak gampang karena negara kita adalah negara dengan salah satu yang garis pantainya terpanjang di dunia. 17 ribu pulau, 3 timezone. Negara kita kalau seandainya petanya dipotong dan ditaruh di petanya Amerika Serikat , itu akan menutup dari San Fransisco di sebelah Barat sampai dengan New York di sebelah timur. Kalau kita taruh di Eropa dari Portugal sampai Moskow tertutup. Demikian besar negara kita," jelasnya dalam Webinar Nasional Forum Tematik Bakohumas Pengelolaan Perbatasan, Kamis (17/9/2020).
Dia mengatakan sebagian besar wilayah perbatasan Indonesia berupa lautan. Hal ini memunculkan tantangan tersendiri. "Tidak gampang karena 65% lebih adalah lautan. Kita memiliki batas darat, laut dan udara. Apakah kita memiliki kapasitas untuk menjaga dan mengamankan border itu. Coba kita bandingkan dengan Singapura misalnya. Negara pulau, island state, sangat mudah menjaga perbatasannya," ungkapnya.( ).
Besarnya wilayah Indonesia ini memunculkan persoalan di wilayah perbatasan. Salah satunya adalah rentan terjadinya aktivitas ilegal di wilayah perbatasan.
( ).
"Itulah mungkin kita menghadapi persoalan Indonesia sebagai salah satu yang bordernya cukup rentan untuk terjadinya trespassing, illegal entry atau ilegal exit. Tidak gampang. Sehingga banyaknya terjadi peristiwa penyelundupan, narkotika, illegal trafficking, human trafficking, kemudian juga hal-hal yang ilegal lainnya," pungkasnya.
"Ini tidak gampang karena negara kita adalah negara dengan salah satu yang garis pantainya terpanjang di dunia. 17 ribu pulau, 3 timezone. Negara kita kalau seandainya petanya dipotong dan ditaruh di petanya Amerika Serikat , itu akan menutup dari San Fransisco di sebelah Barat sampai dengan New York di sebelah timur. Kalau kita taruh di Eropa dari Portugal sampai Moskow tertutup. Demikian besar negara kita," jelasnya dalam Webinar Nasional Forum Tematik Bakohumas Pengelolaan Perbatasan, Kamis (17/9/2020).
Dia mengatakan sebagian besar wilayah perbatasan Indonesia berupa lautan. Hal ini memunculkan tantangan tersendiri. "Tidak gampang karena 65% lebih adalah lautan. Kita memiliki batas darat, laut dan udara. Apakah kita memiliki kapasitas untuk menjaga dan mengamankan border itu. Coba kita bandingkan dengan Singapura misalnya. Negara pulau, island state, sangat mudah menjaga perbatasannya," ungkapnya.( ).
Besarnya wilayah Indonesia ini memunculkan persoalan di wilayah perbatasan. Salah satunya adalah rentan terjadinya aktivitas ilegal di wilayah perbatasan.
( ).
"Itulah mungkin kita menghadapi persoalan Indonesia sebagai salah satu yang bordernya cukup rentan untuk terjadinya trespassing, illegal entry atau ilegal exit. Tidak gampang. Sehingga banyaknya terjadi peristiwa penyelundupan, narkotika, illegal trafficking, human trafficking, kemudian juga hal-hal yang ilegal lainnya," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda