Kasus Positif Covid-19 Kian Mengkhawatirkan, Rumah Sakit di Ambang Kolaps
Rabu, 09 September 2020 - 09:02 WIB
Saat ini, kata Syahrizal, kapasitas tempat tidur di seluruh rumah sakit di Indonesia sebanyak 45.500. Tempat tidur ini dipakai baik oleh pasien Covid-19 maupun pasien umum.
“Dalam kondisi hari ini saja untuk melayani pasien Covid-19 banyak rumah sakit yang sudah mengeluh karena ruang ICU dan ruang isolasi sudah mulai penuh,” ujarnya saat dihubungi.
Syahrizal menyebut pada akhir Desember nanti kebutuhan tempat tidur khusus pasien Covid-19 bisa mencapai 48.500 atau sudah melampaui kapasitas yang dimiliki rumah sakit.
“Tiga bulan ke depan kita butuh ribuan tempat tidur tambahan. Ini riil, bukan prediksi, bukan hitungan matematika rumit, hanya hitungan sederhana. Ini sudah di depan mata,” ucapnya. (Baca juga: Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini)
Untuk mengetahui kecepatan penularan virus, Syahrizal mengatakan itu bisa dilihat ketika kasus positif mencapai kelipatan 50.000. Pada 50.000 kasus pertama, kata dia, dibutuhkan waktu selama 114 hari atau tiga bulan. Untuk mencapai 100.000 kasus positif atau 50.000 kedua, waktu yang dibutuhkan semakin pendek, yakni hanya 33 hari atau satu bulan.
Saat kasus positif mencapai 150.000 atau 50.000 ketiga pada 22 Agustus lalu, waktu yang dibutuhkan hanya 23 hari. Sedangkan untuk mencapai angka 200.000 atau 50.000 keempat, waktu yang diperlukan tersisa 17 hari.
Berdasarkan hitungan-hitungan ini, maka terdapat selisih 8.500 antara kebutuhan tempat tidur dengan kapasitas yang ada. “Butuh 8.000 bed tambahan hanya untuk pasien Covid-19. Ini sama dengan 40 rumah sakit dengan kapasitas 200 tempat tidur,” ungkapnya. (Baca juga: Demonstrasi Antirasisme Memanas di Kota-Kota AS)
Dia berharap Kementerian Kesehatan bisa segera menyiapkan kekurangan tempat tidur dalam tiga bulan ini, termasuk ruang isolasi dan alat kesehatan berupa ventilator. Menurutnya, ini mutlak dipenuhi.
“Kalau pemerintah tidak juga punya sense of crisis, masih saja membangun narasi bahwa penanganan yang dilakukan on the track, kesembuhan kita lebih tinggi di banding negara lain, saya tidak tahu lagi,” tandasnya.
“Dalam kondisi hari ini saja untuk melayani pasien Covid-19 banyak rumah sakit yang sudah mengeluh karena ruang ICU dan ruang isolasi sudah mulai penuh,” ujarnya saat dihubungi.
Syahrizal menyebut pada akhir Desember nanti kebutuhan tempat tidur khusus pasien Covid-19 bisa mencapai 48.500 atau sudah melampaui kapasitas yang dimiliki rumah sakit.
“Tiga bulan ke depan kita butuh ribuan tempat tidur tambahan. Ini riil, bukan prediksi, bukan hitungan matematika rumit, hanya hitungan sederhana. Ini sudah di depan mata,” ucapnya. (Baca juga: Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini)
Untuk mengetahui kecepatan penularan virus, Syahrizal mengatakan itu bisa dilihat ketika kasus positif mencapai kelipatan 50.000. Pada 50.000 kasus pertama, kata dia, dibutuhkan waktu selama 114 hari atau tiga bulan. Untuk mencapai 100.000 kasus positif atau 50.000 kedua, waktu yang dibutuhkan semakin pendek, yakni hanya 33 hari atau satu bulan.
Saat kasus positif mencapai 150.000 atau 50.000 ketiga pada 22 Agustus lalu, waktu yang dibutuhkan hanya 23 hari. Sedangkan untuk mencapai angka 200.000 atau 50.000 keempat, waktu yang diperlukan tersisa 17 hari.
Berdasarkan hitungan-hitungan ini, maka terdapat selisih 8.500 antara kebutuhan tempat tidur dengan kapasitas yang ada. “Butuh 8.000 bed tambahan hanya untuk pasien Covid-19. Ini sama dengan 40 rumah sakit dengan kapasitas 200 tempat tidur,” ungkapnya. (Baca juga: Demonstrasi Antirasisme Memanas di Kota-Kota AS)
Dia berharap Kementerian Kesehatan bisa segera menyiapkan kekurangan tempat tidur dalam tiga bulan ini, termasuk ruang isolasi dan alat kesehatan berupa ventilator. Menurutnya, ini mutlak dipenuhi.
“Kalau pemerintah tidak juga punya sense of crisis, masih saja membangun narasi bahwa penanganan yang dilakukan on the track, kesembuhan kita lebih tinggi di banding negara lain, saya tidak tahu lagi,” tandasnya.
tulis komentar anda