Mulyadi-Ali Mukhni Kembalikan Dukungan, PDIP Pilih Tak Ikut Pilgub Sumbar
Minggu, 06 September 2020 - 17:47 WIB
JAKARTA - Drama politik yang terjadi menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Sumatera Barat (Sumbar) belum berakhir. Setelah pasangan calon Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan rekomendasi dukungan kepada PDIP, menyusul pernyataan kontroversial Ketua DPP PDIP Puan Maharani, kini PDIP mengambil sikap untuk tidak ikut berpartisipasi dalam Pilgub Sumbar 2020. (Baca juga: PDIP Berterima Kasih Mulyadi Kembalikan SK Rekomendasi Pilgub Sumbar)
Penegasan tersebut disampaikan Ketua DPD PDIP Sumbar Alex Indra Lukman yang disampaikan melalui siaran video, Minggu (6/9/2020). "DPD PDIP dalam hal ini bersikap untuk tidak lagi mengikuti Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2020. Sikap ini akan kami ajukan ke DPP," ujar Alex Indra Lukman. (Baca juga: Pengamat: Pengembalian SK PDIP Bisa Jadi Rekor dalam Politik)
Dikatakan Alex, bagi PDIP, berpartai politik bukan hanya soal menang kalah. Tidak sekadar tentang kontestasi atau pilkada. Tetapi lebih pada membangun dan menjaga tata nilai. "Kami tidak larut dalam persoalan ini. Sejak awal pandemi sampai saat ini dan ke depannya, PDIP Sumatera Barat akan terus bergotong royong melaksanakan bakti sosial meringankan beban masyarakat yang terdampak," katanya. (Baca juga: Pengembalian SK Cagub Sumbar Risiko yang Harus Ditanggung PDIP)
Dia juga berpesan kepada para kader dan simpatisan PDIP bahwa dinamika ini tidak menghalangi untuk melaksanakan arahan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan pesan Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk tetap merebut simpati masyarakat Sumatera Barat dengan mengamalkan Pancasila. "Kita sudah teruji dan konsisten menghadapi apapun bentuk dinamika politik. Dan kita tidak perlu marah bila ada pihak yang belum berpengalaman mengatasi hal ini," katanya. (Baca juga: Demokrat Tak Khawatir Hubungan dengan PDIP Memburuk)
Alex menceritakan tahapan Pilgub Sumbar sudah dimulai sejak tahun lalu dan melalui proses yang sangat panjang. Awalnya, pasangan Mulyadi-Ali Mukhni mendaftar ke DPD, kemudian berkasnya dipelajari secara seksama oleh partai antara lain rekam jejak, elektabilitas yang diukur dengan metode survei, sebelum diambil keputusan.
"Mbak Puan dalam rapat partai pengumuman yang terbuka untuk umum, PDIP mengusung Mulyadi-Ali Mukhni sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumatera barat. Keputusan partai ini menunjukkan bahwa PDIP benar-benar melakukan seleksi calon secara objektif karena Mulyadi dan Ali Mukhni adalah kader Demokrat dan PAN yang posisi politiknya saat ini berada di luar pemerintahan," katanya.
Alex menegaskan PDIP tidak pernah menyimpan dendam atau sakit hati terkait hasil pilpres maupun Pileg 2019 di Sumatera Barat. "Terbukti kami mengusung Ketua PAN Sumatera Barat pada saat pengumuman itu dilaksanakan. Meskipun dua kursi PDIP DPR pada Pileg 2014 direbut oleh PAN pada Pileg 2019," katanya.
Sehubungan dengan rekaman Ali Mukhni yang mengembalikan rekomendasi dan pernyataan Mulyadi bahwa belum adanya B1-KWK yang diserahkan, Alex mengaku sangat kecewa karena mengetahui hal tersebut justru dari media. "Harusnya sebagai orang yang dituakan, bisa memberikan tauladan pada kami, datang tampak muka pergi tampak punggung. PDI Perjuangan adalah partai yang menjalankan mekanisme kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit," tuturnya.
Karena itulah, kata Alex, setelah menyerahkan rekomendasi dukungan oleh diserahkan politikus PDIP, Utut Adianto kepada Mulyadi di Kantor DPP PDIP pada Rabu (2/9/2020), ditindaklanjuti dengan B1-KWK yang diserahkan oleh DPD PDIP di Padang pada Kamis (4/9/2020) kepada petugas penghubung paslon dengan KPUD untuk pemberkasan. "Tentu saja hal ini diketahui dan atas persetujuan Paslon. Kemarin orang yang sama mengembalikan B1-KWK kepada kami. Dengan demikian, drama yang ngalor ngidul ini telah mencapai ujungnya," katanya.
Penegasan tersebut disampaikan Ketua DPD PDIP Sumbar Alex Indra Lukman yang disampaikan melalui siaran video, Minggu (6/9/2020). "DPD PDIP dalam hal ini bersikap untuk tidak lagi mengikuti Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2020. Sikap ini akan kami ajukan ke DPP," ujar Alex Indra Lukman. (Baca juga: Pengamat: Pengembalian SK PDIP Bisa Jadi Rekor dalam Politik)
Dikatakan Alex, bagi PDIP, berpartai politik bukan hanya soal menang kalah. Tidak sekadar tentang kontestasi atau pilkada. Tetapi lebih pada membangun dan menjaga tata nilai. "Kami tidak larut dalam persoalan ini. Sejak awal pandemi sampai saat ini dan ke depannya, PDIP Sumatera Barat akan terus bergotong royong melaksanakan bakti sosial meringankan beban masyarakat yang terdampak," katanya. (Baca juga: Pengembalian SK Cagub Sumbar Risiko yang Harus Ditanggung PDIP)
Dia juga berpesan kepada para kader dan simpatisan PDIP bahwa dinamika ini tidak menghalangi untuk melaksanakan arahan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan pesan Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk tetap merebut simpati masyarakat Sumatera Barat dengan mengamalkan Pancasila. "Kita sudah teruji dan konsisten menghadapi apapun bentuk dinamika politik. Dan kita tidak perlu marah bila ada pihak yang belum berpengalaman mengatasi hal ini," katanya. (Baca juga: Demokrat Tak Khawatir Hubungan dengan PDIP Memburuk)
Alex menceritakan tahapan Pilgub Sumbar sudah dimulai sejak tahun lalu dan melalui proses yang sangat panjang. Awalnya, pasangan Mulyadi-Ali Mukhni mendaftar ke DPD, kemudian berkasnya dipelajari secara seksama oleh partai antara lain rekam jejak, elektabilitas yang diukur dengan metode survei, sebelum diambil keputusan.
"Mbak Puan dalam rapat partai pengumuman yang terbuka untuk umum, PDIP mengusung Mulyadi-Ali Mukhni sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumatera barat. Keputusan partai ini menunjukkan bahwa PDIP benar-benar melakukan seleksi calon secara objektif karena Mulyadi dan Ali Mukhni adalah kader Demokrat dan PAN yang posisi politiknya saat ini berada di luar pemerintahan," katanya.
Alex menegaskan PDIP tidak pernah menyimpan dendam atau sakit hati terkait hasil pilpres maupun Pileg 2019 di Sumatera Barat. "Terbukti kami mengusung Ketua PAN Sumatera Barat pada saat pengumuman itu dilaksanakan. Meskipun dua kursi PDIP DPR pada Pileg 2014 direbut oleh PAN pada Pileg 2019," katanya.
Sehubungan dengan rekaman Ali Mukhni yang mengembalikan rekomendasi dan pernyataan Mulyadi bahwa belum adanya B1-KWK yang diserahkan, Alex mengaku sangat kecewa karena mengetahui hal tersebut justru dari media. "Harusnya sebagai orang yang dituakan, bisa memberikan tauladan pada kami, datang tampak muka pergi tampak punggung. PDI Perjuangan adalah partai yang menjalankan mekanisme kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit," tuturnya.
Karena itulah, kata Alex, setelah menyerahkan rekomendasi dukungan oleh diserahkan politikus PDIP, Utut Adianto kepada Mulyadi di Kantor DPP PDIP pada Rabu (2/9/2020), ditindaklanjuti dengan B1-KWK yang diserahkan oleh DPD PDIP di Padang pada Kamis (4/9/2020) kepada petugas penghubung paslon dengan KPUD untuk pemberkasan. "Tentu saja hal ini diketahui dan atas persetujuan Paslon. Kemarin orang yang sama mengembalikan B1-KWK kepada kami. Dengan demikian, drama yang ngalor ngidul ini telah mencapai ujungnya," katanya.
(cip)
tulis komentar anda