Amien Rais: Pak Jokowi, Bersihkan Istana dari Elemen yang Merusak Kehidupan Bangsa Indonesia
Sabtu, 05 September 2020 - 21:24 WIB
JAKARTA - Mantan Ketua MPR RI M Amien Rais meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membersihkan Istana dari elemen-elemen yang merusak kehidupan bangsa Indonesia. Permintaan Amien tersebut disampaikan dalam channel YouTube Amien Rais Official.
Amien Rais menyebut, tantangan berat buat Jokowi adalah keberanian mewarisi tradisi perjuangan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan para pendahulu kita yang segenap hidup mereka, mereka abdikan untuk bangsa dan negara Indonesia. "Tidak pernah terlintas dalam kehidupan para pendiri bangsa itu untuk memperkaya diri apalagi sampai menuhankan uang dan dunia. Masih ada waktu empat tahun. Pak Jokowi, bersihkan Istana dari elemen-elemen yang merusak kehidupan bangsa Indonesia," kata Amien dalam video berjudul 'REKOMENDASI (Bagian Terakhir Risalah Kebangsaan Amien Rais)', yang tayang 4 September 2020.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan, jika Jokowi bingung karena masukan dan nasihat yang simpang siur dari oknum-oknum yang punya vested interest yang berbahaya, tanyalah pada hati nurani. "Bisikan nurani Pak Jokowi, selalu berupa cahaya yang dapat membedakan mana benar mana salah, mana haq mana batil, mana adil mana zalim. Saya sebagai salah satu dari 270 juta anak bangsa hanya dapat mengingatkan, tidak lain," ujarnya.
(
).
Sebelumnya, Amien juga mengatakan Jokowi masih punya kartu kuat untuk melakukan terobosan politik yang radikal demi masa depan Indonesia yang kini cukup suram. "Rumusnya sederhana. Bangsa Indonesia jangan dibelah, tetapi satu padukan. Jangan Anda teruskan proses pembelahan bangsa yang sangat berbahaya. Hentikan politik Anda selama ini yang membuat dua kelompok besar yakni Islam dan nasionalis-sekularis menjadi saling mengeluarkan, saling berhadapan yaitu mutually exclusive. Sebaliknya, sebagai presiden kalau masih ingin maju terus sampai selesai dengan husnulkhatimah sampai 2024, mulai upayakan proses saling mendekatkan di antara dua kubu sehingga dapat menuju persatuan yang bersifat saling merangkul secara ikhlas demi kelangsungan Bangsa dan negara Indonesia. Dus, mutually inclusive."
Amien pun mengingatkan, seruan 'Allahu Akbar' yang dikumandangkan umat Islam setiap kali umat Islam mengadakan rapat akbar atau pertemuan-pertemuan massa jangan dicurigai dengan berbagai kecurigaan yang aneh-aneh.
( ).
Menurut Amien Rais, bangsa Indonesia dari Merauke sampai Sabang, dari Pacitan sampai Kalimantan setiap hari mendengarkan seruan 'Allahu Akbar', puluhan kali, dari azan dan ikamah yang dikumandangkan dari seluruh masjid dan musala. Allahu Akbar itu berintikan hanya Allah yang Maha Besar dan berisikan ajaran kemerdekaan dan kebebasan.
"Allahu Akbar memerintahkan umat beriman untuk tidak pernah tunduk pada penjajahan sampai kapan pun, sementara pekik kemerdekaan 'Merdeka' yang dikumandangkan oleh bangsa Indonesia adalah seruan yang paralel sepenuhnya dengan isi seruan takbir. Karena itulah, ketika saya berada di tengah-tengah massa umat Islam, di tengah para kiai, habaib, dan ustaz, saya selalu mengingatkan 'jangan sampai lupa setelah menyerukan takbir langsung diikuti dengan pekik kemerdekaan'," jelas pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Amien Rais menyebut, tantangan berat buat Jokowi adalah keberanian mewarisi tradisi perjuangan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan para pendahulu kita yang segenap hidup mereka, mereka abdikan untuk bangsa dan negara Indonesia. "Tidak pernah terlintas dalam kehidupan para pendiri bangsa itu untuk memperkaya diri apalagi sampai menuhankan uang dan dunia. Masih ada waktu empat tahun. Pak Jokowi, bersihkan Istana dari elemen-elemen yang merusak kehidupan bangsa Indonesia," kata Amien dalam video berjudul 'REKOMENDASI (Bagian Terakhir Risalah Kebangsaan Amien Rais)', yang tayang 4 September 2020.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan, jika Jokowi bingung karena masukan dan nasihat yang simpang siur dari oknum-oknum yang punya vested interest yang berbahaya, tanyalah pada hati nurani. "Bisikan nurani Pak Jokowi, selalu berupa cahaya yang dapat membedakan mana benar mana salah, mana haq mana batil, mana adil mana zalim. Saya sebagai salah satu dari 270 juta anak bangsa hanya dapat mengingatkan, tidak lain," ujarnya.
(
Baca Juga
Sebelumnya, Amien juga mengatakan Jokowi masih punya kartu kuat untuk melakukan terobosan politik yang radikal demi masa depan Indonesia yang kini cukup suram. "Rumusnya sederhana. Bangsa Indonesia jangan dibelah, tetapi satu padukan. Jangan Anda teruskan proses pembelahan bangsa yang sangat berbahaya. Hentikan politik Anda selama ini yang membuat dua kelompok besar yakni Islam dan nasionalis-sekularis menjadi saling mengeluarkan, saling berhadapan yaitu mutually exclusive. Sebaliknya, sebagai presiden kalau masih ingin maju terus sampai selesai dengan husnulkhatimah sampai 2024, mulai upayakan proses saling mendekatkan di antara dua kubu sehingga dapat menuju persatuan yang bersifat saling merangkul secara ikhlas demi kelangsungan Bangsa dan negara Indonesia. Dus, mutually inclusive."
Amien pun mengingatkan, seruan 'Allahu Akbar' yang dikumandangkan umat Islam setiap kali umat Islam mengadakan rapat akbar atau pertemuan-pertemuan massa jangan dicurigai dengan berbagai kecurigaan yang aneh-aneh.
( ).
Menurut Amien Rais, bangsa Indonesia dari Merauke sampai Sabang, dari Pacitan sampai Kalimantan setiap hari mendengarkan seruan 'Allahu Akbar', puluhan kali, dari azan dan ikamah yang dikumandangkan dari seluruh masjid dan musala. Allahu Akbar itu berintikan hanya Allah yang Maha Besar dan berisikan ajaran kemerdekaan dan kebebasan.
"Allahu Akbar memerintahkan umat beriman untuk tidak pernah tunduk pada penjajahan sampai kapan pun, sementara pekik kemerdekaan 'Merdeka' yang dikumandangkan oleh bangsa Indonesia adalah seruan yang paralel sepenuhnya dengan isi seruan takbir. Karena itulah, ketika saya berada di tengah-tengah massa umat Islam, di tengah para kiai, habaib, dan ustaz, saya selalu mengingatkan 'jangan sampai lupa setelah menyerukan takbir langsung diikuti dengan pekik kemerdekaan'," jelas pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
(zik)
tulis komentar anda