Rekonstruksi Anggaran, Hasil Evaluasi Kebijakan?

Selasa, 18 Februari 2025 - 12:01 WIB
Menarik bahwa pemerintah melakukan rekonstruksi anggaran tidak lama sejak dikeluarkannya Inpres tersebut, artinya kebijakan itu belum sempat diimplementasikan. Mungkin saja ketika keputusan awal efisiensi anggaran tersebut ditetapkan masih terdapat hal yang terlupakan dan belum masuk dalam pertimbangan khusus dengan memperhatikan program-program yang sedang berjalan atau yang tidak mungkin dipangkas langsung karena adanya dampak negatif. Hal yang juga (mungkin) mendorong rekonstruksi tersebut adalah munculnya keluhan atau ketidaksetujuan dari berbagai lapisan dan masyarakat. Rekonstruksi ini sebagai indikasi bahwa kebijakan yang telah ditetapkan segera dicermati kembali akibat adanya perubahan yang terjadi (Widodo, 2007).

Evaluasi ditunjukkan dengan mencermati secara sistematis dan objektif terkait anggaran dan manfaat, alokasi sumber daya yang lebih efisien. Ini selaras dengan pendapat Briggs & Fenton (2023). Mengutip Dunn (1994) yang berpendapat bahwa pencermatan terhadap setiap (implementasi) kebijakan melalui suatu proses evaluasi, merupakan suatu keniscayaan. Kenapa? Hal ini disebabkan adanya perubahan yang terjadi baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang akan menimbulkan dampak terhadap kebijakan tersebut baik dikehendaki (intended impact) maupun tidak dikehendaki (unintended impact).

Menunggu Dampak Rekonstruksi

Sejauh mana suatu kebijakan berhasil dalam masyarakat dan dalam proses implementasi sangat ditentukan oleh perumusan kebijakan tersebut. Cukup banyak bukti yang menunjukkan bahwa kebijakan yang secara umum dipandang para ahli cukup baik, ternyata tidak berhasil diterapkan dalam masyarakat sehingga tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.

Sebaliknya ada kebijakan yang kelihatannya kurang bermutu dilihat dari substansinya, namun diterima masyarakat karena mewakili aspirasinya, sekalipun dalam pencapaian tujuan terdapat banyak kekurangan. Hal ini didukung oleh Abidin (2006: 143-144) yang meyakini bahwa terdapat faktor yang menentukan keberhasilan suatu kebijakan. Salah satu adalah mutu dari kebijakan dilihat dari substansi kebijakan yang dirumuskan.

Mutu kebijakan sangat tergantung pada kebenaran mengidentifikasi masalah secara tepat. Artinya, masalah yang diidentifikasi tersebut tidak sekadar benar dalam arti plausible atau masuk akal, tetapi juga dapat ditangani (actionable) ditinjau dari berbagai sarana dan kondisi yang ada dan mungkin dapat diusahakan. Abidin (2006) menambahkan bahwa ketepatan masalah selalu menjadi isu yang dapat diperdebatkan, dan harus dimaknai bahwa ketepatan masalah sudah melalui dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Rekonstruksi anggaran ini diharapkan tidak menjadi kepentingan elitis, tetapi sepenuhnya mencerminkan keinginan rakyat. Rekonstruksi anggaran yang begitu cepat tampaknya menunjukkan keberpihakan karena perubahan terhadap kebijakan tidak menunggu waktu terlalu lama.

Ditunggu apakah pengalihan anggaran dalam bentuk rekonstruksi anggaran untuk program tertentu dapat terlihat dampaknya secara nyata dan terukur.
(wur)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More