Ridwan Hisjam Nilai Golkar Paling Tepat Buat Jokowi, Ini Alasannya
Kamis, 12 Desember 2024 - 11:18 WIB
Ridwan mengatakan, Golkar adalah partai yang fleksibel, tidak bertuan. Siapa pun bisa menjadi ketua umum parpol berlambang pohon beringin itu. Bahkan siapa pun ketua umumnya, Golkar bakal tetap eksis karena akan selalu berada di pemerintahan, sesuai doktrinnya Karya Kekaryaan.
"Golkar siapa pun ketua umumya itu akan tetap eksis, dia itu partai yang fleksibel. Dan besarnya Golkar dari dulu itu justru karena banyak faksi, ada faksi JK (Jusuf Kalla, red), Akbar Tandjung, Ical (Aburizal Bakrie, red), Agung Laksono, termasuk faksi yang baru-baru ini, tapi mereka tetap bersatu dalam Golongan Karya," ujarnya.
Sedangkan alasan lainnya, Ridwan memprediksi bahwa Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu tidak akan lama, karena pada prinsipnya politik cepat berubah. Menurutnya, tidak ada yang bisa memastikan hubungan Jokowi dengan Prabowo akan selamanya baik melalui KIM Plus.
Karena, lanjut dia, sebaik-baik hubungan Jokowi dengan Megawati pun akhirnya berakhir. "Itulah pentingnya bagi Jokowi untuk masuk partai politik. Beliau ini punya agenda besar untuk membawa Indonesia Emas, maka program itu tidak bisa dikawal tanpa adanya kekuasaaan. Dan kekuasaan itu hanya bisa direbut melalui partai politik, itu sudah menjadi amanat UU," jelasnya.
Adapun posisi Jokowi di partai, kata Ridwan tidak harus menjadi ketua umum, tapi bisa bisa juga menjadi ketua dewan pembina partai. Hanya saja, nanti kewenangannya diperbesar. Itu bisa dilakukan tentunya dengan mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. "Apakah AD/ART bisa dirubah, tentu saja bisa, karena yang tidak bisa dirubah adalah kitab suci," pungkasnya.
"Golkar siapa pun ketua umumya itu akan tetap eksis, dia itu partai yang fleksibel. Dan besarnya Golkar dari dulu itu justru karena banyak faksi, ada faksi JK (Jusuf Kalla, red), Akbar Tandjung, Ical (Aburizal Bakrie, red), Agung Laksono, termasuk faksi yang baru-baru ini, tapi mereka tetap bersatu dalam Golongan Karya," ujarnya.
Sedangkan alasan lainnya, Ridwan memprediksi bahwa Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu tidak akan lama, karena pada prinsipnya politik cepat berubah. Menurutnya, tidak ada yang bisa memastikan hubungan Jokowi dengan Prabowo akan selamanya baik melalui KIM Plus.
Karena, lanjut dia, sebaik-baik hubungan Jokowi dengan Megawati pun akhirnya berakhir. "Itulah pentingnya bagi Jokowi untuk masuk partai politik. Beliau ini punya agenda besar untuk membawa Indonesia Emas, maka program itu tidak bisa dikawal tanpa adanya kekuasaaan. Dan kekuasaan itu hanya bisa direbut melalui partai politik, itu sudah menjadi amanat UU," jelasnya.
Adapun posisi Jokowi di partai, kata Ridwan tidak harus menjadi ketua umum, tapi bisa bisa juga menjadi ketua dewan pembina partai. Hanya saja, nanti kewenangannya diperbesar. Itu bisa dilakukan tentunya dengan mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. "Apakah AD/ART bisa dirubah, tentu saja bisa, karena yang tidak bisa dirubah adalah kitab suci," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda