Ridwan Hisjam Nilai Golkar Paling Tepat Buat Jokowi, Ini Alasannya

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:18 WIB
loading...
Ridwan Hisjam Nilai...
Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam penutupan Munas Partai Golkar XI di JCC, Senayan, Rabu (21/8/2024). Foto/Dok SINDONEWS TV
A A A
JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menilai partainya paling tepat buat Joko Widodo ( Jokowi ). Setelah tak lagi menjabat presiden, Ridwan menganggap langkah politik yang tepat bagi Jokowi adalah dengan bergabung ke partai politik (parpol).

Dia mengatakan, siapa pun presidennya di Indonesia punya partai politik. Dia melanjutkan, Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), hingga Jokowi adalah kader partai. Ridwan mengatakan, bagaimanapun Jokowi menjadi presiden dua periode karena merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Meski di akhir masa periode keduanya, hubungan Jokowi dengan partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu akhirnya retak. Bahkan, saat ini Jokowi sudah dianggap tidak lagi menjadi bagian dari kader parpol yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu.

Ridwan Hisjam Nilai Golkar Paling Tepat Buat Jokowi, Ini Alasannya

Ridwan Hisjam

Baca juga: Jokowi Diundang ke HUT ke-60 Golkar, dari Banteng ke Pohon Beringin?



Untuk itu, Ridwan menilai langkah politik yang tepat bagi Jokowi adalah kembali ke Golkar. "Saya kira tidak ada jalan lain, kecuali kembali ke rumah aslinya, yaitu Golkar. Karena Jokowi sejatinya adalah kader Golkar," ujar Ridwan di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Dia pun menjelaskan perlunya Jokowi berpartai. Menurut Ridwan, Jokowi punya program besar, yakni menjadikan Indonesia Emas 2045. Program itu harus terus dikawal siapa pun presidennya. Karenannya menjadikan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden merupakan langkah yang tepat untuk mengawal keberlanjutan.

"Demikian juga dengan berpartai, Jokowi bisa mengawal program besar itu untuk sampai pada tujuan di tahun 2045, menjadikan Indonesia Emas. Dan Golkar bisa menjadi alat kekuasaan Jokowi untuk mengawal program besar itu," ucapnya.

Ridwan mengatakan, Golkar adalah partai yang fleksibel, tidak bertuan. Siapa pun bisa menjadi ketua umum parpol berlambang pohon beringin itu. Bahkan siapa pun ketua umumnya, Golkar bakal tetap eksis karena akan selalu berada di pemerintahan, sesuai doktrinnya Karya Kekaryaan.

"Golkar siapa pun ketua umumya itu akan tetap eksis, dia itu partai yang fleksibel. Dan besarnya Golkar dari dulu itu justru karena banyak faksi, ada faksi JK (Jusuf Kalla, red), Akbar Tandjung, Ical (Aburizal Bakrie, red), Agung Laksono, termasuk faksi yang baru-baru ini, tapi mereka tetap bersatu dalam Golongan Karya," ujarnya.

Sedangkan alasan lainnya, Ridwan memprediksi bahwa Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu tidak akan lama, karena pada prinsipnya politik cepat berubah. Menurutnya, tidak ada yang bisa memastikan hubungan Jokowi dengan Prabowo akan selamanya baik melalui KIM Plus.

Karena, lanjut dia, sebaik-baik hubungan Jokowi dengan Megawati pun akhirnya berakhir. "Itulah pentingnya bagi Jokowi untuk masuk partai politik. Beliau ini punya agenda besar untuk membawa Indonesia Emas, maka program itu tidak bisa dikawal tanpa adanya kekuasaaan. Dan kekuasaan itu hanya bisa direbut melalui partai politik, itu sudah menjadi amanat UU," jelasnya.

Adapun posisi Jokowi di partai, kata Ridwan tidak harus menjadi ketua umum, tapi bisa bisa juga menjadi ketua dewan pembina partai. Hanya saja, nanti kewenangannya diperbesar. Itu bisa dilakukan tentunya dengan mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. "Apakah AD/ART bisa dirubah, tentu saja bisa, karena yang tidak bisa dirubah adalah kitab suci," pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
5 Kesamaan Jokowi dan...
5 Kesamaan Jokowi dan Dedi Mulyadi, Nomor 2 Kedepankan Hal-hal Populis Demi Simpati Rakyat
Dukung Kebijakan Bahlil,...
Dukung Kebijakan Bahlil, Abdul Rahman Farisi Soroti Hilirisasi dan Kedaulatan SDA
Dedi Mulyadi The Next...
Dedi Mulyadi The Next Jokowi? Parpol Harus Hadirkan Pemimpin yang Bisa Beri Solusi
Pengacara Sebut Menunjukkan...
Pengacara Sebut Menunjukkan Ijazah Jokowi ke Publik Tak Bakal Selesaikan Persoalan
Rampung Diperiksa Bareskrim,...
Rampung Diperiksa Bareskrim, Pengacara Serahkan Ijazah Jokowi ke Penyidik
Kuasa Hukum Jelaskan...
Kuasa Hukum Jelaskan Alasan Jokowi Tak Ikut ke Bareskrim terkait Tudingan Ijazah Palsu
Miliki Kesamaan, Dedi...
Miliki Kesamaan, Dedi Mulyadi The Next Jokowi?
Tim Jokowi Bawa Ijazah...
Tim Jokowi Bawa Ijazah Asli ke Bareskrim, Penuhi Permintaan Penyidik
Ajudan dan Kuasa Hukum...
Ajudan dan Kuasa Hukum Jokowi Bawa Ijazah Asli ke Bareskrim Terkait Dugaan Palsu
Rekomendasi
Diangkat dari Kisah...
Diangkat dari Kisah Nyata, Film Garin Nugroho Nyanyi Sunyi dalam Rantang Resmi Tayang
Saksikan Siang Ini Cahaya...
Saksikan Siang Ini Cahaya Hati Indonesia Dikabulkan Tanpa Meminta di iNews
50 Mahasiswa Pakuan...
50 Mahasiswa Pakuan Bogor Dapat Pelatihan dan Materi tentang Tata Udara
Berita Terkini
PBNU Khawatir Program...
PBNU Khawatir Program Dedi Mulyadi Ciptakan Anak Nakal yang Terlatih
Airlangga Terima Bintang...
Airlangga Terima Bintang Jasa Musim Semi 2025 dari Jepang
DPR Apresiasi Kinerja...
DPR Apresiasi Kinerja Polri Ungkap Ribuan Kasus Premanisme
Satria Arta Kumbara,...
Satria Arta Kumbara, Dipecat dari Marinir TNI AL, Kini Jadi Militer Rusia Lawan Ukraina
DPR Minta Pemerintah...
DPR Minta Pemerintah Jadi Juru Damai Konflik India-Pakistan
5 Kesamaan Jokowi dan...
5 Kesamaan Jokowi dan Dedi Mulyadi, Nomor 2 Kedepankan Hal-hal Populis Demi Simpati Rakyat
Infografis
Muncul di Samudera Arktik,...
Muncul di Samudera Arktik, Ini Tanda Kiamat Paling Nyata
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved