Senjata Ini Jadi Penjaga Nyawa Jenderal Kopassus di Medan Operasi Aceh hingga Timtim

Selasa, 03 Desember 2024 - 07:00 WIB
Din Minimi merupakan pimpinan kelompok bersenjata mantan anggota GAM paling dicari pascapenandatanganan kesepakatan Helsinki di Finlandia pada 15 Agustus 2005. Sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat dan aparat. Tidak sedikit masyarakat maupun aparat keamanan yang menjadi korban keganasan kelompok ini.

”Din Minimi, kelompok GAM yang masih ada jumlahnya 120 orang. Nama aslinya Nurdin, sedangkan Minimi itu sebutan senjata tangguh. Sudah empat tahun lebih dia diburu aparat,” ujarnya.

Tak ingin jatuh korban lebih banyak lagi, mantan Wadanjen Kopassus ini memutuskan untuk terjun langsung ke medan operasi. Ditemani dua anak buahnya yakni Kapten Desna dan Sersan Wayan, pria yang dikenal dengan panggilan Bang Yos ini kemudian masuk ke hutan untuk mencari tempat persembunyian Din Minimi.

“Akhirnya saya bertiga aja. Kita ke tempat dia. Dikepung 120 orang di tempat Din Minimi. Kalau mau populer bantai saja atau saya disandera tetapi kan saya bukan bonek (bondo nekat). Saya ada latar belakang, ada keyakinan gitu,” terangnya.

Dalam situasi terkepung, Sutiyoso yang memiliki kemampuan intelijen dan terbiasa menghadapi situasi genting di medan operasi tak gentar. Dengan senjata yang sudah dikokang dan siap diletuskan tersebut, Sutiyoso kemudian mengajak kelompok tersebut untuk berdialog.

Kepiawaiannya dalam berdiplomasi disertai keberaniannya menyabung nyawa, membuat Sutiyoso berhasil menaklukkan dan mengajak Din Minimi kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi tanpa ada sebutir peluru pun yang meletus.

Senjata Penjaga Nyawa Sutiyoso saat Berhadapan dengan Musuh

Sebagai prajurit Kopassus yang memiliki latar belakang intelijen dan kenyang dengan pengalaman tempur, Sutiyoso hingga kini memiliki koleksi sejumlah senjata api.

Namun demikian, dari sekian senjata tersebut ada senjata yang memiliki kenangan tersendiri yang menemaninya saat menjalankan tugas operasi di Timtim dan Aceh. Dua senjata tersebut menjadi penjaga nyawanya saat di medan operasi.

“Senjata yang diturunkan (saat menghadapi) Din Minimi, saat itu ada 120 orang pemberontak GAM itu kan. Saya menginap di hutan belantara tempat dia gerilya. Saya bujukin malam itu, akhirnya paginya menyerah semua. Ada satu senjata AK, minta dari BIN dulu, ini tentu saja terkenang,” tuturnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More