KAMI antara Harapan dan Menjaga Eksistensi
Senin, 31 Agustus 2020 - 06:28 WIB
Dalam konteks inilah KAMI sesungguhnya adalah bagian dari pressure group, yang muncul saat kelompok oposisi yang ada di parlemen dinilai tidak cukup kuat berhadapan dengan tembok kekuasaan. Selain juga meredupnya peran kalangan civil society yang selama ini kritis terhadap penguasa.
Menjaga Eksistensi
Dengan melihat latar belakang tersebut, kehadirian KAMI adalah sesuatu yang relevan bagi upaya perbaikan kehidupan, khususnya demokrasi, yang saat ini dinilai lemah lunglai seiring dengan melemahnya peran partai dan kalangan kritis baik di wilayah civil society maupun di parlemen, serta beragam faktor lainnya.
Namun demikian, harapan itu bisa saja tinggal harapan. Harapan rakyat itu hanya dapat dipenuhi manakala KAMI dapat setidaknya melakukan empat hal. Pertama, mampu menjaga integritas, dan kredibilitas dirinya. Masyarakat kita saat ini cukup kritis. Mereka dapat bersikap loyal pada kalangan yang layak dibanggakan integritas dan kredibilitasnya.
Namun sekali saja dua masalah itu tercoreng, maka akan sangat sulit bagi ormas seperti KAMI untuk mendapatkan lagi kepercayaan publik. Sementara kepercayaan publik itu akan terkait erat dengan bagaiman membangun militansi dukungan, sekaligus pelaksanaan riil seluruh agenda yang dicanangkan. Oleh karenanya, menjaga integritas dan kredibilitas menjadi penting manakala KAMI ingin terus menjaga eksistensinya.
Kedua, menghasilkan kerja-kerja dan aksi-aksi nyata yang bermakna. KAMI harus dapat melakukan kegiatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat banyak dan akhirnya bangsa dan negara secara berkelanjutan. Kegiatannya dapat mulai dari memberikan pendidikan politik hingga melakukan tugas-tugas advokasi sesuai dengan platform organisasi. Intinya adalah terus bergerak dengan memberikan banyak faedah.
Ketiga, menjadi gerakan yang inklusif dengan terus memperluas basis dukungan di level masyarakat sipil maupun rakyat pada umumnya dan berbagai kalangan. KAMI harus membangun komunikasi dengan beragam pihak dan menjadikan hal ini sebagai bagian dari eksistensinya. KAMI harus menghindari keterjebakan menjadi gerakan elitis-eksklusif semata.
Keempat, menjaga soliditas organisasi dengan sebaik-baiknya. KAMI terdiri dari tokoh-tokoh dengan berbagai latar belakang. Tentu tidak mudah untuk selalu mampu membangun kesepahaman yang utuh. Hal itu sebenarnya biasa, namun manakala itu tidak ditata dengan baik dan bijak, maka akan berpotensi memunculkan keterpecahan internal, yang akan menghambat gerak dan langkah organisasi.
Persoalan-persoalan di atas sebenarnya adalah hal-hal klasik yang pada umumnya dihadapi oleh sebuah organisasi seperti KAMI. Manakala hal-hal tersebut gagal dijalankan tentu nasibnya akan sama dengan organisasi-organisasi sejenis lainnya yang hidup segan mati tak mau, bahkan akhirnya benar-benar hilang ditelan bumi.
Terlepas dari itu, kehadiran KAMI layak untuk diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi gerakan sejenis yang akan memperkaya elemen demokrasi di Indonesia. Sehingga masa depan bangsa tetap sejalan dengan harapan para pendiri bangsa dan tidak menjadi miliki segelintir orang saja, namun menjadi miliki seluruh anak bangsa.
Menjaga Eksistensi
Dengan melihat latar belakang tersebut, kehadirian KAMI adalah sesuatu yang relevan bagi upaya perbaikan kehidupan, khususnya demokrasi, yang saat ini dinilai lemah lunglai seiring dengan melemahnya peran partai dan kalangan kritis baik di wilayah civil society maupun di parlemen, serta beragam faktor lainnya.
Namun demikian, harapan itu bisa saja tinggal harapan. Harapan rakyat itu hanya dapat dipenuhi manakala KAMI dapat setidaknya melakukan empat hal. Pertama, mampu menjaga integritas, dan kredibilitas dirinya. Masyarakat kita saat ini cukup kritis. Mereka dapat bersikap loyal pada kalangan yang layak dibanggakan integritas dan kredibilitasnya.
Namun sekali saja dua masalah itu tercoreng, maka akan sangat sulit bagi ormas seperti KAMI untuk mendapatkan lagi kepercayaan publik. Sementara kepercayaan publik itu akan terkait erat dengan bagaiman membangun militansi dukungan, sekaligus pelaksanaan riil seluruh agenda yang dicanangkan. Oleh karenanya, menjaga integritas dan kredibilitas menjadi penting manakala KAMI ingin terus menjaga eksistensinya.
Kedua, menghasilkan kerja-kerja dan aksi-aksi nyata yang bermakna. KAMI harus dapat melakukan kegiatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat banyak dan akhirnya bangsa dan negara secara berkelanjutan. Kegiatannya dapat mulai dari memberikan pendidikan politik hingga melakukan tugas-tugas advokasi sesuai dengan platform organisasi. Intinya adalah terus bergerak dengan memberikan banyak faedah.
Ketiga, menjadi gerakan yang inklusif dengan terus memperluas basis dukungan di level masyarakat sipil maupun rakyat pada umumnya dan berbagai kalangan. KAMI harus membangun komunikasi dengan beragam pihak dan menjadikan hal ini sebagai bagian dari eksistensinya. KAMI harus menghindari keterjebakan menjadi gerakan elitis-eksklusif semata.
Keempat, menjaga soliditas organisasi dengan sebaik-baiknya. KAMI terdiri dari tokoh-tokoh dengan berbagai latar belakang. Tentu tidak mudah untuk selalu mampu membangun kesepahaman yang utuh. Hal itu sebenarnya biasa, namun manakala itu tidak ditata dengan baik dan bijak, maka akan berpotensi memunculkan keterpecahan internal, yang akan menghambat gerak dan langkah organisasi.
Persoalan-persoalan di atas sebenarnya adalah hal-hal klasik yang pada umumnya dihadapi oleh sebuah organisasi seperti KAMI. Manakala hal-hal tersebut gagal dijalankan tentu nasibnya akan sama dengan organisasi-organisasi sejenis lainnya yang hidup segan mati tak mau, bahkan akhirnya benar-benar hilang ditelan bumi.
Terlepas dari itu, kehadiran KAMI layak untuk diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi gerakan sejenis yang akan memperkaya elemen demokrasi di Indonesia. Sehingga masa depan bangsa tetap sejalan dengan harapan para pendiri bangsa dan tidak menjadi miliki segelintir orang saja, namun menjadi miliki seluruh anak bangsa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda