Amanda Katili Niode Luncurkan Memoar Tentang Aksi Nyata Melawan Krisis Iklim
Selasa, 15 Oktober 2024 - 19:43 WIB
JAKARTA - Peringati 15 tahun berdirinya The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode, meluncurkan buku berjudul “Dalam Dekapan Zaman. Memoar Pegiat Harmoni Bumi.”
Climate Reality Indonesia dalam 15 tahun perjalanannya, telah mewadahi kegiatan lebih dari 1.000 sukarelawan yang menyampaikan fakta tentang krisis iklim dan melibatkan masyarakat dalam memahami tentang bagaimana menyikapinya.
Acara berlangsung di sebuah library cafe, bernama Finders Café by Oppo Indonesia, Jakarta Selatan. Dihadiri oleh aktivis lingkungan dan generasi muda yang antusias terhadap isu perubahan iklim, serta tokoh masyarakat seperti Kartini Sjahrir, Erna Witoelar, Tantrie Soetjipto, dan Rachmat Witoelar.
Buku setebal lebih dari 400 halaman ini menggambarkan lebih dari sekadar perjalanan di bidang lingkungan hidup, perubahan iklim dan keberlanjutan. Dalam Dekapan Zaman. Memoar Pegiat Harmoni Bumi mengisahkan bagaimana Amanda Katili Niode menanggapi krisis di bumi yang semakin mendesak, sekaligus berbagi pengalaman transformasi pribadinya dalam pengembangan diri, kepemimpinan, dan komunikasi.
Dengan gaya narasi yang kuat, Amanda memadukan kisah-kisah inspiratif dan wawasan mendalam, serta kiat-kiat pemecahan masalah yang menunjukkan bahwa tantangan di tingkat lokal, nasional, hingga global dapat menjadi pemicu perubahan diri yang signifikan.
Buku ini dilengkapi dengan 17 testimoni dari generasi muda, pengusaha, para pakar, dan tokoh masyarakat, termasuk Emil Salim, Rachmat Gobel, Suzy Hutomo, Daniel Murdiyarso, Gita Wirjawan, Erros Djarot, dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Amanda mengatakan, judul buku Dalam Dekapan Zaman. Memoar Pegiat Harmoni Bumi, menyiratkan esensi perjalanan panjang selama 50 tahun yang tidak hanya sebagai cerita pribadi tetapi juga refleksi atas waktu, evolusi personal dan profesional dalam pemikiran atau strategi advokasi lingkungan, perubahan iklim dan keberlanjutan.
“Harapan saya, pembaca dapat membangun inspirasi untuk beraksi, atau menambah kekuatan dalam refleksi, bahkan menulis kisah masing-masing dengan narasi menjaga bumi," ujarnya.
Peringatan 15 tahun Climate Reality Indonesia merupakan momentum penting untuk mengingat kembali peran dalam menggerakkan aksi nyata melawan krisis iklim. Sambil menikmati kudapan ramah iklim dari Seroja Bake, acara juga diramaikan dengan berbagi cerita para aktivis muda tentang kontribusi mereka dalam gerakan iklim.
Climate Reality Indonesia dalam 15 tahun perjalanannya, telah mewadahi kegiatan lebih dari 1.000 sukarelawan yang menyampaikan fakta tentang krisis iklim dan melibatkan masyarakat dalam memahami tentang bagaimana menyikapinya.
Acara berlangsung di sebuah library cafe, bernama Finders Café by Oppo Indonesia, Jakarta Selatan. Dihadiri oleh aktivis lingkungan dan generasi muda yang antusias terhadap isu perubahan iklim, serta tokoh masyarakat seperti Kartini Sjahrir, Erna Witoelar, Tantrie Soetjipto, dan Rachmat Witoelar.
Buku setebal lebih dari 400 halaman ini menggambarkan lebih dari sekadar perjalanan di bidang lingkungan hidup, perubahan iklim dan keberlanjutan. Dalam Dekapan Zaman. Memoar Pegiat Harmoni Bumi mengisahkan bagaimana Amanda Katili Niode menanggapi krisis di bumi yang semakin mendesak, sekaligus berbagi pengalaman transformasi pribadinya dalam pengembangan diri, kepemimpinan, dan komunikasi.
Dengan gaya narasi yang kuat, Amanda memadukan kisah-kisah inspiratif dan wawasan mendalam, serta kiat-kiat pemecahan masalah yang menunjukkan bahwa tantangan di tingkat lokal, nasional, hingga global dapat menjadi pemicu perubahan diri yang signifikan.
Buku ini dilengkapi dengan 17 testimoni dari generasi muda, pengusaha, para pakar, dan tokoh masyarakat, termasuk Emil Salim, Rachmat Gobel, Suzy Hutomo, Daniel Murdiyarso, Gita Wirjawan, Erros Djarot, dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Amanda mengatakan, judul buku Dalam Dekapan Zaman. Memoar Pegiat Harmoni Bumi, menyiratkan esensi perjalanan panjang selama 50 tahun yang tidak hanya sebagai cerita pribadi tetapi juga refleksi atas waktu, evolusi personal dan profesional dalam pemikiran atau strategi advokasi lingkungan, perubahan iklim dan keberlanjutan.
“Harapan saya, pembaca dapat membangun inspirasi untuk beraksi, atau menambah kekuatan dalam refleksi, bahkan menulis kisah masing-masing dengan narasi menjaga bumi," ujarnya.
Peringatan 15 tahun Climate Reality Indonesia merupakan momentum penting untuk mengingat kembali peran dalam menggerakkan aksi nyata melawan krisis iklim. Sambil menikmati kudapan ramah iklim dari Seroja Bake, acara juga diramaikan dengan berbagi cerita para aktivis muda tentang kontribusi mereka dalam gerakan iklim.
(cip)
tulis komentar anda