Prabowo Subianto: Pergeseran Orientasi Kebijakan Luar Negeri dan Strategi Diplomasi
Selasa, 15 Oktober 2024 - 16:58 WIB
Harryanto Aryodiguno, Ph.D
Dosen Hubungan Internasional
President University
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto telah memulai upaya diplomasi internasional yang signifikan bahkan sebelum resmi menjabat. Kunjungannya ke beberapa negara seperti Rusia, Tiongkok, Jepang, Prancis, Serbia, dan Turki menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat kemitraan strategis internasional.
Kunjungan-kunjungan ini menandakan adanya pergeseran orientasi kebijakan luar negeri Indonesia, yang sebelumnya condong ke Barat, kini lebih beralih ke Timur. Khususnya ke negara-negara yang tidak selalu sejalan dengan kekuatan Barat seperti Amerika Serikat.
Dengan tidak mengunjungi negara-negara Barat, Prabowo mengirimkan sinyal bahwa ia lebih memilih untuk membangun hubungan dengan kekuatan-kekuatan Timur seperti Turki, China, dan Rusia. Strategi ini memposisikan Indonesia sebagai negara yang mencari keselarasan dengan negara-negara Timur, memanfaatkan pengaruh kolektif mereka.
Selain itu, pendekatan ini juga mencerminkan upaya untuk menjajaki peluang kerja sama ekonomi baru di luar kerangka perdagangan global yang didominasi oleh negara-negara Barat.
Kebijakan Pertahanan dan Diplomasi
Pendekatan Prabowo dalam kebijakan pertahanan dan luar negeri menekankan pentingnya keseimbangan antara peningkatan kemampuan militer dengan mempertahankan sikap netral dan pragmatis di tengah tantangan geopolitik global. Strategi ini bertujuan menjaga keamanan nasional sekaligus menavigasi dinamika politik global secara efektif.
Dosen Hubungan Internasional
President University
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto telah memulai upaya diplomasi internasional yang signifikan bahkan sebelum resmi menjabat. Kunjungannya ke beberapa negara seperti Rusia, Tiongkok, Jepang, Prancis, Serbia, dan Turki menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat kemitraan strategis internasional.
Kunjungan-kunjungan ini menandakan adanya pergeseran orientasi kebijakan luar negeri Indonesia, yang sebelumnya condong ke Barat, kini lebih beralih ke Timur. Khususnya ke negara-negara yang tidak selalu sejalan dengan kekuatan Barat seperti Amerika Serikat.
Dengan tidak mengunjungi negara-negara Barat, Prabowo mengirimkan sinyal bahwa ia lebih memilih untuk membangun hubungan dengan kekuatan-kekuatan Timur seperti Turki, China, dan Rusia. Strategi ini memposisikan Indonesia sebagai negara yang mencari keselarasan dengan negara-negara Timur, memanfaatkan pengaruh kolektif mereka.
Selain itu, pendekatan ini juga mencerminkan upaya untuk menjajaki peluang kerja sama ekonomi baru di luar kerangka perdagangan global yang didominasi oleh negara-negara Barat.
Kebijakan Pertahanan dan Diplomasi
Pendekatan Prabowo dalam kebijakan pertahanan dan luar negeri menekankan pentingnya keseimbangan antara peningkatan kemampuan militer dengan mempertahankan sikap netral dan pragmatis di tengah tantangan geopolitik global. Strategi ini bertujuan menjaga keamanan nasional sekaligus menavigasi dinamika politik global secara efektif.
tulis komentar anda