Profil Jenderal TNI (Purn) Mulyono, Pernah Buang Pangkat Bintang Empat
Minggu, 13 Oktober 2024 - 06:26 WIB
Kadang-kadang tugas yang menjadi tanggung jawab sang ayah digantikan olehnya. Contohnya, dalam mengatur air ketika hujan deras yang mengancam desanya supaya tidak banjir.
Bahkan, dia sering mengambilikan kunci pintu air dalam keadaan tertentu dan juga menjaga kebersihan irigasi. Bagi dirinya, masa anak-anak sampai usia remaja (usia SMA), banyak kenangan yang tak terlupakan.
“Di masa itu, banyak pengalaman berharga,” kata Mulyono dengan sangat terharu sambil pandangannya menerawang jauh ke masa lalu yang penuh kenangan.
Mulyono tergugah untuk menjadi seorang prajurit TNI ketika berlibur di rumah tantenya atau buleknya di Magelang setelah lulus SMA atau sambil menunggu pengumuman masuk perguruan tinggi. Nah, kebetulan pamannya atau Paleknya merupakan seorang anggota TNI AD berpangkat Sersan Dua yang berdinas di Armed 3/Tarik di Magelang.
Selama main di rumah buleknya itu, Mulyono membantu menyelesaikan tugas keseharian berupa menyapu, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengisi bak mandi, mengepel lantai, dan sebagainya. Selain itu karena buleknya membuka kantin di dekat barak prajurit dan setiap hari belanja ke pasar, maka Mulyono diajak ikut belanja ke pasar dan membawakan belanjaannya.
Suatu ketika, Mulyono yang sedang mengantar tantenya melihat sekelompok remaja berseragam yang tengah berjalan dengan gagahnya. Karena penasaran, Mulyono kemudian bertanya kepada buleknya. “Mereka itu siapa Bulek?” tanya Mulyono.
“Mereka itu taruna AKABRI,” jawab Buleknya.
Ketika melihat taruna AKABRI itu, hati Mulyono tergugah untuk menjadi seorang prajurit TNI. Dia pun mendaftar AKABRI. Keinginan hatinya bulat untuk masuk menjadi prajurit, juga didorong untuk mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara.
Bahkan, dia sering mengambilikan kunci pintu air dalam keadaan tertentu dan juga menjaga kebersihan irigasi. Bagi dirinya, masa anak-anak sampai usia remaja (usia SMA), banyak kenangan yang tak terlupakan.
Baca Juga
“Di masa itu, banyak pengalaman berharga,” kata Mulyono dengan sangat terharu sambil pandangannya menerawang jauh ke masa lalu yang penuh kenangan.
Mulyono tergugah untuk menjadi seorang prajurit TNI ketika berlibur di rumah tantenya atau buleknya di Magelang setelah lulus SMA atau sambil menunggu pengumuman masuk perguruan tinggi. Nah, kebetulan pamannya atau Paleknya merupakan seorang anggota TNI AD berpangkat Sersan Dua yang berdinas di Armed 3/Tarik di Magelang.
Selama main di rumah buleknya itu, Mulyono membantu menyelesaikan tugas keseharian berupa menyapu, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengisi bak mandi, mengepel lantai, dan sebagainya. Selain itu karena buleknya membuka kantin di dekat barak prajurit dan setiap hari belanja ke pasar, maka Mulyono diajak ikut belanja ke pasar dan membawakan belanjaannya.
Suatu ketika, Mulyono yang sedang mengantar tantenya melihat sekelompok remaja berseragam yang tengah berjalan dengan gagahnya. Karena penasaran, Mulyono kemudian bertanya kepada buleknya. “Mereka itu siapa Bulek?” tanya Mulyono.
“Mereka itu taruna AKABRI,” jawab Buleknya.
Ketika melihat taruna AKABRI itu, hati Mulyono tergugah untuk menjadi seorang prajurit TNI. Dia pun mendaftar AKABRI. Keinginan hatinya bulat untuk masuk menjadi prajurit, juga didorong untuk mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara.
tulis komentar anda