Restorasi Alam dan Perbaikan Lingkungan Dinilai Perlu Aksi Nyata
Selasa, 01 Oktober 2024 - 21:14 WIB
JAKARTA - Untuk memulihkan kualitas air dan menjaga keseimbangan lingkungan, dinilai perlu aksi nyata sekaligus memberikan fasilitas edukasi lingkungan kepada masyarakat setempat.Hal ini dikatakan olehMenteriLingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya
"Ekoriparian yang kesekian kali saya meresmikan dan saya kira ini hal yang sangat baik, karena berhubungan langsung dengan rakyat dan relevansi sosial nya sangat tinggi," kata Menteri Siti saatmeresmikan dua proyek penting dalam bidang restorasi lingkungan yakni Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Lancang Kuning (Unilak), pada Senin (30/9/2024).
"Jadi di sini ada peran dan manfaat fisik, ada peran dan manfaat ekologis, ada peran dan manfaat sosial budaya, ada peran dan manfaat juga arsitektur,"tambahnya.
Lebih lanjut, Menteri Siti mengungkapkan, tingkat relevansi sosial dari ekoriparian terhadap persoalan lingkungan penting untuk diatasi. Ia merujuk bahwa langkah-langkah seperti ini pemberdayaan ekonomi masyarakat dan edukasi sangat baik selaras dengan kondisi lapangan.
Menteri LHK bercerita bahwa sejak 2017 pertama ekoriparian diresmikan di Yogyakarta, hingga saat ini sudah banyak variasi bentuk dan program masyarakatnya.
Konservasi Lingkungan Dan Pemulihan Ekosistem di Kawasan Sungai
KLHK bekerja sama dengan pihak swasta telah berhasil menyelesaikan proyek pembangunan ekoriparian untuk meningkatkan konservasi lingkungan dan pemulihan ekosistem di kawasan sungai.
Pembangunan ekoriparian telah dilakukan KLHK sejak tahun 2017 - 2024 sebanyak 15 lokasi, dengan total layanan terhadap lebih dari 15.800 kepala keluarga dan penurunan beban pencemaran sebesar lebih dari 248,59 ton BOD/tahun. Program penurunan beban pencemar BOD melalui proyek ekoriparian yang dilakukan oleh UMRI dan Unilak bertujuan untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan.
Program ini menunjukkan kontribusi nyata dalam mengurangi pencemaran air melalui pengelolaan ekosistem riparian yang efektif di dua institusi tersebut. Sedangkan untuk pemulihan lahan telah dilakukan sejak tahun 2016 - 2024 dengan berbasis replikasi ekosistem di 58 lokasi, dengan total luasan sekitar 558,34 hektare.
"Ekoriparian yang kesekian kali saya meresmikan dan saya kira ini hal yang sangat baik, karena berhubungan langsung dengan rakyat dan relevansi sosial nya sangat tinggi," kata Menteri Siti saatmeresmikan dua proyek penting dalam bidang restorasi lingkungan yakni Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Lancang Kuning (Unilak), pada Senin (30/9/2024).
"Jadi di sini ada peran dan manfaat fisik, ada peran dan manfaat ekologis, ada peran dan manfaat sosial budaya, ada peran dan manfaat juga arsitektur,"tambahnya.
Lebih lanjut, Menteri Siti mengungkapkan, tingkat relevansi sosial dari ekoriparian terhadap persoalan lingkungan penting untuk diatasi. Ia merujuk bahwa langkah-langkah seperti ini pemberdayaan ekonomi masyarakat dan edukasi sangat baik selaras dengan kondisi lapangan.
Menteri LHK bercerita bahwa sejak 2017 pertama ekoriparian diresmikan di Yogyakarta, hingga saat ini sudah banyak variasi bentuk dan program masyarakatnya.
Konservasi Lingkungan Dan Pemulihan Ekosistem di Kawasan Sungai
KLHK bekerja sama dengan pihak swasta telah berhasil menyelesaikan proyek pembangunan ekoriparian untuk meningkatkan konservasi lingkungan dan pemulihan ekosistem di kawasan sungai.
Pembangunan ekoriparian telah dilakukan KLHK sejak tahun 2017 - 2024 sebanyak 15 lokasi, dengan total layanan terhadap lebih dari 15.800 kepala keluarga dan penurunan beban pencemaran sebesar lebih dari 248,59 ton BOD/tahun. Program penurunan beban pencemar BOD melalui proyek ekoriparian yang dilakukan oleh UMRI dan Unilak bertujuan untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan.
Program ini menunjukkan kontribusi nyata dalam mengurangi pencemaran air melalui pengelolaan ekosistem riparian yang efektif di dua institusi tersebut. Sedangkan untuk pemulihan lahan telah dilakukan sejak tahun 2016 - 2024 dengan berbasis replikasi ekosistem di 58 lokasi, dengan total luasan sekitar 558,34 hektare.
tulis komentar anda