Indonesia Mengutuk Keras Serangan Israel ke Lebanon
Rabu, 25 September 2024 - 13:16 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menegaskan bahwa Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang menewaskan ratusan orang. Jokowi meminta PBB memberikan respons cepat.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon," tegas Jokowi seusai Groundbreaking Delonix Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024)
Jokowi mengajak semua negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan respons cepat. "Kita mengajak semua negara dan juga PBB untuk memberikan respons yang cepat agar tidak semakin banyak korban lagi yang terjadi atas serangan-serangan Israel," kata Jokowi.
Terkait nasib warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon, Jokowi sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk memprosesnya. . "Saya sudah telepon ke Bu Menlu, itu juga dalam proses," ujarnya.
Diketahui, militer Zionis Israel telah membombardir Lebanon sejak Senin, menewaskan hampir 500 orang. Serangan melalui udara dinyatakan sebagai yang paling mematikan sejak perang Israel-Hizbullah tahun 2006.
Menurut penghitungan terbaru dari Kementerian Kesehatan Lebanon, hingga Selasa (24/9/2024), sebanyak 492 orang meninggal akibat dibombardir militer Zionis Israel. Itu termasuk 35 anak-anak dan 58 wanita. Selain itu, 1.645 orang lainnya terluka.
Kemlu melalui KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon sejak bulan Agustus 2024.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu Judha Nugraha mengatakan, jumlah WNI di Lebanon saat ini berjumlah 159 orang. Sejak penetapan Siaga 1, pihaknya telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dari Lebanon. "Sejak penetapan Siaga 1, Kemlu dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi WNI dr Lebanon sebanyak 25 orang," ucapnya.
Sedangkan mayoritas lainnya, kata Judha, memilih untuk tetap tinggal di Lebanon karena alasan pribadi. "Mereka mayoritas adalah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat," kata dia.
Dengan demikian, Kemlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi lokasi rawan, dan membatasi bepergian non esensial.
"Bagi WNI yang memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel, dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman," pungkasnya.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon," tegas Jokowi seusai Groundbreaking Delonix Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024)
Jokowi mengajak semua negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan respons cepat. "Kita mengajak semua negara dan juga PBB untuk memberikan respons yang cepat agar tidak semakin banyak korban lagi yang terjadi atas serangan-serangan Israel," kata Jokowi.
Terkait nasib warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon, Jokowi sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk memprosesnya. . "Saya sudah telepon ke Bu Menlu, itu juga dalam proses," ujarnya.
Diketahui, militer Zionis Israel telah membombardir Lebanon sejak Senin, menewaskan hampir 500 orang. Serangan melalui udara dinyatakan sebagai yang paling mematikan sejak perang Israel-Hizbullah tahun 2006.
Menurut penghitungan terbaru dari Kementerian Kesehatan Lebanon, hingga Selasa (24/9/2024), sebanyak 492 orang meninggal akibat dibombardir militer Zionis Israel. Itu termasuk 35 anak-anak dan 58 wanita. Selain itu, 1.645 orang lainnya terluka.
Kemlu melalui KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon sejak bulan Agustus 2024.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu Judha Nugraha mengatakan, jumlah WNI di Lebanon saat ini berjumlah 159 orang. Sejak penetapan Siaga 1, pihaknya telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dari Lebanon. "Sejak penetapan Siaga 1, Kemlu dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi WNI dr Lebanon sebanyak 25 orang," ucapnya.
Sedangkan mayoritas lainnya, kata Judha, memilih untuk tetap tinggal di Lebanon karena alasan pribadi. "Mereka mayoritas adalah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat," kata dia.
Dengan demikian, Kemlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi lokasi rawan, dan membatasi bepergian non esensial.
"Bagi WNI yang memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel, dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda