Sinergi Pemerintah dan Swasta untuk Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan
Kamis, 05 September 2024 - 13:40 WIB
JAKARTA - Krakatau Posco membuktikan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan khususnya di pertanian. Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian (Kementan).
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementan, Fadjry Djufry mengatakan, MoU ini menandai langkah nyata perusahaan dalam memanfaatkan sisa produksi berupa slag baja menjadi produk yang bermanfaat bagi pertanian.
"Saya optimis akan keberhasilan kerja sama ini. Karenanya, perlu dukungan dan komitmen dari semua pihak baik sektor pemerintah maupun swasta untuk mendukung pertanian ramah lingkungan," kata Fadjry Djufry dalam keterangannya, Kamis (5/9/2024).
"Semoga kerja sama ini dapat membawa kebaikan yang lebih besar bagi pertanian Indonesia," tambahnya.
Acara penandatanganan yang berlangsung pada Selasa, 3 September 2024 bertempat di Park Hyatt Hotel, Jakarta. Kerja sama ini dilakukan bertujuan untuk pengembangan metode recycling slag (terak) baja untuk mendukung pertanian ramah lingkungan di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, Krakatau Posco memiliki komitmen yang kuat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari proses produksinya.
Kerja sama ini meliputi pengkajian pemanfaatan slag baja yang dimiliki oleh Krakatau Posco yang kaya akan kandungan silika dan berpotensi sebagai pembenah tanah ataupun sumber bahan baku pupuk silika.
Seluruh bentuk kerja sama yang dibentuk merupakan dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca melalui pemanfaatan slag baja Krakatau Posco
"Penelitian kolaboratif ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa pemanfaatan slag baja dalam pertanian mampu berkontribusi terhadap pengurangan emisi GRK, sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim," tutupnya.
Lihat Juga: Wujudkan Kota Hijau Ramah Lingkungan, Kang Emil Bakal Beri Insentif Warga yang Tanam Pohon di Ruang Privat
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementan, Fadjry Djufry mengatakan, MoU ini menandai langkah nyata perusahaan dalam memanfaatkan sisa produksi berupa slag baja menjadi produk yang bermanfaat bagi pertanian.
"Saya optimis akan keberhasilan kerja sama ini. Karenanya, perlu dukungan dan komitmen dari semua pihak baik sektor pemerintah maupun swasta untuk mendukung pertanian ramah lingkungan," kata Fadjry Djufry dalam keterangannya, Kamis (5/9/2024).
"Semoga kerja sama ini dapat membawa kebaikan yang lebih besar bagi pertanian Indonesia," tambahnya.
Acara penandatanganan yang berlangsung pada Selasa, 3 September 2024 bertempat di Park Hyatt Hotel, Jakarta. Kerja sama ini dilakukan bertujuan untuk pengembangan metode recycling slag (terak) baja untuk mendukung pertanian ramah lingkungan di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, Krakatau Posco memiliki komitmen yang kuat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari proses produksinya.
Kerja sama ini meliputi pengkajian pemanfaatan slag baja yang dimiliki oleh Krakatau Posco yang kaya akan kandungan silika dan berpotensi sebagai pembenah tanah ataupun sumber bahan baku pupuk silika.
Seluruh bentuk kerja sama yang dibentuk merupakan dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca melalui pemanfaatan slag baja Krakatau Posco
"Penelitian kolaboratif ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa pemanfaatan slag baja dalam pertanian mampu berkontribusi terhadap pengurangan emisi GRK, sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim," tutupnya.
Lihat Juga: Wujudkan Kota Hijau Ramah Lingkungan, Kang Emil Bakal Beri Insentif Warga yang Tanam Pohon di Ruang Privat
(maf)
tulis komentar anda