Pengamat Sebut Fenomena Blitzkrieg Dalam Pergantian Ketua Umum Partai Golkar

Minggu, 25 Agustus 2024 - 14:47 WIB
Pakar Pertahanan, Pengajar, dan Alumnus Doktoral Strategi Pertahanan Unhan RI Dina Hidayana, melihat ada fenomena serangan kilat (blitzkrieg) dalam proses pergantian Ketua Umum Partai Golkar. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pakar Pertahanan, Pengajar, dan Alumnus Doktoral Strategi Pertahanan Unhan RI Dina Hidayana, melihat ada fenomena serangan kilat (blitzkrieg) dalam proses pergantian Ketua Umum di salah satu partai besar dan bersejarah di Indonesia, yakni Partai Golkar .

Perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar baru saja berakhir, Kamis 22 Agusutus 2024 dengan terpilihnya Ketua Umum yang baru, Bahlil Lahadalia, menggantikan Airlangga Hartarto yang sesuai periodeisasinya berakhir 4 bulan lebih cepat. Ketua umum terpilih sekaligus ditetapkan sebagai formatur tunggal yang secara sendirian berwenang menentukan komposisi dan personalia Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.

Dina, yang juga Ketua Depinas SOKSI ini mengemukakan adanya perspektif perang dikenal istilah Blitzkrieg, yakni strategi atau taktik menyerang dan menguasai yang dapat dilakukan secara individu maupun kolektif. Serangan bersifat mendadak (kilat), fokus dan tepat sasaran. Sehingga lawan bahkan tidak sempat bersiap untuk melakukan pertahanan diri ataupun perlawanan, yang berujung pada kekalahan telak dari sasaran atau target operasi.





Lebih lanjut Dina menjelaskan, taktik atau strategi ini pun sering berlaku di dunia politik. Sehingga tidak mengherankan peristiwa suksesi atau pergantian rezim ada beberapa yang bersifat tidak terduga. Pelibatan kombinasi kekuatan darat, laut dan, udara mutlak diperlukan untuk memastikan keberhasilan dari serangan kilat, karena tanpa persiapan sistematis dan kontrol penuh maka bak politik bunuh diri bagi sang panglima dan pasukannya.

Golkar karenanya saat ini sedang menghadapi fase pascaserangan kilat. Reintegrasi relatif tidak mudah, karena sempat melewati efek kejut akibat blitzkrieg. Isu berkelindan antara pro kontra penguasa lama dan baru, menguatnya geng Munas Ancol vs Bali, dan sebagainya.



“Transisi ini, karenanya memerlukan kepiawaian pemimpin terpilih untuk memastikan agregasi kepentingan (konsolidasi), perencanaan strategis dan stabilitas jangka panjang dapat diterima para pihak untuk meminimalisir timbulnya disiden dan ketidakstabilan, hingga kecemasan adanya tragedi Ken Arok yang berkelanjutan,” ujar Srikandi berdarah Mataram ini, Minggu (25/8/2024).

Dina menyebutkan, beban berat Ketua Umum terpilih, salah satunya karena menakhodai partai yang telah dipersepsikan publik sebagai partai matang pengalaman berisi orang-orang mumpuni dengan tingkat loyalitas dan jiwa korsa yang relatif tinggi terhadap eksistensi partai. Rakyat pun masih berharap perlindungan dan keberpihakan pada Partai Golkar yang saat ini menjadi runner up pemilu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More