Ronald Tannur Divonis Bebas, Komisi III DPR: Putusan Hakim Bertentangan dengan Rasa Keadilan

Senin, 29 Juli 2024 - 14:52 WIB
Komisi III DPR menerima audiensi dengan keluarga Dini Sera Afrianti, korban penganiayaan dan pembunuhan Gregorius Ronald Tannur, anak mantan anggota DPR Edward Tannur, Senin (29/7/2024). FOTO/MPI/ACHMAD AL FIQRI
JAKARTA - Komisi III DPR menerima audiensi dengan keluarga Dini Sera Afrianti, korban penganiayaan dan pembunuhan Gregorius Ronald Tannur , anak mantan anggota DPR Edward Tannur. Ronald Tannur sebelumnya divonis bebas oleh Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (29/7/2024).

Dalam forum itu, Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman khawatir kasus penganiayaan dan pembunuhan Dini dipengaruhi kekuasaan tertentu. Salah satunya, kata dia, kasus itu bisa damai tanpa melalui proses peradilan.

"Kekhawatiran kami sebetulnya adalah karena ada misalnya ada pengaruh kekuasaan tertentu, hal ini bisa diselesaikan damai tanpa melalui proses pengadilan. Itu kekhawatiran kami awal," kata Habiburokhman saat membuka audiensi dengan pihak keluarga di Ruang Komisi III DPR, Senin (29/7/2024).



Habiburokhman berkata, proses hukum bisa berjalan tetapi kondisinya amat sangat mengecewakan dan memprihatinkan. Menurutnya, kasus itu telah membuktikan bahwa terdakwa Ronald Tannur harus bertanggung jawab atas kematian Dini.

"Nyatanya, mejelis hakim memutus benar-benar bertentangan dengan rasa keadilan," kata Habiburokhman.

Kendati demikian, Habiburokhman menyatakan, pihaknya akan mengawal kasus tersebut, terkhusus di tingkat kasasi. "Kasasi itu saya paham banget, bagaimana komposisi memori kasasinya. Lalu kita juga harus sama-sama mengawal di tingkat MA majelis hakim yang mengawal perkara ini agar mendengarkan juga apa yang kita sampaikan ini ramai-ramai," katanya.

Sebelumnya, Gregorius Ronald Tannur menghirup udara bebas setelah Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya menyatakan terdakwa tidak terbukti bersalah dalam kasus pembunuhan Dini Sera Afriyanti (29).

Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik dalam amar putusannya menyatakan, terdakwa dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pembunuhan maupun penganiayaan yang menyebabkan tewasnya korban. Terdakwa juga dianggap masih ada upaya melakukan pertolongan terhadap korban di saat masa-masa kritis. Hal itu dibuktikan dengan upaya terdakwa yang sempat membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More