Komaruddin Hidayat: Kedatangan Paus Fransiskus Angkat Citra Indonesia di Mata Dunia
Selasa, 23 Juli 2024 - 20:35 WIB
JAKARTA - Cendekiawan muslim sekaligus dosen Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat mengatakan kedatangan Paus Fransiskus akan mengangkat citra Indonesia di mata dunia.
Diketahui, pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia akan mengunjungi Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024. Indonesia akan menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik. Usai dari Indonesia, Paus Fransiskus akan mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
“Kedua kunjungan Sri Paus ini bagi saya ini juga memberikan satu amplifier dan mengangkat tentang citra posisi Indonesia dalam konteks kemanusiaan dan hubungan antara agama karena kunjungan Sri Paus dan posisi Paus yang memang bicaranya hampir seluruhnya tema-temanya kemanusiaan kedamaian spiritualitas dengan demikian suaranya akan jernih didengar oleh dunia tanpa perlu interpretasi bahwa ini kemanusiaan dan kedamaian,” kata Komaruddin dalam dialog antarumat beragama secara virtual, Selasa (23/7/2024) malam.
Komaruddin mengatakan, sebagai warga Indonesia dan juga umat Islam mengucapkan terima kasih atas kehadiran Paus sehingga akan mengangkat Indonesia. Selain itu, akan lebih memperkenalkan Indonesia di saat masih terdengar Islamophobia di Eropa maupun Amerika.
“Tapi dengan adanya hubungan yang bagus antara Vatikan dan Indonesia dan juga Duta Besar di sana, ini sangat positif sebagai mengcounter kecenderungan hal yang agak negatif hubungan antara agama.”
“Kedua, saya yakin berkat hubungan yang baik antara Vatikan dan Indonesia ini memberikan pemahaman yang baru dan segar dan otentik, bahwa ternyata hubungan antara agama itu rukun dan damai dan konstruktif yang sudah berlanjut lama di Indonesia, hanya kurang banyak dikenal oleh dunia. Nah dengan kunjungan ini dunia akan lebih kenal,” ujar Komaruddin.
Komaruddin menambahkan, dengan kunjungan Paus ini akan memberikan satu warna lain atau wajah lain tentang hubungan antara agama dan otentik terjadi di Indonesia.
“Oleh karena itu saya berharap kunjungan ini juga merupakan agenda berkelanjutan menjadi agenda berkelanjutan karena akan memberikan kontribusi Asia Tenggara, Indonesia dan terima kasih kepada Vatikan yang telah sudi dan besar hati untuk mengenalkan Indonesia pada dunia,” katanya.
Komaruddin menilai, kunjungan Paus setelah kunjungan Grand Syekh Al Azhar ini akan memperlihatkan Indonesia kepada dunia bahwa suara pesan perdamaian tidak hanya datang dari Timur Tengah.
“Saya yakin dampaknya resonansinya akan besar dengan kunjungan ini. Lebih-lebih, andaikan Grand Syekh Al Azhar dan Paus itu bareng ke sini, semoga tahun-tahun depan itu bisa didesain datang bareng itu dampaknya akan luar biasa pada dunia bahwa suara pesan perdamaian itu datang dari Indonesia, bukan saja di Timur Tengah. Ini dampaknya akan besar sekali,” ucapnya.
Diketahui, pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia akan mengunjungi Indonesia pada 3 hingga 6 September 2024. Indonesia akan menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik. Usai dari Indonesia, Paus Fransiskus akan mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
“Kedua kunjungan Sri Paus ini bagi saya ini juga memberikan satu amplifier dan mengangkat tentang citra posisi Indonesia dalam konteks kemanusiaan dan hubungan antara agama karena kunjungan Sri Paus dan posisi Paus yang memang bicaranya hampir seluruhnya tema-temanya kemanusiaan kedamaian spiritualitas dengan demikian suaranya akan jernih didengar oleh dunia tanpa perlu interpretasi bahwa ini kemanusiaan dan kedamaian,” kata Komaruddin dalam dialog antarumat beragama secara virtual, Selasa (23/7/2024) malam.
Komaruddin mengatakan, sebagai warga Indonesia dan juga umat Islam mengucapkan terima kasih atas kehadiran Paus sehingga akan mengangkat Indonesia. Selain itu, akan lebih memperkenalkan Indonesia di saat masih terdengar Islamophobia di Eropa maupun Amerika.
“Tapi dengan adanya hubungan yang bagus antara Vatikan dan Indonesia dan juga Duta Besar di sana, ini sangat positif sebagai mengcounter kecenderungan hal yang agak negatif hubungan antara agama.”
“Kedua, saya yakin berkat hubungan yang baik antara Vatikan dan Indonesia ini memberikan pemahaman yang baru dan segar dan otentik, bahwa ternyata hubungan antara agama itu rukun dan damai dan konstruktif yang sudah berlanjut lama di Indonesia, hanya kurang banyak dikenal oleh dunia. Nah dengan kunjungan ini dunia akan lebih kenal,” ujar Komaruddin.
Komaruddin menambahkan, dengan kunjungan Paus ini akan memberikan satu warna lain atau wajah lain tentang hubungan antara agama dan otentik terjadi di Indonesia.
“Oleh karena itu saya berharap kunjungan ini juga merupakan agenda berkelanjutan menjadi agenda berkelanjutan karena akan memberikan kontribusi Asia Tenggara, Indonesia dan terima kasih kepada Vatikan yang telah sudi dan besar hati untuk mengenalkan Indonesia pada dunia,” katanya.
Komaruddin menilai, kunjungan Paus setelah kunjungan Grand Syekh Al Azhar ini akan memperlihatkan Indonesia kepada dunia bahwa suara pesan perdamaian tidak hanya datang dari Timur Tengah.
“Saya yakin dampaknya resonansinya akan besar dengan kunjungan ini. Lebih-lebih, andaikan Grand Syekh Al Azhar dan Paus itu bareng ke sini, semoga tahun-tahun depan itu bisa didesain datang bareng itu dampaknya akan luar biasa pada dunia bahwa suara pesan perdamaian itu datang dari Indonesia, bukan saja di Timur Tengah. Ini dampaknya akan besar sekali,” ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda