Indonesia Akan Jaga Laut China Selatan sebagai Kawasan Stabil dan Damai

Sabtu, 06 Juli 2024 - 14:16 WIB
‘’Kebijakan ini tentu saja menggambarkan bahwa pimpinan TNI dan TNI AL menyadari potensi konflik di Laut China Selatan akan dapat memengaruhi dan dapat menjadi ancaman bagi kedaulatan Indonesia,’’ ungkap Laksamana Bintang Dua asal Magetan, Jawa Timur ini.

Untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan di Laut Natuna Utara, Laksda Yoos mengungkapkan Koarmada I telah melakukan berbagai patroli gabungan dengan Koops TNI AU. Selain pengamanan di Laut Natuna Utara sebagai operasi utama, Koarmada I juga melakukan operasi terjadwal. Diantaranya operasi gabungan dengan TNI AU terkait pengamanan ALKI I termasuk di Perairan Natuna Utara.

Dia juga menyebut Operasi Rakata Jaya, gelar operasi Koarmada I yang ditujukan untuk menutupi kekosongan wilayah yang tidak tercover oleh gelar operasi Mabes TNI dengan daerah operasi wilayah perairan barat Indonesia termasuk Laut Natuna Utara. ”Operasi-operasi tersebut melibatkan berbagai unsur yang dimiliki Koarmada I yang sewaktu-waktu siap digunakan ke Laut Natuna Utara jika diperlukan,’’ tandasnya.

Saat melakukan operasi, pihaknya telah melakukan kontak dengan kapal asing yang melintas di Laut Natuna Utara sebagai bagian dari hak lintas damai dan kebebasan bernavigasi. Selain itu, dalam operasi yang digelar, Koarmada I juga menangkap kapal nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan secara illegal di Laut Natuna Utara. Seringnya gelar patroli menyebabkan jumlah kapal kapal-asing yang melintas maupun yang menangkap ikan secara illegal di Laut Natuna Utara menurun dari tahun ke tahun.

Menurut Laksda Yoos, TNI tidak bisa sendiri dalam menjaga kedaulatan di Laut Natuna Utara, melainkan harus bahu membahu bersama masyarakat. Selama ini, TNI telah bekerja sama dengan masyarakat terutama di sekitar Kepulauan Natuna sebagai bagian dari strategi untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di sana.

Lebih jauh, Laksda Yoos sangat menyambut baik penyelenggaraan lomba menulis terkait isu konflik di Laut China Selatan sebagai bagian dari upaya meningkatkan pemahaman Masyarakat terhadap masalah di kawasan tersebut. “Terutama masyarakat di Natuna sangat responsif dan bekerja sama dengan kita dalam penegakan kedaulatan ini. Jangan sampai Natuna seperti Sipadan dan Ligitan. Walaupun kita enggak masuk jadi claimant state, tapi kita harus tetap hadir di sana,” tuturnya.



Para pemenang Lomba Menulis ISDS kategori Akademisi berfoto bersama Laksda TNI Dr. Yoos Suryono Hadi. Foto/dok ISDS

Lomba Menulis ISDS

Pada kesempatan itu, ISDS mengumumkan pemenang lomba menulis ISDS dari semua kategori. Proses pengumpulan karya berlangsung sejak 4 Maret hingga 31 Juni pukul 23.59 WIB dengan tiga kategori : Masyarakat Umum, Akademisi dan Wartawan. Adapun Dewan Juri lomba terdiri dari Duta Besar RI untuk Filipina Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo; Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, ST., M.Sc., DESD., IPU., ASEAN.Eng; dan Co Founder ISDS Edna Caroline.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More