Dua Sebab Duet Gatot-Titiek Soeharto Sulit Terwujud
Sabtu, 22 Agustus 2020 - 10:53 WIB
JAKARTA - Duet Gatot Nurmantyo dengan Siti Hediyati Hariyadi alias Titiek Soeharto menjadi pemanis isu politik menuju 2024 setelah keduanya hadir dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Namun, apa yang setidaknya ramai dibicarakan di media sosial itu tidak gampang dalam realitanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menganggap, keinginan netizen untuk menduetkan tokoh sah-sah saja, dan itu bagus-bagus saja. "Karena netizen bisa saja ingin ada alternatif calon lain di Pilpres 2024 nanti. Tidak didominasi oleh nama-nama itu-itu saja," ujar Ujang saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (22/8/2020).
(Baca: KAMI Jadi Parpol pun Tak Bisa Usung Gatot-Titiek Soeharto)
Namun demikian, menurut Ujang, persoalannya 'perjodohan' Gatot-Titiek di Pilpres 2024 nanti merupakan sesuatu yang sulit, dan susah untuk direalisasikan. Pertama, karena mereka tak berangkat dan tak punya partai "besar", yang bisa mengusung keduanya. Mengingat syarat nyapres itu 20% kursi DPR RI.
Kedua, lanjut dia, popularitas dan elektabilitas keduanya sebagai bakal calon presiden dan calon wakil presiden juga belum terlihat. Popularitas dan elektabilitas keduanya kalah bersaing dengan beberapa figur kepala daerah yang dalam sejumlah survei selalu unggul.
"Kalau partai KAMI. Sulit juga. Karena belum jadi partai. Dan kalau jadi partai pun, tak punya 20% persyaratan itu. Jadi peluang keduanya berat dan sulit," pungkas Analis Politik asal Universitas Al Azhar Indonesia ini.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menganggap, keinginan netizen untuk menduetkan tokoh sah-sah saja, dan itu bagus-bagus saja. "Karena netizen bisa saja ingin ada alternatif calon lain di Pilpres 2024 nanti. Tidak didominasi oleh nama-nama itu-itu saja," ujar Ujang saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (22/8/2020).
(Baca: KAMI Jadi Parpol pun Tak Bisa Usung Gatot-Titiek Soeharto)
Namun demikian, menurut Ujang, persoalannya 'perjodohan' Gatot-Titiek di Pilpres 2024 nanti merupakan sesuatu yang sulit, dan susah untuk direalisasikan. Pertama, karena mereka tak berangkat dan tak punya partai "besar", yang bisa mengusung keduanya. Mengingat syarat nyapres itu 20% kursi DPR RI.
Kedua, lanjut dia, popularitas dan elektabilitas keduanya sebagai bakal calon presiden dan calon wakil presiden juga belum terlihat. Popularitas dan elektabilitas keduanya kalah bersaing dengan beberapa figur kepala daerah yang dalam sejumlah survei selalu unggul.
"Kalau partai KAMI. Sulit juga. Karena belum jadi partai. Dan kalau jadi partai pun, tak punya 20% persyaratan itu. Jadi peluang keduanya berat dan sulit," pungkas Analis Politik asal Universitas Al Azhar Indonesia ini.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda