Akuisisi PPA-FREMM Italia, Sekadar Transaksional?
Jum'at, 21 Juni 2024 - 11:14 WIB
Sejak awal, Italia menunjukkan keseriusan dalam menjalani hubungan baik dengan Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan kala Roma mengundang Presiden Soekarno berkunjung pada 1955. Seperti pernah dicatat Willem Oltmans dalam Bung Karno Sahabatku (2001) yang bisa diakses lewat Digitale Bibliotheek voor de Nedherlanse Letteren (DBNL), Italia tidak menggubris protes Belanda yang mengundang musuh utamanya saat itu.
Italia tidak peduli dengan sikap koleganya di NATO maupun Komunitas Eropa tersebut. Italia hanya berkepentingan memperkuat hubungan dengan Indonesia, termasuk menjalin hubungan ekonomi dengan menawarkan kapal fregat untuk TNI AL. Di sisi lain Bung Karno saat itu diduga meminta dukungan Italia atas perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Selama hubungan bilateral terjalin, kerja sama kedua negara berlangsung harmonis. Indonesia melihat Italia sebagai negara yang memiliki posisi penting baik sebagai negara anggota UE dan negara di wilayah Mediterania. Sedangkan Italia melihat Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Karena itulah, kerja sama terbangun memiliki potensi besar dan berlangsung secara simbiosis mutualisme.
Dalam bidang ekonomi misalnya, Italia merupakan salah satu mitra penting Indonesia dan merupakan mitra dagang ketiga terbesar Indonesia di UE. Negara tersebut bahkan menjadi importir sawit terbesar di Eropa, hingga mampu mendukung perkembangan industri sawit Tanah Air.
Hubungan Indonesia-Italia kembali ditegaskan kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni di sela pertemuan G-20 di New Delhi India (10/09/2923). Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengapresiasi peningkatan investasi Italia, termasuk pendirian pabrik Piaggio di Indonesia, dan meminta dukungan Italia keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Di bidang pertahanan, berdasarkan rilis https://kemlu.go.id., Indonesia dan Italia memiliki serangkaian kerja sama. Kerja sama dimaksud di antaranya Joint Defence Cooperation Committee (JDCC) Indonesia-Italia. Forum tersebut sangat penting dan memberikan banyak keuntungan untuk meningkatkan kerja sama pertahanan, termasuk di bidang industri pertahanan.
Untuk diketahui, JDCC yang dimulai pada 2016 adalah komite pertahanan bersama dengan pertemuan rutin setiap dua tahun, berdasarkan pengaturan teknis antara Kementerian Pertahanan RI dengan Kementerian Pertahanan Republik Italia.
baca juga: Memadu Budaya Italia dan Indonesia, Vespa Batik Nongol di Museum Batik Indonesia
Pada akhir 2022 lalu, Menhan Prabowo Subianto dan Menhan Italia Guido Crosetto telah meneguhkan hubungan Indonesia-Italia sebagai negara bersahabat satu sama lain, dan telah lama saling membangun kerja sama di bidang pertahanan dalam kerangka bilateral, seperti dilakukan lewat JDCC. Dan peningkatkan kerja sama pertahanan, khususnya ToT industri pertahanan Italia dengan industri pertahanan Indonesia dan modernisasi alutsista, menjadi salah satu utama pembicaraan mereka.
Akses Alutsista Canggih
Italia tidak peduli dengan sikap koleganya di NATO maupun Komunitas Eropa tersebut. Italia hanya berkepentingan memperkuat hubungan dengan Indonesia, termasuk menjalin hubungan ekonomi dengan menawarkan kapal fregat untuk TNI AL. Di sisi lain Bung Karno saat itu diduga meminta dukungan Italia atas perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Selama hubungan bilateral terjalin, kerja sama kedua negara berlangsung harmonis. Indonesia melihat Italia sebagai negara yang memiliki posisi penting baik sebagai negara anggota UE dan negara di wilayah Mediterania. Sedangkan Italia melihat Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Karena itulah, kerja sama terbangun memiliki potensi besar dan berlangsung secara simbiosis mutualisme.
Dalam bidang ekonomi misalnya, Italia merupakan salah satu mitra penting Indonesia dan merupakan mitra dagang ketiga terbesar Indonesia di UE. Negara tersebut bahkan menjadi importir sawit terbesar di Eropa, hingga mampu mendukung perkembangan industri sawit Tanah Air.
Hubungan Indonesia-Italia kembali ditegaskan kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni di sela pertemuan G-20 di New Delhi India (10/09/2923). Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengapresiasi peningkatan investasi Italia, termasuk pendirian pabrik Piaggio di Indonesia, dan meminta dukungan Italia keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Di bidang pertahanan, berdasarkan rilis https://kemlu.go.id., Indonesia dan Italia memiliki serangkaian kerja sama. Kerja sama dimaksud di antaranya Joint Defence Cooperation Committee (JDCC) Indonesia-Italia. Forum tersebut sangat penting dan memberikan banyak keuntungan untuk meningkatkan kerja sama pertahanan, termasuk di bidang industri pertahanan.
Untuk diketahui, JDCC yang dimulai pada 2016 adalah komite pertahanan bersama dengan pertemuan rutin setiap dua tahun, berdasarkan pengaturan teknis antara Kementerian Pertahanan RI dengan Kementerian Pertahanan Republik Italia.
baca juga: Memadu Budaya Italia dan Indonesia, Vespa Batik Nongol di Museum Batik Indonesia
Pada akhir 2022 lalu, Menhan Prabowo Subianto dan Menhan Italia Guido Crosetto telah meneguhkan hubungan Indonesia-Italia sebagai negara bersahabat satu sama lain, dan telah lama saling membangun kerja sama di bidang pertahanan dalam kerangka bilateral, seperti dilakukan lewat JDCC. Dan peningkatkan kerja sama pertahanan, khususnya ToT industri pertahanan Italia dengan industri pertahanan Indonesia dan modernisasi alutsista, menjadi salah satu utama pembicaraan mereka.
Akses Alutsista Canggih
Lihat Juga :
tulis komentar anda