PPP Gagal Lolos ke DPR, Zainut Tauhid: Musibah Besar Bagi Seluruh Kader
Minggu, 16 Juni 2024 - 10:12 WIB
JAKARTA - Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan keprihatinan atas gagalnya PPP lolos ke DPR pada Pemilu 2024. Menurutnya, ini musibah besar bagi semua kader partai berlambang ka’bah tersebut.
"Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan istikamah (konsisten) memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya," kata Zainut dalam keterangannya yang dikutip Minggu (16/6/2024).
Dia menilai, keterpurukan suara PPP adalah sebuah harga yang harus dibayar oleh para pimpinan dan elite partainya yang tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan publik. Hal itu, katanya, tercermin dari ketidakmampuannya mengelola konflik internal partai dengan baik.
Bahkan sebagian dari elitenya dianggap memiliki kegemaran mempertontonkan konflik secara terbuka di depan publik. "Wajar jika publik memberikan hukuman dengan tidak memilih PPP di Pemilu 2024, karena muak melihat partai yang mengusung jargon agama tetapi hobinya sering berkonflik," ujarnya.
Sebagai senior PPP, Zainut memberikan imbauan kepada pimpinan, elite, dan kader PPP di semua tingkatan. Pertama, tidak saling menyalahkan dan mencari biang kerok dari keterpurukan PPP, apalagi melakukan tindakan destruktif yang justru dapat merusak citra PPP.
"Kedua, segera melakukan konsolidasi organisasi, memperkuat tali silaturahmi, membangun persaudaraan untuk membangkitkan moral kader dan simpatisan PPP di tingkat grassroot," tuturnya.
Ketiga, melakukan refleksi secara mendalam atas musibah ini agar dapat mencari solusi yang tepat untuk membangun kembali PPP di masa yang akan datang. Keempat, elite politiknya jangan memberikan pernyataan kontroversial, yang dapat mengundang polemik yang tidak produktif.
Kelima, kepada pimpinan dan elite PPP agar segera meminta maaf secara terbuka kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban moral atas tidak lolosnya PPP pada ambang batas parlemen pada Pemilu 2024.
"Akan lebih bijak jika permohonan maaf itu disertai dengan pernyataan pengunduran diri elite tertinggi partai dari jabatannya secara ikhlas dan legawa," pungkasnya.
"Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan istikamah (konsisten) memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya," kata Zainut dalam keterangannya yang dikutip Minggu (16/6/2024).
Dia menilai, keterpurukan suara PPP adalah sebuah harga yang harus dibayar oleh para pimpinan dan elite partainya yang tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan publik. Hal itu, katanya, tercermin dari ketidakmampuannya mengelola konflik internal partai dengan baik.
Baca Juga
Bahkan sebagian dari elitenya dianggap memiliki kegemaran mempertontonkan konflik secara terbuka di depan publik. "Wajar jika publik memberikan hukuman dengan tidak memilih PPP di Pemilu 2024, karena muak melihat partai yang mengusung jargon agama tetapi hobinya sering berkonflik," ujarnya.
Sebagai senior PPP, Zainut memberikan imbauan kepada pimpinan, elite, dan kader PPP di semua tingkatan. Pertama, tidak saling menyalahkan dan mencari biang kerok dari keterpurukan PPP, apalagi melakukan tindakan destruktif yang justru dapat merusak citra PPP.
"Kedua, segera melakukan konsolidasi organisasi, memperkuat tali silaturahmi, membangun persaudaraan untuk membangkitkan moral kader dan simpatisan PPP di tingkat grassroot," tuturnya.
Ketiga, melakukan refleksi secara mendalam atas musibah ini agar dapat mencari solusi yang tepat untuk membangun kembali PPP di masa yang akan datang. Keempat, elite politiknya jangan memberikan pernyataan kontroversial, yang dapat mengundang polemik yang tidak produktif.
Kelima, kepada pimpinan dan elite PPP agar segera meminta maaf secara terbuka kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban moral atas tidak lolosnya PPP pada ambang batas parlemen pada Pemilu 2024.
"Akan lebih bijak jika permohonan maaf itu disertai dengan pernyataan pengunduran diri elite tertinggi partai dari jabatannya secara ikhlas dan legawa," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda