Sepenggal Cerita Ratu Kelelawar di Balik Sejarah Panjang Pendirian RS Mata Achmad Wardi Serang
Rabu, 12 Juni 2024 - 12:32 WIB
Provinsi Banten, Rabu (5/6/2024).
Setelah berhasil mengusir kelelawar bukan berarti pembangunan RS Mata Achmad Wardi berjalan mulus. Banyak kendala yang mesti diurai satu persatu, terutama soal sarana dan pendanaan. Bahkan awalnya rumah sakit yang didirikan bukan khusus diperuntukkan untuk mata, melainkan untuk melayani kesehatan ibu dan anak (RSIA).
Setelah melalui kajian mendalam, akhirnya tim bersepakat jika rumah sakit yang didirikan hanya khusus untuk melayani kesehatan dan pengobatan mata. Alasan mendasar rumah sakit ini khusus untuk mata, karena rumah sakit untuk pengobatan umum sudah banyak, dan sudah banyak pula tempat layanan kesehatan seperti puskesmas dan klinik di Serang.
“Selain itu, waktu itu juga terpikir sepertinya terlalu rumit persiapannya kalau mau bangun rumah sakit umum. Harus ngurus banyak persyaratan, pembiayaan dan seabrek sarana yang harus diadakan,” kata Bobby.
Khusus soal pembiayaan, menurut Bobby, pendirian RS Mata Achmad Wardi terbantu dengan besarnya antusiasme para para wakif serta nazhir BWI dan Dompet Duafa. Bahkan ada nazhir yang secara kelembagaan seperti swasta dan BUMN, yang bahu-membahu menitipkan aset wakafnya untuk pembangunan RS Mata Achmad Wardi.
“Alhamdulillah, berkat dukungan dari banyak pihak terutama para nazhir BWI dan Dompet Duafa, akhirnya berdiri RS Mata Achmad Wardi. Diharapkan RS Mata Achmad Wardi semakin berkembang dan semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari rumah sakit mata pertama berbasis wakaf ini,” tandasnya.
Diketahui, RS Mata Achmad Wardi adalah satu-satunya rumah sakit di Provinsi Banten yang menggunakan teknik operasi tanpa jahit serta menggunakan alat-alat medis terkini dengan layanan unggulan Vitreoretina dan Cataract Centre. Selain itu, RS Mata Achmad Wardi juga membuka Unit Gawat Darurat (UGD) untuk pelayanan kesehatan umum, serta fasilitas Retina dan Glaukoma Center.
Bahkan, RS Mata Achmad Wardi yang kini menjelma menjadi rumah sakit rujukan mata yang secara persyaratan sudah paripurna, menjadi tempat pendidikan sekaligus praktik para mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan para dokter spesialis mata.
Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi, dr Pradipta Suarsyaf, MMRS, FRSPH, FISQua, SCL mengungkapkan, saat ini ada 9 dokter spesialis mata yang praktik di RS Mata Achmad Wardi, dan telah melayani puluhan ribu pasien, yang 85% pasiennya dari peserta BPJS.
Tak hanya itu, selama tujuh tahun berdiri, RS Mata Achmad Wardi juga rutin menggulirkan berbagai program sosial, seperti penyuluhan kesehatan mata, operasi katarak gratis, pemberian kacamata gratis, serta operasi retina dan glaukoma gratis untuk para kaum dhuafa.
Setelah berhasil mengusir kelelawar bukan berarti pembangunan RS Mata Achmad Wardi berjalan mulus. Banyak kendala yang mesti diurai satu persatu, terutama soal sarana dan pendanaan. Bahkan awalnya rumah sakit yang didirikan bukan khusus diperuntukkan untuk mata, melainkan untuk melayani kesehatan ibu dan anak (RSIA).
Setelah melalui kajian mendalam, akhirnya tim bersepakat jika rumah sakit yang didirikan hanya khusus untuk melayani kesehatan dan pengobatan mata. Alasan mendasar rumah sakit ini khusus untuk mata, karena rumah sakit untuk pengobatan umum sudah banyak, dan sudah banyak pula tempat layanan kesehatan seperti puskesmas dan klinik di Serang.
“Selain itu, waktu itu juga terpikir sepertinya terlalu rumit persiapannya kalau mau bangun rumah sakit umum. Harus ngurus banyak persyaratan, pembiayaan dan seabrek sarana yang harus diadakan,” kata Bobby.
Khusus soal pembiayaan, menurut Bobby, pendirian RS Mata Achmad Wardi terbantu dengan besarnya antusiasme para para wakif serta nazhir BWI dan Dompet Duafa. Bahkan ada nazhir yang secara kelembagaan seperti swasta dan BUMN, yang bahu-membahu menitipkan aset wakafnya untuk pembangunan RS Mata Achmad Wardi.
“Alhamdulillah, berkat dukungan dari banyak pihak terutama para nazhir BWI dan Dompet Duafa, akhirnya berdiri RS Mata Achmad Wardi. Diharapkan RS Mata Achmad Wardi semakin berkembang dan semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari rumah sakit mata pertama berbasis wakaf ini,” tandasnya.
Diketahui, RS Mata Achmad Wardi adalah satu-satunya rumah sakit di Provinsi Banten yang menggunakan teknik operasi tanpa jahit serta menggunakan alat-alat medis terkini dengan layanan unggulan Vitreoretina dan Cataract Centre. Selain itu, RS Mata Achmad Wardi juga membuka Unit Gawat Darurat (UGD) untuk pelayanan kesehatan umum, serta fasilitas Retina dan Glaukoma Center.
Bahkan, RS Mata Achmad Wardi yang kini menjelma menjadi rumah sakit rujukan mata yang secara persyaratan sudah paripurna, menjadi tempat pendidikan sekaligus praktik para mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan para dokter spesialis mata.
Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi, dr Pradipta Suarsyaf, MMRS, FRSPH, FISQua, SCL mengungkapkan, saat ini ada 9 dokter spesialis mata yang praktik di RS Mata Achmad Wardi, dan telah melayani puluhan ribu pasien, yang 85% pasiennya dari peserta BPJS.
Tak hanya itu, selama tujuh tahun berdiri, RS Mata Achmad Wardi juga rutin menggulirkan berbagai program sosial, seperti penyuluhan kesehatan mata, operasi katarak gratis, pemberian kacamata gratis, serta operasi retina dan glaukoma gratis untuk para kaum dhuafa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda