Megawati Sedih PPP Tak Lolos Parlemen: Tenang Aja Besok Menang Lagi
Jum'at, 24 Mei 2024 - 16:40 WIB
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sedih karena PPP tak lolos batas parlemen. Hal itu diungkapkan Megawati dalam pidato politik di Rakernas V PDIP. Foto/Tangkapan layar
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku sedih karena PPP tak lolos ambang batas parlemen. Hal itu diungkapkan Megawati dalam pidato politik di Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024).
Kesedihan itu karena PPP dengan PDIP mempunyai catatan sejarah selalu bersama dalam pesta demokrasi lima tahunan sekali.
"Sama PPP itu kan waktu dulu waktu PDI itu kan suka bareng-bareng, saya sedih sekali ini kenapa kok PPP tidak bisa masuk," ujar Megawati dalam pidato pembukaan Rakernas V PDIP.
Turut hadir perwakilan dari PPP, yakni Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP, Sandiaga Salahuddin Uno, beserta kader lainnya. Di kesempatan itu Megawati, percaya kalau kontestasi politik selanjutnya PPP akan menang.
"Tapi enggak usah kuatir pak, nanti menang lagi kok," sambungnya.
Sebagai informasi, peluang PPP untuk lolos ke parlemen senayan menipis, setelah belasan gugatan parpol berlambang ka'bah itu terkait hasil Pileg DPR 2024 ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).
Kesedihan itu karena PPP dengan PDIP mempunyai catatan sejarah selalu bersama dalam pesta demokrasi lima tahunan sekali.
"Sama PPP itu kan waktu dulu waktu PDI itu kan suka bareng-bareng, saya sedih sekali ini kenapa kok PPP tidak bisa masuk," ujar Megawati dalam pidato pembukaan Rakernas V PDIP.
Turut hadir perwakilan dari PPP, yakni Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP, Sandiaga Salahuddin Uno, beserta kader lainnya. Di kesempatan itu Megawati, percaya kalau kontestasi politik selanjutnya PPP akan menang.
"Tapi enggak usah kuatir pak, nanti menang lagi kok," sambungnya.
Sebagai informasi, peluang PPP untuk lolos ke parlemen senayan menipis, setelah belasan gugatan parpol berlambang ka'bah itu terkait hasil Pileg DPR 2024 ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).
(maf)
tulis komentar anda