Menyaksikan dari Dekat Perjuangan Hidup-Mati Jemaah demi Mencium Hajar Aswad
Kamis, 09 Mei 2024 - 16:39 WIB
Saya langsung balas, "Nggak usah," sambil mengatakan sudah pernah sebelumnya. Pria itu pun pergi menjauhi saya. Setelah itu, saya pelan-pelan ikut merangkak ke depan mencoba menerobos jemaah yang badannya tinggi besar.
Sekitar 5 menit saya mencoba menerobos menyibak jemaah di depan. Saya pun ikut terombang-ambing ke kanan ke kiri mengikuti pergumulan. Napas pun terengah-engah melawan para jemaah yang tinggi besar. Akhirnya, saya pun menyerah dan memutuskan membatalkan niat untuk mencium Hajar Aswad.
Di dekat saya, terdengar teriakan suara jemaah perempuan yang dibantu suami atau saudara laki-lakinya demi mencium Hajar Aswad. Beberapa saat, teriakan jemaah perempuan itu makin kencang.
Sedangkan saya, tanpa sadar, malah terus terdorong keluar dari barisan depan yang tinggal satu gapaian tangan untuk setidaknya bisa memegang Hajar Aswad.
Namun, ternyata salah. Saya makin terdesak menjauh ketika ada jemaah yang mencoba keluar dari barisan terdepan. Akhirnya, saya putuskan menyerah. Saya pun akhirnya melipir ke kanan menjauhi Hajar Aswad.
Namun, saya sempatkan untuk memotret dan merekam perjuangan jemaah lainnya yang masih semangat demi mencium Hajar Aswad. Sementara semakin mendekati Subuh, gelombang jemaah yang tawaf mulai bertambah banyak.
Akhirnya saya menepi di belakang Maqam Ibrahim sambil duduk beristirahat. Dari kejauhan saya hanya duduk dan tersenyum tipis melihat Hajar Aswad.
Sekitar 5 menit saya mencoba menerobos menyibak jemaah di depan. Saya pun ikut terombang-ambing ke kanan ke kiri mengikuti pergumulan. Napas pun terengah-engah melawan para jemaah yang tinggi besar. Akhirnya, saya pun menyerah dan memutuskan membatalkan niat untuk mencium Hajar Aswad.
Di dekat saya, terdengar teriakan suara jemaah perempuan yang dibantu suami atau saudara laki-lakinya demi mencium Hajar Aswad. Beberapa saat, teriakan jemaah perempuan itu makin kencang.
Sedangkan saya, tanpa sadar, malah terus terdorong keluar dari barisan depan yang tinggal satu gapaian tangan untuk setidaknya bisa memegang Hajar Aswad.
Namun, ternyata salah. Saya makin terdesak menjauh ketika ada jemaah yang mencoba keluar dari barisan terdepan. Akhirnya, saya putuskan menyerah. Saya pun akhirnya melipir ke kanan menjauhi Hajar Aswad.
Namun, saya sempatkan untuk memotret dan merekam perjuangan jemaah lainnya yang masih semangat demi mencium Hajar Aswad. Sementara semakin mendekati Subuh, gelombang jemaah yang tawaf mulai bertambah banyak.
Akhirnya saya menepi di belakang Maqam Ibrahim sambil duduk beristirahat. Dari kejauhan saya hanya duduk dan tersenyum tipis melihat Hajar Aswad.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda