Jokowi Minta Presiden Baru Distribusikan Alkes ke Rumah Sakit Daerah secara Merata
Senin, 06 Mei 2024 - 13:47 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap presiden baru dapat mendistribusikan alat kesehatan (alkes) ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya di daerah-daerah secara merata.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta pada hari ini Senin (6/5/2024).
"Mengenai rumah sakit-rumah sakit yang belum dikirim Carhlab, MRI, Mamogram, apa lagi? Di puskesmas yang belum ada USG, IKG yang akan dikirim lagi ini betul-betul nanti segera bisa terlaksana. Tentu tidak dalam masa pemerintahan saya, masa pemerintahan presiden baru. Betul-betul semua terlaksana," kata Jokowi.
Jokowi juga berharap presiden selanjutnya dapat memanfaatkan bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu dapat membuat Indonesia menjadi negara maju. "Bonus demografi 68% usia produktif betul-betul bermanfaat bagi negara ini untuk melompat maju. Kita jadi negara maju dengan GDP ekonomi yang baik, GDP per kapita yang tinggi sesuai yang dimiliki negara-negara maju," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta.
Jokowi mengatakan dirinya sering mendengar keluhan di daerah bahwa tidak adanya dokter spesialis di daerah tersebut. "Ini menjadi PR besar kita menurut saya karena rasio dokter berbanding penduduk kita. Saya juga kaget tadi pagi baru baca 0,47 dari 1.000. Peringkat 147 dunia sangat rendah sekali. Di ASEAN kita peringkat 9 berarti masuk 3 besar tapi dari bawah," jelasnya.
Jokowi mengatakan, masalah kekurangan dokter spesialis tersebut diharapkan dapat segera terisi. Sebab, alat-alat canggih kesehatan yang sudah diberikan ke daerah-daerah dapat digunakan secara baik.
"Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000, jumlah yang tidak sedikit ini yang harus segera diisi. Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sudah sampai di kabupaten kota yang sudah sampai di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya yang tidak ada," ungkapnya.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta pada hari ini Senin (6/5/2024).
"Mengenai rumah sakit-rumah sakit yang belum dikirim Carhlab, MRI, Mamogram, apa lagi? Di puskesmas yang belum ada USG, IKG yang akan dikirim lagi ini betul-betul nanti segera bisa terlaksana. Tentu tidak dalam masa pemerintahan saya, masa pemerintahan presiden baru. Betul-betul semua terlaksana," kata Jokowi.
Baca Juga
Jokowi juga berharap presiden selanjutnya dapat memanfaatkan bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu dapat membuat Indonesia menjadi negara maju. "Bonus demografi 68% usia produktif betul-betul bermanfaat bagi negara ini untuk melompat maju. Kita jadi negara maju dengan GDP ekonomi yang baik, GDP per kapita yang tinggi sesuai yang dimiliki negara-negara maju," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU) di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta.
Jokowi mengatakan dirinya sering mendengar keluhan di daerah bahwa tidak adanya dokter spesialis di daerah tersebut. "Ini menjadi PR besar kita menurut saya karena rasio dokter berbanding penduduk kita. Saya juga kaget tadi pagi baru baca 0,47 dari 1.000. Peringkat 147 dunia sangat rendah sekali. Di ASEAN kita peringkat 9 berarti masuk 3 besar tapi dari bawah," jelasnya.
Jokowi mengatakan, masalah kekurangan dokter spesialis tersebut diharapkan dapat segera terisi. Sebab, alat-alat canggih kesehatan yang sudah diberikan ke daerah-daerah dapat digunakan secara baik.
"Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000, jumlah yang tidak sedikit ini yang harus segera diisi. Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sudah sampai di kabupaten kota yang sudah sampai di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya yang tidak ada," ungkapnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda