Inovatif! Kemenag Bikin Aplikasi Pencarian Jemaah Haji Tersesat
Jum'at, 29 Maret 2024 - 14:52 WIB
Kasus jemaah haji Indonesia yang tersesat saat musim haji menggerakkan Kementerian Agama (Kemenag) untuk membuat aplikasi pencarian jemaah tersesat. Aplikasi pencarian jemaah tersesat diharapkan bisa selesai secepatnya dan bisa digunakan dalam penyelenggaraan haji di masa mendatang.
''Pada musim haji mendatang semoga aplikasi untuk menemukan jemaah haji menyasar dapat diterapkan,''harap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat penutupan Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2024, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (27/3/2024) lalu.
Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Men ini, sudah saatnya aplikasi itu diterapkan untuk mengurangi kasus jemaah haji Indonesia yang tersesat atau kesasar dari rombongannya. ''Kami di Kemenag sedang mengembangkan platform digital untuk bisa mencari jemaah yang hilang dengan lebih cepat,” katanya.
Gus Men mengungkapkan, Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi menyambut baik pembuatan aplikasi yang akan diterapkan Kemenag saat ibadah haji. Aplikasi tersebut nantinya kata Gus Men, berbasis jemaah. Karena itu, semua jemaah haji Indonesia wajib untuk menginstal aplikasi tersebut. ''Jadi, kalau aplikasi yang baru ada dalam pelaksanaan rangkaian ibadah haji saat ini hanya dioperasikan petugas, maka ke depan aplikasi itu dapat dimanfaatkan jemaah,” katanya.
Selain bisa untuk mendeteksi jemaah yang tersesat, platform digital ini dapat mengetahui layanan konsumsi dan transportasi. ''Aplikasi ini nantinya juga bisa mendeteksi jamaah yang kekurangan makanan, hilang, dan lain-lain. Sehingga kejadian tahun lalu di Mudzdalifah bisa diantisipasi dengan cepat. Ketika aplikasi ini nanti jadi, petugas harus bisa menggunakan,” kata Gus Men.
Tahun ini, 1.120 petugas haji siap diterbangkan ke Arab Saudi pada awal Mei mendatang. Jumlah tersebut merupakan rekrutan Kemenag sebanyak 890 orang dan Kemenkes 230 orang. Sedangkan jemaah haji Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji sesuai kuota sebanyak 241.000 orang yang terbagi atas jemaah haji reguler dan jemaah haji khusus.
''Pada musim haji mendatang semoga aplikasi untuk menemukan jemaah haji menyasar dapat diterapkan,''harap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat penutupan Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2024, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (27/3/2024) lalu.
Baca Juga
Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Men ini, sudah saatnya aplikasi itu diterapkan untuk mengurangi kasus jemaah haji Indonesia yang tersesat atau kesasar dari rombongannya. ''Kami di Kemenag sedang mengembangkan platform digital untuk bisa mencari jemaah yang hilang dengan lebih cepat,” katanya.
Gus Men mengungkapkan, Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi menyambut baik pembuatan aplikasi yang akan diterapkan Kemenag saat ibadah haji. Aplikasi tersebut nantinya kata Gus Men, berbasis jemaah. Karena itu, semua jemaah haji Indonesia wajib untuk menginstal aplikasi tersebut. ''Jadi, kalau aplikasi yang baru ada dalam pelaksanaan rangkaian ibadah haji saat ini hanya dioperasikan petugas, maka ke depan aplikasi itu dapat dimanfaatkan jemaah,” katanya.
Selain bisa untuk mendeteksi jemaah yang tersesat, platform digital ini dapat mengetahui layanan konsumsi dan transportasi. ''Aplikasi ini nantinya juga bisa mendeteksi jamaah yang kekurangan makanan, hilang, dan lain-lain. Sehingga kejadian tahun lalu di Mudzdalifah bisa diantisipasi dengan cepat. Ketika aplikasi ini nanti jadi, petugas harus bisa menggunakan,” kata Gus Men.
Tahun ini, 1.120 petugas haji siap diterbangkan ke Arab Saudi pada awal Mei mendatang. Jumlah tersebut merupakan rekrutan Kemenag sebanyak 890 orang dan Kemenkes 230 orang. Sedangkan jemaah haji Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji sesuai kuota sebanyak 241.000 orang yang terbagi atas jemaah haji reguler dan jemaah haji khusus.
(aww)
tulis komentar anda