Platform Kesehatan Ini Kolaborasi dengan 100 Psikiater Dukung Layanan Konseling Kejiwaan
Jum'at, 23 Februari 2024 - 23:51 WIB
JAKARTA - Mendapatkan kesehatan mental yang baik menjadi hak setiap individu. Definisi kesehatan mental menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan mental yang memungkinkan seseorang dapat mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dan bekerja dengan baik, hingga mampu berkontribusi pada komunitas.
Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, platform kesehatan Lifepack mengambil langkah penting dengan melakukan kolaborasi yang bertujuan memperluas layanan kesehatan khususnya di bidang kesehatan mental atau kesehatan jiwa.
Chief Marketing Officer Lifepack April Bautista Cabello mengatakan, pihaknya menyoroti pentingnya kesadaran kesehatan mental yang semakin meningkat. Untuk itu, sejak tahun 2022 terdapat lebih dari 100 psikiater di seluruh Indonesia yang tergabung di Lifepack.
Salah satu Psikolog Klinis ternama yang berkolaborasi yakni Baby Jim Aditya. Kolaborasi ini memberikan kemudahan bagi pasien yang membutuhkan konsultasi lanjutan dengan psikiater dan juga penebusan obat dengan mudah melalui Lifepack.
“Untuk memperluas jangkauan layanan psikiater, Lifepack juga melakukan kolaborasi dengan berbagai platform konseling. Kerja sama ini memberikan nilai tambah kepada platform tersebut untuk memberikan layanan konseling psikiater. Kolaborasi dengan platform dan komunitas peduli kesehatan mental menjadi komitmen Lifepack untuk mengurangi stigma negatif pada penderita gangguan kesehatan mental,” ujar April, Jumat (23/2/2024).
Menurut dia, terdapat dua hal kendala dalam layanan kesehatan mental. Pertama, soal akses yang masih minim dan stigma buruk konsultasi ke psikiater itu sangat mahal.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kami ingin menjadi bagian dari perjalanan proses pemulihan kesehatan melalui pendekatan yang holistik dan berupaya mendukung penuh pasien untuk mencapai kesehatan jiwa yang optimal,” kata April.
Co-Founder Sehat Jiwa Utari Dwi merespons positif kolaborasi dengan Lifepack. Berdasarkan pengamatan pihaknya, masih banyak warga yang bingung harus mengambil langkah apa jika mengalami masalah mental.
Untuk itu, adanya integrasi antarpenyedia layanan kesehatan diharapkan memberikan akses pelayanan profesional dan seamless untuk masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu dari sepuluh orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Lebih lanjut berdasarkan survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional (I-NAMHS) pada tahun 2022 lalu disebutkan lebih dari 17 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental.
Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, platform kesehatan Lifepack mengambil langkah penting dengan melakukan kolaborasi yang bertujuan memperluas layanan kesehatan khususnya di bidang kesehatan mental atau kesehatan jiwa.
Chief Marketing Officer Lifepack April Bautista Cabello mengatakan, pihaknya menyoroti pentingnya kesadaran kesehatan mental yang semakin meningkat. Untuk itu, sejak tahun 2022 terdapat lebih dari 100 psikiater di seluruh Indonesia yang tergabung di Lifepack.
Salah satu Psikolog Klinis ternama yang berkolaborasi yakni Baby Jim Aditya. Kolaborasi ini memberikan kemudahan bagi pasien yang membutuhkan konsultasi lanjutan dengan psikiater dan juga penebusan obat dengan mudah melalui Lifepack.
“Untuk memperluas jangkauan layanan psikiater, Lifepack juga melakukan kolaborasi dengan berbagai platform konseling. Kerja sama ini memberikan nilai tambah kepada platform tersebut untuk memberikan layanan konseling psikiater. Kolaborasi dengan platform dan komunitas peduli kesehatan mental menjadi komitmen Lifepack untuk mengurangi stigma negatif pada penderita gangguan kesehatan mental,” ujar April, Jumat (23/2/2024).
Menurut dia, terdapat dua hal kendala dalam layanan kesehatan mental. Pertama, soal akses yang masih minim dan stigma buruk konsultasi ke psikiater itu sangat mahal.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kami ingin menjadi bagian dari perjalanan proses pemulihan kesehatan melalui pendekatan yang holistik dan berupaya mendukung penuh pasien untuk mencapai kesehatan jiwa yang optimal,” kata April.
Co-Founder Sehat Jiwa Utari Dwi merespons positif kolaborasi dengan Lifepack. Berdasarkan pengamatan pihaknya, masih banyak warga yang bingung harus mengambil langkah apa jika mengalami masalah mental.
Untuk itu, adanya integrasi antarpenyedia layanan kesehatan diharapkan memberikan akses pelayanan profesional dan seamless untuk masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu dari sepuluh orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Lebih lanjut berdasarkan survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional (I-NAMHS) pada tahun 2022 lalu disebutkan lebih dari 17 juta remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda