Hasil Survei ICRC, PKN Berpeluang Lolos ke Parlemen
Sabtu, 10 Februari 2024 - 08:17 WIB
JAKARTA - Lembaga Survei Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) mengeluarkan rilis survei nasional. Hasilnya ada 10 parpol yang berpeluang untuk masuk ke DPR.
Rangking pertama masih ditempati PDIP (21,1%), Gerindra (18,1%), Golkar(9,8%), Nasdem (8,6%), PKB (8%), PKS (7,1%), Demokrat (5%), PAN (4,8%), Perindo (4,3%), dan PPP (4,1%). “PDIP berpeluang mencetak hattrick pada Pemilu 2024 ini. Secara keseluruhan jika Pemilu digelar hari ini ada 10 parpol yang lolos ke Senayan atau mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4%,” kata Direktur Eksekutif ICRC Hadi Suprapro Rusli, Jumat (9/2/2024).
Dalam survei itu, dua parpol baru yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang membuntuti. PSI sebesar 3,1% dan PKN 2,3%. “PSI adalah partai nonparlemen yang angka di bawah 4% tapi berpotensi untuk bisa lolos parliamentary threshold karena ada faktor Jokowi,” ujarnya.
Lebih lanjut Hadi menjelaskan ada temuan menarik terkait pergerakan PKN. Parpol ini secara diam-diam mulai merangkak naik dua kali lipat dibanding survei November-Desember 2023. “Bulan November 2023 PKN masih berada pada angka 0,4%. Desember naik menjadi 0,8% dan pada survei ini naik signifikan menjadi 2,3%,” ungkapnya.
Menurutnya, PKN adalah satu-satunya partai baru pada Pemilu 2024 ini yang masih memiliki peluang untuk bisa lolos parlemen dibandingkan Partai Gelora dan Partai Ummat. Setidaknya ada 3 alasan PKN lolos ke Parlemen.
Pertama yaitu selama ini meski tidak ramai di dalam pemberitaan media nasional maupun di media sosial, partai besutan Anas Urbaningrum itu fokus melakukan konsolidasi ke setiap daerah. Mereka juga tidak disibukkan dengan agenda mengkampanyekan capres ataupun cawapres yang saat ini bertarung.
“Pergerakan PKN tidak terlihat, namun secara pasti fokus dalam melakukan konsolidasi partai ke daerah-daerah. Partai ini satu-satunya partai yang tidak mendukung salah satu paslon capres 2024,” urainya.
Alasan kedua, tren elektabilitas PKN terus meningkat dengan signifikan dari 3 bulan terakhir ini. “Tren positif dari survei November dan Desember 2023 dan itu terus mengalami kenaikan hingga saat ini,” jelasnya.
Ketiga yaitu, pengaruh dari Ketua Umum PKN Anas Urbaningrum yang dinilai bertangan dingin akan membawa PKN berbuat banyak pada Pemilu 2024 ini. Berdasarkan pengalaman Anas memimpin Partai Demokrat yang sempat menjadi pemenang Pemilu 2009, Hadi menduga PKN akan memberikan kejutan. “Saya kira PKN akan memberikan kejutan di bawah Anas,” urainya.
Untuk Pilpres, diperkirakan akan terjadi dua putaran. Paslon nomor 2 Prabowo-Gibran baru mencapai elektabilitas 43,6%. Untuk lawan Prabowo-Gibran, menurut Hadi, masih sama-sama ada peluang antara Anies-Muhaimin ataupun Ganjar-Mahfud karena keduanya masih dalam margin of error. “Karena selisih antara pasangan tersebut masih dalam margin of error,” tandasnya.
Diketahui, survei dilakukan periode 26 Januari-1 Februari 2024 melalui wawancara via telepon oleh pewawancara terlatih dengan sampel sebanyak 1.230 responden. Sampel survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Metode penarikan sampel adalah stratified random. Margin of error sebesar kurang lebih 2,79%, pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel 83% dari jumlah populasi nasional (pengguna ponsel).
Rangking pertama masih ditempati PDIP (21,1%), Gerindra (18,1%), Golkar(9,8%), Nasdem (8,6%), PKB (8%), PKS (7,1%), Demokrat (5%), PAN (4,8%), Perindo (4,3%), dan PPP (4,1%). “PDIP berpeluang mencetak hattrick pada Pemilu 2024 ini. Secara keseluruhan jika Pemilu digelar hari ini ada 10 parpol yang lolos ke Senayan atau mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4%,” kata Direktur Eksekutif ICRC Hadi Suprapro Rusli, Jumat (9/2/2024).
Dalam survei itu, dua parpol baru yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang membuntuti. PSI sebesar 3,1% dan PKN 2,3%. “PSI adalah partai nonparlemen yang angka di bawah 4% tapi berpotensi untuk bisa lolos parliamentary threshold karena ada faktor Jokowi,” ujarnya.
Lebih lanjut Hadi menjelaskan ada temuan menarik terkait pergerakan PKN. Parpol ini secara diam-diam mulai merangkak naik dua kali lipat dibanding survei November-Desember 2023. “Bulan November 2023 PKN masih berada pada angka 0,4%. Desember naik menjadi 0,8% dan pada survei ini naik signifikan menjadi 2,3%,” ungkapnya.
Menurutnya, PKN adalah satu-satunya partai baru pada Pemilu 2024 ini yang masih memiliki peluang untuk bisa lolos parlemen dibandingkan Partai Gelora dan Partai Ummat. Setidaknya ada 3 alasan PKN lolos ke Parlemen.
Pertama yaitu selama ini meski tidak ramai di dalam pemberitaan media nasional maupun di media sosial, partai besutan Anas Urbaningrum itu fokus melakukan konsolidasi ke setiap daerah. Mereka juga tidak disibukkan dengan agenda mengkampanyekan capres ataupun cawapres yang saat ini bertarung.
“Pergerakan PKN tidak terlihat, namun secara pasti fokus dalam melakukan konsolidasi partai ke daerah-daerah. Partai ini satu-satunya partai yang tidak mendukung salah satu paslon capres 2024,” urainya.
Alasan kedua, tren elektabilitas PKN terus meningkat dengan signifikan dari 3 bulan terakhir ini. “Tren positif dari survei November dan Desember 2023 dan itu terus mengalami kenaikan hingga saat ini,” jelasnya.
Ketiga yaitu, pengaruh dari Ketua Umum PKN Anas Urbaningrum yang dinilai bertangan dingin akan membawa PKN berbuat banyak pada Pemilu 2024 ini. Berdasarkan pengalaman Anas memimpin Partai Demokrat yang sempat menjadi pemenang Pemilu 2009, Hadi menduga PKN akan memberikan kejutan. “Saya kira PKN akan memberikan kejutan di bawah Anas,” urainya.
Untuk Pilpres, diperkirakan akan terjadi dua putaran. Paslon nomor 2 Prabowo-Gibran baru mencapai elektabilitas 43,6%. Untuk lawan Prabowo-Gibran, menurut Hadi, masih sama-sama ada peluang antara Anies-Muhaimin ataupun Ganjar-Mahfud karena keduanya masih dalam margin of error. “Karena selisih antara pasangan tersebut masih dalam margin of error,” tandasnya.
Diketahui, survei dilakukan periode 26 Januari-1 Februari 2024 melalui wawancara via telepon oleh pewawancara terlatih dengan sampel sebanyak 1.230 responden. Sampel survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Metode penarikan sampel adalah stratified random. Margin of error sebesar kurang lebih 2,79%, pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel 83% dari jumlah populasi nasional (pengguna ponsel).
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda